tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Arleta
Waktu menunjukan pukul 8 malam. Darius akhirnya selesai dengan acara memasaknya. Dia berdinas pukul 9 malam, itu sebabnya dia menyempatkan diri untuk memasak makan malam untuknya dan untuk Alena, biasanya Alena yang akan memasakan untuk makan malam mereka, tapi karena wanita itu sedang merajuk jadi Darius yang memasak. Dia juga berharap masakannya bisa sedikit meredakan kekesalan Alena, karena Alena paling suka makanan buatannya.
Setelah menyimpan makanan ke meja makan, Darius pun langusng berjalan ke kamar Alena, berniat untuk memanggil putrinya.
“Alena.’’ Panggil Darius, lelaki itu mengetuk
pintu dengan sedikit kencang karena Alena tidak kunjung merespon panggilannya.
Alena menutup kupingnya Ketika mendengar suara Darius yang terus memanggilnya, sedari tadi pulang kuliah dan masuk kamar, Alena tidak berhenti menangis, Alena masih berusia 17 tahun, gadis remaja itu tidak bisa berpikir rasional, dia tidak tau bagaimana mengatasi perasaanya yang sedang terluka jadi dia hanya bisa melampiaskannya dengan terus menangis.
.Dan Ketika Darius memanggilnya tentu saja Alena tidak akan membuka pintu, mendengar suara ayah angkatnya saja membuat Alena merasa sesak, apalagi jika harus melihat wajah lelaki itu.
Darius menghela nafas Ketika tidak ada respon dari Alena, sungguh Darius bingung harus bagaimana, dia lebih baik diberikan tugas besar di lapangan dari pada harus menghadapi putrinya yang merajuk. Dulu Alena pernah berbulan-bulan mendiamkannya hanya karena dia tidak menepati janji untuk menemani ke konser karena saat itu Darius sedang ada tugas dadakan. Lalu bagaimana dengan sekarang, yang pasti Alena akan lebih mendiamkannya seperti dulu.
“Ya sudah jika kau tidak mau makan, papa akan pergi berdinas jam 9, jadi jika kau lapar kau tinggal panaskan makanan yang ada di meja,’’ ucap Darius. Dia memutuskan untuk menunda berbicara pada Alena, dan membiarkan Alena tenang terlebih dahulu.
**
'‘Apa ada masalah?” tanya Arleta Ketika menghampiri Darius di ruangannya, lelaki itu tampak melamun, tentu saja karena dia memikirkan Alena, Darius benar-benar seperti akan gila menghadapi putrinya yang remaja, karena darius seperti ayah lainnya yang selalu bingung jika membujuk putrinya.
"Aku sedang bingung bagaimana caranya menghadapi putriku, dia masih kesal dan marah karena aku membentaknya dan karena ketauan bekal buatannya di makan olehmu,’’ jawab Darius dengan lesu.
Arleta mengangguk-anggukan kepalanya, sungguh dalam hati, Arleta mengutuk Alena karena di mata Arleta Alena sangat berlebihan, tentu saja dia sudah tau bahwa Alena hanya anak angkat Darius, dan tentu saja sebagai wanita yang dari dulu tertarik pada Darius Arleta cemburu.
bukan hanya Arleta saja yang tau, semua divisi pun tau bahwa Darius adalah ayah yang sangat menyayangi dua anak kembarnya.
Mungkin jika Alena anak kandung Darius, Arleta tidak akan terlalu cemburu bahkan arleta akan berusaha mendekati Alena untuk lebih memenangkan hati Dariuis, tapi sayangnya gadis remaja itu adalah anak angkat dari lelaki yang dia cintai hingga Arleta merasa tidak harus mendekati anak itu.
“Kau sepertinya sangat tertekan sekali Ketika putri angkatmu merajuk,’’ ucap Arleta, dia bertanya sambil tersenyum, tapi hatinya merasakan kesal luar biasa.
“Jangan sebut dia anak angkatku, dia anak kandungku,’’ tegur Darius membuat Arleta langsung terdiam.
‘’Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu." Dengan cepat aletta meminta maaf, Darius selalu tersinggung jika ada yang menyebut Alena anak angkat.
"Alena dan Ken adalah kedua anakku, hanya mereka yang aku punya di dunia ini. Dan Dari dulu aku paling tidak bisa didiamkan oleh mereka, apalagi Alena. Dia seorang wanita tentu saja lebih butuh perhatian ekstra daripada anakku yang lelaki. Jadi itu sebabnya, aku bingung bagaimana cara membujuknya."
Arleta mulai memutar otak, haruskah Dia mendekati Alena untuk mengambil hati Darius, walaupun pada awalnya dia tidak mau mendekati gadis remaja itu, tapi sepertinya dia harus mulai membiasakan diri mendekati Alena, siapa tahu Alena merestuinya dengan Darius, bisa saja Alena meminta Darius untuk menikahi dirinya.
"Apa aku harus meminta maaf secara langsung padanya karena meminta bekalmu, siapa tahu dia langsung bisa memaafkanmu?" Tanya arleta yang memberikan saran pada Darius. Namun dengan cepat Darius menggeleng, karena kemarin ketika Alena mengetahui Dia sedang dekat dengan wanita lain, wajah Alena berubah dan tentu saja Alena akan semakin marah jika sampai arleta berbicara dengan Alena.
"Tidak usah, putriku tipe yang posesif, dia tidak suka aku dekat-dekat dengan wanita lain, jadi sebisa mungkin aku menyembunyikan kedekatan kita. Tidak usah terlalu dipikirkan tentang putriku, dia pasti akan membaik sebentar lagi."
Tiba-tiba tubuh Arleta membeku ketika mendengar ucapan Darius yang mengatakan bahwa Alena sedikit posesif. Entah kenapa feeling arleta merasakan ada hal yang aneh dengan ucapan Darius ketika Darius mengatakan Alena posesif pada Darius.
"Besok tidak usah membuatkan bekal untukku, aku tidak mau putriku merajuk lagi. Jika waktunya tepat, aku akan perkenalkanmu padanya, dan jika putriku setuju ayo kita melangkah ke jenjang yang serius."
Mata arleta membulat ketika mendengar itu, "jadi maksudmu jika putrimu menerima kehadiranku kita akan mempunyai komitmen?" Tanya Arleta memastikan.
Darius mengangguk walaupun dia masih ragu dengan perasaannya pada arleta karena dia juga tidak tahu perasaannya sendiri, tapi tidak ada salahnya jika mencoba untuk mempunyai komitmen, dan tentu saja itu harus persetujuan Alena.
"Hmm, mohon bersabar aku harus berbicara dengan putriku secara perlahan karena putriku bukan tipe wanita yang suka dipaksa."
Arleta Mengangguk-nganggukkan kepalanya, tentu saja wanita itu begitu bahagia ketika mendengar ucapan Darius.
****
Beberapa hari kemudian
"Kakak sedang bekerja lalu kenapa kau memaksa kakak kemari?" Tanya Austin yang mendudukan diri di sebelah Alena. Ini sudah beberapa hari berlalu semenjak kejadian Alena dibentak oleh Darius dan semenjak Alena tahu Darius sudah memiliki kekasih. Dan selama beberapa hari ini pula, Alena mendiamkan lelaki itu. Dia Sama sekali tidak menganggap keberadaan Darius walaupun Darius terus mengajaknya berbicara dan terus menggumamkan kata maaf.
Dan semalam Alena benar-benar tidak bisa menahan semuanya, jadi dia meminta kakak pertamanya untuk datang, memang hanya Austin yang mengetahui tentang perasaannya pada Darius.
Alena lebih dekat pada kakak pertamanya daripada kakak kembarnya, jadi dia lebih nyaman menceritakan semua perasaannya pada Austin. Termasuk sekarang di mana dia berencana untuk meminta saran kepada kakak pertamanya.
"Kau tidak ikhlas sekali datang kemari," ucap Alena menggerutu.
"Memang, kakak memang tidak ikhlas datang kemari," jawab Austin membuat Alena berdecak kesal.
"Kenapa, kau sedang ada masalah dengan cinta monyetmu itu?" Tanya Austin lagi.
"Bukan cinta monyet, cintaku tulus untuk papa Darius." Jawab Alena yang tidak terima dan kini bagian Austin yang berdecak kesal.
"Jadi tujuanmu memanggil kakak kemari apa, Kau pikir kakak pengangguran."
"Kak ...." Pada akhirnya Alena menceritakan semuanya tentang apa yang terjadi. Dia mengerti dengan perasaan adiknya.
"Begitu saja kau bingung." Austin menjawab dengan singkat membuat Alena kesal.
"Lalu aku harus bagaimana."
"Kau itu jangan gegabah, dengan kau terus menampilkan amarahmu itu akan memperburuk hubungan kalian, berpura-pura saja terima jika ayah angkatmu sudah memiliki kekasih, setelah itu jauhkan dia dengan kekasihnya secara perlahan, kau bisa berpura-pura setuju dengan hubungan mereka. Lalu setelah kau dekat dengan kekasih ayah mu, kau bisa membuat mereka mulai salah paham.''
"Apa Aku tidak terlalu jahat jika melakukan itu?" Alena dengan polosnya, membuat Austin rasanya ingin mengumpat.
"Kakak hanya menyarankan saja, jika kau meminta ayahmu untuk tidak berpacaran dengan siapapun, bisa saja di belakangmu dia tetap berpacaran dengan wanita itu. Lalu kau mau itu terjadi. Jadi rencana paling bagus adalah, berpura-pura menerima hubungan mereka dan pisahkan mereka secara perlahan, dan setelah mereka berpisah, kau bisa menjebak papamu itu untuk tidur denganmu, jika kau hamil, minta pertanggungjawabannya dan dia pasti akan menikahimu lalu semuanya selesai bukan."
Austin tentu saja hanya bercanda menyarankan Alena seperti itu, mana mungkin dia menyuruh adiknya untuk menjebak seorang lelaki hanya agar hamil, Tapi sayangnya candaan Austin malah ditanggapi serius oleh Alena.
"Kau benar Kak, aku harus hamil anak Papa Darius, dengan begitu Papa Darius akan menikahiku."
Mata Austin membulat ketika mendengar ucapan adiknya. "Kakak hanya bercanda, Jangan menganggap itu serius. Awas aja jika kau melakukan itu."
Alena hanya tersenyum, membuat Austin bergidik, adiknya adalah tipe yang keras kepala. Tidak mungkin menurut hanya dengan satu larangannya saja.
"Tentu saja aku tidak akan melakukannya, mana mungkin aku melakukan itu," jawab Alena, tatapan Alena membuat Austin bergidik, Dia tahu adiknya berbohong. Bisa saja adiknya melakukan apa yang dia sarankan barusan.
Alena cegil bener 🫠🫠
Komen 50 dulu dong besok crazy update kalau 50 komen