Suatu hari seorang ksatria yang kehilangan ingatannya terbangun di dalam sebuah rumah dan ternyata itu adalah rumah seorang gadis cantik yang buta bernama Alaina alaisa dan seekor gagak yang bisa berbicara.
Setelah berbincang-bincang akhirnya sang Ksatria di beri nama oleh alaina yaitu ali, mereka pun akhirnya hidup bersama.
Namun tanpa di sadari, awal dari pertemuan itu adalah takdir dari tuhan. karena mereka adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan bumi dari ancaman iblis szamu yang akan bangkit.
Inilah kisah ali dan alaina yang akan memimpin umat manusia memerangi kedzaliman iblis szamu dan pengikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukron bersyar'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jurus baru dan menyusuri hutan terlarang
Tiga hari berselang dan ini adalah hari keempat ku latihan bersama alaina, dari semenjak latihan pertama hingga tiga hari berikutnya, intensitas latihan jadi semakin tinggi, Alaina tak segan-segan untuk menyerang ku secara berturut-turut dengan sihir-sihir hebatnya, dan sudah terhitung tujuh kali aku terkena serangan telaknya, dan dari hari itu aku belum sama sekali melancarkan satupun serangan yang mengenainya, karena sangat sulit untuk dapat mendekatinya, karena jangkauan serangan ku sangat dekat. namun hari ini akan berbeda , karena aku diam-diam telah melatih jurus baru setiap malam.
"Kau terlihat sangat bersemangat sekali kali hari ini, sepertinya ada sesuatu yang kau rencanakan" Celoteh reno.
"E-eh tidak, hanya merasa lebih baik aja dari hari kemarin" Ucapku.
"Instingnya kuat banget ini burung" Gumamku
"Yosh kalian sudah siap? Peraturannya seperti biasa oke". Ucap reno.
"Siap!" Jawab kami serentak,
"Mulai" Ucap reno.
"Hukuman langit, hujan api!!" Seperti sebelumnya, kebiasaan alaina adalah memulai serangan dengan hujan api, seperti biasa akupun Menghindarinya dengan baik.
"Bola api!!!"
"Bhuuussshhh!!!"
Serangan selanjutnya adalah bola api yang sangat besar dan cepat, kali ini aku tidak akan hanya menahannya dengan cara sebelumnya, aku akan menghancurkannya tepat di udara.
"Asura kai, percepatan konstan" Aku pun berlari dengan cepat kerah bola api. 'Teknik pedang ganda, tebasan udara' aku pun melompat dan menebas bola api besar itu.
"DWARRRR!!!"
Lalu dengan mengalirkan aura pada kaki ku aku bisa menendang udara sehingga aku tetap mempertahankan posisi di udara, untuk mengantisipasi serangan mahkota duri yang akan di lancarkan oleh Alaina,dan secara bersamaan aku melempar kedua pedangku keatas, lalu aku Memfokuskan auraku pada kedua tanganku untuk melesatkan jurus baru ku 'tinjuan dewa' secara beruntun,
"Tinjuan dewa!"
"Buuukk,...Buuukk,....buuk,...bhuuushhh!!!"
"Dwaaarr!,,...Dwarrr!,...Dwarr!!!". Alaina menahan serangan ku dengan mengeluarkan sihir pertahanannya, akan tetapi ia sedikit terdorong ke belakang saat menahan serangan tinjuan dewa ku.
lalu diwaktu yang bersamaan, aku kembali menendang udara untuk mengambil kedua bilah pedangku yang masih melayang di udara.
"Singsss,, singssss,, bhuussss,...!!!".lalu aku melemparkan kedua bilah pedangku yang telah ku selimuti dengan auraku ke arah Alaina,
namun aku sengaja mengarahkannya sedikit ke depan Alaina,agar ia mengira bahwa serangan ku meleset dan membuatnya berfikir itu tidak perlu dihindari, karena tujuan utamaku adalah untuk menghasilkan debu untuk mengecoh deteksi mata ilahi Alaina.
"Dwaarrrr!!!" Suara kedua pedangku menghantam tanah dan menghasilkan debu di sekeliling alaina.
"Rencanaku berhasil" Gumam ku, lalu akupun melesat dengan cepat kearah Alaina, sebelum Alaina dapat bereaksi.
"Hiaaaaatttt!!!" Teriakku, saat aku melompat untuk mendaratkan satu serangan kepada Alaina yang berada di depanku.
"Freeeezzz!!!"
"E-eh,.. E-ehh,... Apa ini," Gumamku, saat aku membeku dengan sekejap mata, terkena sihir Alaina.
"Bola api!"
"Dwarrr,..!!!" Akupun terpental cukup jauh.
"Oke sudah cukup, latihan selesai" Ujar reno.
"Aku terkejut dengan manuver-manuver dan rentetan serangan yang kamu berikan, untung saja jurus baruku berhasil" Ujar Alaina menghampiriku
"Ehh,... ternyata bukan cuman aku yang punya jurus baru" Gumamku, saat aku masih membeku.
"Iya aku akui, dirimu telah banyak berkembang, dan jauh lebih kuat dari sebelumnya, sepertinya ini waktunya untuk menyusuri hutan, seperti yang vanesa minta" Ujar reno.
"Saat kau meninju udara, bagaimana cara melakukannya?" Tanya Alaina,
"Oh itu jurus baruku, aku menamainya 'tinjuan dewa', aku memfokuskan aura di kedua tanganku, lalu memadatkannya, dan melepaskannya secara cepat, alih alih seperti meninju udara, namun sebenarnya itu adalah rentetan pukulan aura, aku melatih itu setiap malam". Ujarku.
"Hoh ternyata kau hebat juga" Ujar reno.
"Iya karena aku menyadari, aku tidak bisa menggunakan sihir, karena auraku dan mana ku telah terdistorsi yang menyebabkan aku tidak bisa menggunakan sihir, jadi aku memanfaatkan itu untuk menambah kekuatan fisikku, dan tebasan kedua bilah pedang saat aku menebas sihir bola api besar milikmu, sebenarnya itu adalah hasil dari auraku yang ku alirkan kepada kedua bilah pedangku dan memadatkan udara di sekelilingnya, sehingga aku bisa mengeluarkan tebasan yang melesat cepat memotong bola sihirmu, meskipun terlihat tebasannya seperti sihir namun sebenarnya itu bukanlah sihir kan guru?".
"Ternyata kau cukup pintar, sebelum aku memberitahumu soal itu, karena mana mu telah terdistorsi, sangat efisien untuk memanfaatkannya untuk menambah atribut fisik mu, meski mirip-mirip dengan sihir penguatan, namun itu sedikit berbeda komposisinya, jika di bandingkan jauh lebih kuat milikmu dibandingkan sihir penguatan pada umumnya, karena kau menggabungkan aura dan mana mu, sedangkan sihir penguatan pada umumnya itu terpisah antara aura dan mana, seperti yang kita ketahui, aura dan mana adalah sesuatu yang tidak bisa di gabungkan, terkecuali milikmu Ali, aura dan mana bekerja dengan silih membantu satu sama lain, dan sihir itu di lakukan menggunakan mana yang dibantu oleh aura untuk bisa mengontrol fisik penggunanya agar tidak terbebani saat mengeluarkan sihir". Ujar reno.
"Wah hebat sekali kamu Ali, sepertinya aku harus latihan lebih giat lagi" Celoteh Alaina.
"Eeem,.. sepertinya itu tidak perlu Alaina, kau sudah jadi penyihir yang kuat dan sangat hebat" Ujarku.
"Tapi sepertinya kau tidak menyadari sesuatu yang penting" Ujar reno.
"Apa itu guru?" Tanyaku.
"Coba kau alirkan auramu ke dalam pedangmu" Ujar reno, akupun segera melakukannya.
"Iya kita lihat, pedangmu berubah warna dan bentuknya kan?" Ujar reno.
"Oh iya, sebenarnya aku juga menyadarinya, tapi menurutku itu bukanlah sesuatu yang luar biasa" Ucapku.
"Heehh, tidak-tidak, normalnya, pedang itu tidak akan bisa menampung aliran aura dengan begitu kuatnya, adapun yang bisa itu pun tidak akan merubah bentuk pedangnya, aku juga penasaran asal-usul pedangmu itu, kau mendapatkan itu dari mana?" Ujar reno.
"Eeeh,.. jangan tanya aku guru, jangankan pedang ini, diriku pun tidak tahu asalnya dari mana" Celoteh ku.
"Haah, iya juga si, salah aku bertanya seperti itu pada dirimu". Celoteh reno.
"Yasudah, sekarang kita istirahat dahulu sebelum bersiap untuk pergi menyusuri hutan" Imbuhnya.
......................
Untuk di ketahui :
teknik 'asura kai' adalah teknik pertahanan alamiku, yang mengandalkan fisik yang telah terlatih, dibantu dengan melepaskan sedikit aura lalu memadatkannya untuk menyelimuti tubuhku dari luar, sehingga tubuhku tidak terkena dampak dari serangan yang aku tangkis.
Sedangkan teknik pedang ganda 'tarian pedang' adalah skill berpedang yang aku miliki secara alamiah, dengan mengayunkan kedua bilah pedangku secara masif, dan teratur ke segala arah. Ditambah efek debuff dari pemakaian aura, sehingga serangan tarian pedangku menjadi lebih cepat dan efisien.
Semua itu aku pelajari secara otodidak, karena auraku tlah terdistorsi dengan baik berkat latihan ku, aku menyadari aku tidak akan bisa menggunakan sihir seperti Alaina, akan tetapi aku bisa memanfaatkan auraku dengan cara lain.
......................
Lanjut pada cerita, setelah beberapa saat kami beristirahat, kami pun pergi untuk menelusuri hutan, untuk mengecek kebenaran informasi mengenai pergerakan yang ada di hutan. Setelah berjalan melewati tabir sihir suci, kami bertemu dengan sekumpulan monster.
"HRRRRR,... EEE'AAAAAAA!!!" Muncul satu monster besar dihadapan kami, monster berbadan harimau, berkepala burung dan bersayap. Akupun segera berdiri di garis depan untuk melindungi alaina dan reno
"Mundur alaina, kita ambil posisi, biarkan ali menahannya sementara".
"E-ehh???" Gumamku.
"Hati-hati Ali, tetap waspada" Ujar alaina.
"Oke alaina," Ucapku,
"Okelah, ayo maju sini" Ucapku sambil menarik kedua bilah pedang di punggungku
"Hrrr, rawwwrr!!!" Monster itu mengenakan sayapnya, dan terbang menuju arah alaina.
"Asura kai! Percepatan konstan!" Akupun berlari dengan cepat laku melompat menendang udara , melancarkan serangan kearah monster itu
"Teknik pedang ganda, Tebasan udara!"
"Hayo mau kemana kamu! " Ucapku, sambil menyerang monster itu.
"Sring,...sring,....". Suara alunan pedangku
"Srrrk,... Srrrk,...,dwaaarr!!"
"Eeaaaaaa,...!!!" Monster itu terjatuh ketanah dan menggeram kesakitan setelah terkena telak serangan ku, lalu monster itu bangun dan menggeram dengan sangat keras, dan mengeluarkan aura intimidasi, dibarengi dengan keluar cahaya merah dari paruhnya, seperti ingin akan melakukan serangan kepadaku.
"Alainaaaa!" Teriakku, meminta Alaina menggunakan sihir yang telah rapalkan.
"Kepada peri penguasa gunung, atas kasih Tuan-mu yang maha kuasa, berikanlah hukuman kepada ia sang perusak bumi, seribu jeratan derita, mahkota duri!". Sihir alaina itu langsung mengekang pergerakan monster besar itu.
"Hhrrrr,... Ee'aaaAA!!!" Monster itu langsung memberontak dengan sangat keras,berusaha melepaskan dirinya, sambil mengeluarkan tembakan api secara acak.
"Sudah cukup menggeram nya, berisik, sekarang waktunya kau kukirim ke neraka!" Ucapku, sambil menaruh kedua pedangku, lalu mengepalkan kedua tanganku dan bersiap untuk menyerang.
"Pesan dari surga, tinjuan dewa!".
"Bukkk,...Buuukkk,...Buk,...,!!!" Dengan sekejap monster itu pun mati, tidak sanggup menahan serangan brutal yang aku arahkan.
"Apa ia sudah mati ali?" Tanya reno.
"Sudah sepertinya," Jawabku.
"Kerja bagus, ali!" Ucap alaina sambil berjalan ke arahku.
"Apa-apaan itu tadi aku seperti mendengar sesuatu, pesan dari surga, hah? tinjuan dewa? Terdengar aneh". Celoteh reno.
"perasaan tadi waktu latihan aku sudah menjelaskan, tinjuan dewa" gumamku.
"Biarin atuh, biar keren aja di dengernya,nambah semangat" Jawabku.
"Terdengar aneh saja di kupingku, saat kau menyebut jurusan, seperti itu" Celoteh reno.
"Menurutku itu keren, tinjuan dewa, seperti seorang pahlawan, chaa,chaa,chaa,.." Celoteh alaina sambil memperagakan tinjuan dewa.
"Aduh lucunya, jadi pengen nyubit". Gumamku,.
"Tapi monster apa itu tadi namanya," Tanya alaina.
"Aku juga tidak tahu namanya apa, baru pertama kali melihat monster campuran seperti itu". Ujar reno.
"Eeh,. Sebut saja dia harlang" Celoteh ku.
"Hah, harlang? Apa itu?". Tanya alaina.
"Harimau elang, sesuai dengan bentuknya", ucapku.
"Dasar bodoh" celoteh reno.
"Oh oke, mari kita sebut monster itu monster harlang" Ucap alaina.
"Alaina, kau jangan ikut-ikutan aneh seperti si Ali" Celoteh reno.
"hehehe" Akupun ikut tersenyum melihat alaina tersenyum.
Setelah beberapa saat memerhatikan monster yang baru saja kami kalahkan, kami pun melanjutkan menyusuri hutan, tak lama kami menemukan mayat-mayat monster dari yang kecil dan yang besar seperti beruang grizzly, mayat mereka tampak tidak utuh, seperti telah menjadi santapan monster lainnya. Lalu tak berselang lama kami kembali bertemu dengan monster yang sama seperti sebelumnya yaitu harlang yang sedang memakan seekor monster ular. Kami pun kembali bertarung dengan cara yang sama, dan berhasil mengalahkannya, namun beberapa saat kemudian terdengar suara auman yang sangat keras dari kejauhan dan auman itu sangat mengintimidasi kami.
"RAAAAAAWWWWWRRRRRR!!!"
"Hah apa itu?" Ucap alaina.
"Aku juga tidak tahu". Jawabku.
"Aku merasakan sesuatu yang tidak beres, sebaiknya kita kembali saja ke rumah". Ujar reno, aku dan alaina pun menyetujui saran dari reno, karena baru mendengar auman itu saja sudah membuat tubuh bergetar dan mengoyak mental, bahkan kami bertiga telat bereaksi saat mendengar auman yang sangat keras itu, ditambah telah melihat banyaknya mayat monster-monster berserakan, akan gegabah jika kami terus melanjutkan perjalanan.