Pradiningtyas , seorang ibu yang baru melahirkan dan terkena syndrom baby blouse. Menghadapi kehidupannya dengan semua masalah yang ada tanpa ada tempat untuknya bersandar, mengambil semua keputusan sendiri tanpa ada tempat untuk mencurahkan permasalahannya. Kerumitan rumah tangganya yang membuatnya semakin berada di titik terpuruk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daegal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
adek?
Tyas membiarkan Yuda sejenak menikmati waktunya dengan menggendong Ayuning. Pemikiran bahwa Yuda acuh terhadap anaknya seketika runtuh. Tiba-tiba air mata haru menetes begitu saja.
Setelah kurang lebih setengah jam Yuda akhirnya berhasil menidurkan bayinya. Ia meletakkan dengan sangat hati-hati ayuning di atas kasur.
Lalu ketika Yuda hendak beranjak. Ia menatap Tyas dengan tatapan yang sulit diartikan. Ntah apa yang sedang di pikirkan Yuda melihat Tyas menangis haru atas sikapnya barusan
"Sudah lama kamu berdiri di situ? "Tanya Yuda.
"Enggak... Enggak lama."Sangkal Tyas sambil mengusap pipinya yang dibasahi air mata.
"Aku hanya berusaha menenangkankan dia."ucap Yuda.
"Aku seneng mas liat kamu kayak tadi. Aku minta maaf kalau selama ini aku berpikir yang tidak-tidak tentang kamu." Ucap Tyas.
"Udah gak usah dibahas. Aku mau siap-siap ke rumah Disa."ucap Yuda.
"Aku udah siapin sarapan mas, cukup untuk kita berdua sarapan"ucap Tyas tersenyum.
"Ok,aku mandi dulu. Kamu kalau laper makan dulu nggak papa . Aku liat kamu udah ngerjain tugas rumah dari pagi."ucap Yuda berjalan keluar kamar.
Dalam pikirannya terbesit jika sebenarnya mas Yuda peduli. Tapi baru menunjukkan Sekarang? Kemarin-kemarin saat tyas benar-benar butuh mas Yuda tidak ada. akhirnya Tyas menyudahi kemelut pikirannya. Ia pun segera beranjak.
Tyas duduk di ruang makan sambil menunggu Yuda selesai mandi. Didepannya sudah siap oseng buncis ,telur ceplok juga sambal terasi. Menu sederhana yang selalu Tyas sajikan.
Tak lama kemudian ,terlihat Yuda keluar dari kamar mandi sambil mengatupkan tangannya sambil ia gesek-gesekan dan sesekali ia tiup.
Mengetahui suaminya tengah kedinginan,Tyas langsung menyodorkan secangkir kopi panas yang aromanya menguar begitu nikmat.
Dengan mata berbinar Yuda langsung menyambar kopi itu dan menikmatinya. Namun tiba-tiba Yuda menatap Tyas dalam-dalam, menyelidiki dari mana ia mendapatkan uang untuk membeli kopi
Yuda tidak tahu bahwa sebenarnya Tyas menjual anting pemberian Bu Retno untuk ayuning. Ia menukarkan dengan yang kadar gramnya lebih sedikit sehingga sisa uangnya bisa ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan di rumah.
Yuda menanyakan langsung kepada Tyas darimana dia mendapatkan uang. Namun Tyas sudah siap dengan jawabannya dengan beralasan meminjam dari tetangganya. Hal itupun tidak disadari Yuda jika Tyas tengah berbohong.
Setelah sarapan Tyas melanjutkan pekerjaan rumahnya dan Yuda telah berangkat menuju rumah Disa. Yuda menjadi kuli bangunan untuk membangun rumah Disa. Karena pendidikannya yang minim membuat Yuda tak bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi.
"Berangkat yud.."sapa Mpok Lela.
"Iya Mpok,mari."ucap Yuda berlalu namun tiba-tiba ia berbalik arah .
"Eh Mpok ,maaf Tyas apa ada pinjem uang sama Mpok Lela ya"ucap Yuda sungkan.
"Ha???"ucap Mpok Lela spontan. Ia langsung berfikir sejenak, sebenarnya apa yang terjadi dengan Tyas sampai ia berbohong pada Yuda kalau ia meminjam uang pada saya.
"Mpok? Kok malah bengong ?"tanya Yuda melambaikan tangan di depan muka Mpok Lela
"Eh iya, ada dia kemaren pinjem gak banyak kok Yuda. Udah gak usah buru-buru dibalikin. Mpok lagi nggak butuh-butuh banget sekarang."ucap Mpok Lela.
"Maaf ya Mpok jadi merepotkan, terimakasih juga malam itu Mpok mau bantuin Tyas."ucap Yuda.
"Iya yud sama-sama "balas Mpok Lela.
"Saya permisi Mpok"pamit Yuda berlalu.
Namun Mpok Lela tak beranjak. Ia tau betul Tyas dan sekarang pasti sedang ada masalah sehingga terpaksa berbohong bahwa dia berhutang. Akhirnya Mpok Lela memilih menanyakan langsung pada Tyas.
Mpok Lela langsung berjalan menuju rumah Tyas, untuk menjawab semua pertanyaan yang muncul di kepalanya.
Sesampainya di sana ,terlihat Tyas tengah duduk di teras sambil menjemur bayinya
Tak basa-basi,Mpok Lela langsung menceritakan perihal dirinya yang bertemu Yuda dan menanyakan hutang. Mpok Lela ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, mengapa Tyas sampai berbohong hutang padanya.
Mpok Lela tau benar sifat Tyas ,jika ada masalah ia pasti akan melibatkan Mpok Lela jika ia sendiri tak mampu menghadapinya sendiri
akhirnya Tyas pun meminta maaf kepada Mpok Lela jadi bawa-bawa nama Mpok ke dalam masalah nya untuk ke sekian kalinya.Sebenernya Tyas tuker giwang pemberian Bu Retno dengan gram yang lebih kecil karena untuk menutup semua kebutuhan rumah juga kebutuhan Ayuning,karena mas Yuda belum kasih uang sama sekali pada Tyas.
Mpok Lela tak mampu menahan tangis melihat Tyas yang hidup serba kekurangan, namun ia juga tak bisa berbuat banyak karena Tyas tak ada hubungan keluarga dengannya. Hal itu membuat Mpok Lela tak bisa ikut campur dalam urusan rumah tangganya.
Dari dulu saat Tyas pacaran sama anaknya Mpok Lela ia sudah sayang dengan tyas. Sekarang walaupun Tyas nyatanya bukan jodoh anak Mpok tapi Mpok juga tetep sayang dengan Tyas.
Tanpa Tyas sadari cairan bening lolos begitu saja dari ujung matanya. Tyas tak kuasa menanggung semua kesedihannya atas hidup yang ia jalani. Kehidupan yang serba pas-pasan membuat Tyas merasa sangat memprihatinkan. Namun satu semangat Tyas untuk tetap kuat menjalani kehidupan nya yaitu ada ayuning yang bergantung kepadanya.
setelah itu, Mpok Lela pun pamit untuk pulang, karena sudah tak ada keperluan lagi.
Hati Tyas merasa tenang bercampur sedih. Melihat Mpok Lela yang bisa dikatakan adalah orang asing baginya justru menjadi orang yang pertama tau tentang dirinya. Bukan dalam hatinya tak percaya sendiri pada suaminya. Namun kenyataannya Mpok Lela lah yang lebih tau dirinya.
Setelah setengah jam berjemur,Tyas membawa masuk bayinya. Namun begitu memasuki rumahnya perhatian Tyas tertuju pada benda pipih milik suaminya yang tertinggal.
Tyas langsung berniat mengambil ponsel itu. Walaupun ia sendiri tak memiliki ponsel setidaknya ia tau cara mengoperasikan ponsel itu.
Saat ponsel itu berada di genggaman Tyas tiba-tiba ponsel itu berdering. Terlihat disana ada nama "Adek".
Kening Tyas berkerut menatap ponsel itu.
"Emang mas Yuda punya adek ya? Adek yang mana ya, kayaknya sekalipun adek sepupu mas Yuda juga tak punya deh. Lalu ini adek yang mana? "Gumam Tyas.
Daripada mati penasaran dan penuh tanya akhirnya Tyas memberanikan diri untuk mengangkat telepon itu. Walaupun awalnya ragu karena selama ini Tyas juga tak pernah meminjam ponsel itu dari Yuda. Namun ia memutuskan untuk mengangkatnya
Tyas menggeser icon berwarna hijau lalu ditempelkan di telinganya.
"Kok lama banget sih ngangkatnya sayang?"ucap seorang wanita terdengar.