kisah cinta dalam perjodohan, penuh luka dan air mata, hanya Demi mewujudkan wasian terahir dari kedua orang tuanya ia rela menikah tanpa cinta...
bagaimana. selajutnya apakah pernikahan dan juga cintanya bersambut atau hanya menambah luka di hatinya...
ikuti terus sahabat Nana imuet.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kekecewaan falinda
Brak
Tama langsung menendang pintu yang tertutup hingga terbuka, bahkan falinda sampai terkejut, apalagi falinda dengan memasak di dapur,
"Kak..." dengan wajah terkejut falinda menghampiri Tama yang kelihatan marah, ia juga tidak tahu akan sebab Tama marah..
Tama mendekati falinda dengan wajah merah padam, dan ada kilatan kemarahan di matanya..
"Apa peringatan kemaren tidak kamu hindarkan falin, apa masih kurang penyiksaan kemaren sehingga kamu mengulanginya lagi.."
"Maksut kakak apa .." dengan gemetaran falinda mencoba melihat wajah suaminya..
"Jangan pernah dekat dengan laki-laki lain, apa masih kurang, hah, hingga berpelukan di area makan apa kamu masih mau mengelak juga.."
falinda masih mencerna ucapan Tama, ia juga ingat akan kemaren yang tak sengaja bertemu Brian dan ia hampir terjatuh, ia juga ingat saat itu..
"Yaallah siapa yang berani adu domba aku dan kak Tama, apakah kepercayaan kak Tama setipis tisu." hatinya.
"Apa kamu mengingatnya.. Jika ingat, kenapa kamu ulangi lagi, apa masih belum jera dengan peringatan kemaren.. Hem."
"Maaf kak, aku gak sengaja jatuh dan di tolong oleh kak brian, tolong kak, jangan salah paham.." falinda yang memohon.
Tama mencengkeram kuat tangan falinda hingga falinda meringis kesakitan..
"Ssss auch... Sakit kak.." falinda mengadu saat tangannya di cengkeram oleh Tama.
"Jangan sekali-kali kamu membuat kesalahan seperti ini. Camkan itu atau aku akan membuat hidupmu menjadi hancur sehancur-hancurnya."
Tama langsung meninggalkan falinda yang menangis terisak, bagaimana Tidak hanya Tidak sengaja ia langsung di beri peringatan oleh Tama, jujur ia maresa tertekan hidup berumah tangga dengan Tama ia ingin bebas, bebas dari laki-laki yang Tidak pernah mencintainya dan juga membencinya.. Ia selalu ingin bertanya salah apa dirinya di masa lalu sehingga Tama begitu membencinya..
Dengan meringis falinda melanjutkan pekerjaannya walaupun biasanya sedikit mieriang karena ia sempat kehujanan kemaren pulang dari makam. Dan ulah suaminya jann kasar, membuat biasanya seperti remuk redam..
"Papa, ma falinda udah gak kuat,, " falindau meringis saat kepalanya tiba-tiba sakit dan juga cairan merah yang menetes di hidungnya..
"Astaghfirullah.. " falinda mengusap cairan itu,
"Yaallah sakit sekali.." falinda memegangi kepalanya dan jatuh gak sadarkan diri.
Sementara Tama yang sudah melampiaskan amarahnya menjadi sedikit lega, karena amarah yang belum sepenuhnya hilang,
"Jika kamu tidak tebar pesona tidak akan akh akan melukai mu seperti ini tapi setiap kamu pergi selalu membuat amarah dalam diriku terbakar, "
Tama juga entah cemburunya yang Tidak terkendali jika itu mengenai falinda, seakan ia tak rela miliknya di jamah oleh orang lain.
Felix yang sudah memperingati Tama menjadi malas untuk kembali ke kantor padahal pekerjaan nya banyak,,
"Kenapa suntuk.." tanya seorang wanita yang duduk berhadapan dengannya..
"Entahlah pusing aku, punya sahabat sekaligus bos tak mau mengerti takutnya akan menjadi penyesalan di kemudian hari.." Felix mendesah kasar.
"Biarkan saja toh nanti jika sudah menyesal baru terasa.."
"Apa kamu kami liburan dengan keluargaku ke kampung halaman.." ajak wanita tadi..
"Ke kampung ngapain.." tanya Felix.
"Bertemu keluargaku bukanya kamu sudah setuju untuk bertemu mereka.."
"Jangan sekarang, aku butuh. Waktu, apalagi jika saat nanti bosku terpuruk siapa yang mendampingi nya tak juga kan aku meninggalkan mu.." Felix yang belum bisa meninggalkan Tama.
"Tapi sampai kapan, sampai kapan aku selalu menunggu, 3 tahun mas, apa belum cukup juga.." ucapnya sendu.
"Aku akan tepati janjiku ke kamu sayang tapi tolong bersabarlah, aku akan meminta bosku mengambil cuty.." sebenarnya Felix juga tak ingin mengulur waktu tapi ia juga Tidak bisa abai.
"Baiklah, aku akan tunggu kamu satu bulan jika Tidak maka aku akan. Pergi meninggalkan kamu mas, dan wanita itu butuh kepastian bukan hanya janji saja.."
"Baiklah tunggu aku, aku janji.."
"Hem.."
Felix menjadi pusing akan hubungannya atau bosnya, jujur ia merasa di lema,
Setelah pulang dari lestoran tadi, Felix kembali ke kantor dan mencoba menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai itu, apalagi mungkin tak Tidak akan kembali dalam waktu dekat ini..
"Huhu... Nasib jadi kacung harus mengerjakan sendiri." gumannya.
Setelah pertengkaran itu, Tama maupun falinda sudah seperti biasa, ia juga melakukan kewajibannya seperti biasa, hingga satu bulan lamanya Tama sudah tak secuek itu kepada falinda, falinda juga berusaha untuk menjauhi kaum Adam agar Tama tak marah lagi dengan dirinya..
Hari ini falinda akan ke rumah sakit, ia akan mengambil hasil Sempel darah yang ia lakukan di rumah sakit kemaren, karena pusing dan juga mimisan yang sering terjadi satu bulan ini..
"Kak maaf nanti aku izin pulang agak telat ya.." falinda yang masih duduk berhadapan di meja makan.
"Hemb.. jangan lama-lama, dan juga jangan pernah bertemu dengan laki-laki lain.."
"Baik kak, aku pamit ya..." falinda mengambil tangan suaminya untuk takzim..
Tama pun menerima uluran itu, dan semoga saja hubungan ini bisa membaik seiringnya waktu, harapan falinda.. Dengan senyum mereka falinda pun pergi ke kampus, dan siang nanti falinda ingin ke rumah sakit untuk melihat hasil tesnya...
Singkat cerita waktu telah berganti falinda sudah berada di rumah sakit menunggumu hasil tesnya di bawa keluar oleh sang dokter.. Jujur dalam hati ia ketar-ketir, membayangkan hasil tes itu, dan tak lama falinda di panggil menuju ruangan dokter yang menangani hasil leb falinda..
falinda duduk dengan perasaan cemas saat memasuki ruangan sang dokter..
"Bagaimana dok hasil leb saya..." tanya falinda kepada sang dokter karena ia tidak mengerti akan hasilnya.
"Emb... begini ya dengan adik falinda,, sebelumnya saya minta maaf san juga turut prihatin, " ucapkan sang dokter yang menghela nafas..
"MAksut dokter bagaimana."
"Sebenarnya apa yang adik falinda keluahkan bahwa adik terkena penyakit terkena penyakit leukimia stadium 2, mungkin bisa di sembuhkan dengan cara kemoterapi, hanya saja memerlukan biaya yang sangat banyak dan juga membutuhkan donor sumsum tulang belakang bagi yang cocok, apa adik punya keluarga yang bisa mendonorkan sumsum tulang belakangnya.." tanya sang dokter.
Deg
falinda hanya menggeleng. bagiamana Tidak hasil leb menunjukan. dirinya mengidap penyakit yang mematikan, sedangkan saudara ia tak punya.. Apakah ia masih bisa di beri panjang umur..
"Apakah saya bisa sembuh dok.."
"Bisa asalkan adik punya keinginan untuk sembuh jangan pantang semangat, dan juga menjalani serangkaian pengobatan dan juga kemoterapi,"
Setelah mendapat penjelasan itu falinda berjalan dengan lungai..
(Mohon maaf jika ada kesalahn tengang penyakit, autor hanya mengarang saja hehehe mohon kritik dan saran...)
kl falinda ttp bertahan ya perempuan pling bodoh, bertahan krn cinta pa krn harta, secara kn suaminya kaya.
dinikahi lelaki kaya kl mkn hati tiap hari ya ogah lah, mnding cpt cerai upgrade diri jd wanita sukses, jd nnti bisa dpt jodoh yg lbih keren.
hidup cm sekali dah penyakitan mnding cerai sembuhin diri hidup bhgia paling tidak seandainya gk sembuh bisa menikmati hidup dng bhgia.