Banyak cerita yang terjadi di saat Elvin Zayyan Pradipta masih duduk di bangku SMA. Beberapa kali ia di tangkap oleh polisi, tapi tak mampu menahannya di dalam walaupun ia terlibat dengan kasus yang besar.
Ia juga terlibat dengan sebuah organisasi saat berada di negara K tempat sang granma. Kedua orang tuanya pun tidak mengetahui hal itu, tapi granma tahu tentangnya.
Sampai suatu ketika ia di paksa oleh orang tuanya untuk menikah, yang di mana dirinya belum terpikirkan untuk melakukannya.
Apakah Elvin akan menuruti atau bahkan memberontak?
Dan siapakah wanita yang akan di jodohkan dengannya?
BACA CERITANYA SEKARANG!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Ke enam anggota tim Gama tumbang dan kalah melawan Felix dan Gama. Elvin tidak membantu karena ia tahu Felix, Gama ingin melampiaskan amarahnya dengan mereka. Sedangkan yang lain hanya diam, karena bingung harus bersikap seperti apa, apalagi ketika melihat Elvin yang sangat santai duduk menatap mereka yang berkelahi.
"Beri tahu kami alasan kalian melakukan penghianatan?" tanya Gama dengan nafas naik turun masih menahan emosinya.
"Karena Lo terlalu bodoh, Gam. Tim kita nggak ada kemajuan sama sakali. Penghasilan kita sangat sedikit. Ketika Hayden menawarkan gua uang yang banyak, siapa yang mampu menolak" ucap teman 5 seraya berdiri tanpa ada rasa bersalah maupun penyesalan.
"Karena Lo dan kalian semua yang nggak kompak. Lo mau penghasilan besar dari tim kita, sementara Lo nggak punya kemampuan apapun selain ngabisin duit doang!!" ucap Gama.
"Itu tugas Lo sebagai ketua. Lo nggak liat bagaimana tim Hayden yang benar-benar memberikan uang yang banyak pada bawahannya"
Mendengar itu Gama tersenyum kecut. "Pergilah! bergabunglah dengan Hayden jika lo suka dengan kepemimpinannya. PERGI!!" Gama menekan kata terakhirnya dan berbicara keras seraya menunjuk ke sebarang arah meminta teman 5 untuk pergi dari tempat perkumpulan.
"Tim kalian akan hancur. Tunggu saja. Dan Lo....( Ia menunjuk Elvin) tunggu kehancuranmu" teman 5 lalu pergi dengan motornya. Ia pergi dengan emosi dan dendam.
"Kalian mau mengikutinya? ada yang mau keluar dari tim ini? silakan" ucap Gama pada seluruh teman-temannya yang tersisa.
Dan benar saja, setengah dari mereka memilih keluar dari tin Gama dan setengahnya lagi memilih diam di posisi mereka sejak awal.
"Kenapa kalian memilih tinggal? kalian tidak mau ikut dengan mereka?" tanya Gama pada mereka.
"Gua hanya punya Lo. Lo yang nyelamatin gua dari jalanan dan Lo yang membantu gua. Gua nggak punya siapa-siapa selain kalian, gua juga nggak punya tempat tinggal selain disini" ucap teman 1.
Ada 3 orang yang tinggal di tempat perkumpulan itu untuk menjaganya. Lebih tepatnya juga mereka tidak punya tempat tinggal. Dari hasil semua yang di dapatkan tim, itu kembali ke seluruh tim juga.
"Dan kalian?" Felix menatap sisanya.
"Kami akan tetap di sini. Ini adalah tim kami sejak awal. Kami sudah berjanji untuk itu. Maaf jika kami semua tidak bisa kompak dan terlalu pengecut" mereka semua mengangguk membenarkan dan menunduk.
"Baiklah, terima kasih sudah mau bertahan di sini. Gua akan membuat peraturan baru, katakan kalau kalian nggak setuju, biar kita cari solusinya" ucap Gama dan mereka mengangguk.
"El, gua butuh bantuan lo!" Gama meminta Elvin untuk membantunya membuat peraturan baru. Ia yakin Elvin dapat merubah teman-teman timnya.
Elvin menatap mereka dan mulai mengatakan peraturan dalam tim. Ia akan melatih mereka untuk meningkatkan beladiri nya, agar tidak ada lagi tim yang terpecah dan bahkan hanya bisa diam ketika melihat teman satu timnya sedang butuh bantuan.
Menanyakan kemampuan yang mereka memiliki walaupun hanya sedikit tapi itu bisa di kembangkan. Ia akan membawa tim ini agar memiliki penghasilan selain balapan dan pertandingan lainnya. Yang bisa membiayai mereka semua.
...----------------...
Keesokan paginya Clara terlihat bersiap di depan cermin miliknya menggunakan seragam sekolahnya, tak lupa dengan jilbabnya. Menggunakan sedikit powder pada wajahnya dan lipbam pada bibirnya agar tidak kering.
Ia mengambil tasnya dan keluar dari kamar menuju meja makan. Ia melihat sang ayah tengah berkutat di depan kompor. Clara tersenyum melihatnya, pemandangan pagi hari yang selalu sama. Ia berharap bisa melihat ayahnya lebih lama di sana.
Clara kemudian menghampirinya dan memeluknya dari belakang dan berkata, "Pagi Ayah"
"Pagi putri ayah. Kamu sudah rapi, nak?" ayah mematikan kompornya dan membalik badan melihat sang putri yang sudah sangat rapih dengan seragam sekolahnya.
"Iya dong. Aku cantik kan?" ucap Clara dengan menaruh kedua tangannya di pipi seraya membuat wajah menggemaskan.
Ayah terkekeh melihatnya. "Putri ayah memang yang tercantik nomor dua di dunia ini"
"Lo kok nomor dua, nggak nomor satu?" Clara pura-pura cemberut dengan memanyunkan bibirnya.
"Iya, soalnya ibu yang nomor satu. Haha.." bagi ayah sang istri adalah wanita tercantik yang ia miliki, lalu putrinya.
"Ahh... ibu....Lihat ayah...ayah tidak mau berbohong sesekali buat Cla senang" Clara mengadu dengan melihat keatas seakan sang ibu melihatnya dari atas.
Mendengar aduan putrinya, ayah tertawa lepas. "Maaf ibu, ternyata putri kecilmu sudah menggantikan kecantikanmu sekarang. Kamu pasti iri melihatnya" ayah juga ikut melihat ke atas langit-langit dapur seakan ia berbicara dengan istrinya.
Clara tersenyum mendengar perkataan ayahnya. Ia langsung berhambur memeluknya. Ayah membalas pelukan putrinya lalu mencium ubun-ubunnya.
"Ayah yang terbaik. Ibu...lihatlah...ayah milikku sekarang. Hahha" ucap Cla lagi. Ia mengingat ketika ibunya masih ada, mereka selalu berebut untuk mencari perhatian ayah. Ibunya sangat pencemburu dan itu membuatnya sengaja menjahili ibunya.
Ayah tersenyum, ia memangku pipi Clara dan melihat mata putrinya yang sedikit memerah menahan tangis. Ia mencium kedua mata putrinya. Ia sangat tahu putrinya pasti merindukan ibunya, makanya dia bersikap seperti ini.
"Sudah. Ayo sarapan, nanti kamu telat" menyuruh putrinya untuk duduk dikursi. Ia memindahkan tumis sayur dan telur dadar ke piring, lalu membawanya ke meja.
Mereka mulai sarapan untuk memulai aktifitas hari ini. Setelah itu Clara pergi ke sekolah bersama Fara dan ayah pergi ke rumah makan.
"Kevin menelponku semalam, karena lo nggak aktif" ucap Fara setelah mereka berada di kelas.
"Oh hp ku lobet tadi malam dan gua belum mengaktifkannya tadi. Memang kenapa Kevin mencariku?"
"Hari ini kita mau ke panti. Bintang ulang tahun, anak-anak mau ajak mereka ke pantai sebagai kado ulang tahun Bintang"
Bintang adalah salah satu anak laki-laki di pinti. Tahun ini usianya baru 5 tahun dan the Hide berencana membawa anak panti jalan-jalan ke pantai.
"Oh iya, Bintang ulang tahu, gua lupa. Pulang sekolah kita ke rumah kumpul, tapi kita beli sesuatu untuk dimakan di pantai nanti"
"Bagus tu. Kita bakar-bakar ikan, pasti seru" Fara sudah membayangkan ikan bakar yang di nikmati di pinggir pantai.
Clara mengangguk. Mengirim pesan pada Kevin untuk membeli bahan-bahan di pasar. Sehingga sepulang dari sekolah, mereka tinggal pergi ke panti saja.
***
Sepulang dari sekolah, Clara dan Fara langsung pergi ke rumah perkumpulan lebih dulu, tapi sebelumnya ia sudah mengabari sang ayah jika ia akan ke panti.
Di rumah perkumpulan, anak-anak tim sudah bersiap. Terlihat beberapa kantongan kresek sudah berada di luar dan siap di bawa.
"Lo nggak ganti baju dulu?" tanya Kevin saat Fara, Clara sudah sampai dengan masih menggunakan seragam sekolahnya.
"Nanti di panti. Keburu kita telat dan kemalaman nanti di pantai. Anak-anak pasti sedih kalau kita cepat pulang" ucap Clara.
"Yasudah kalau begitu. Ayo kita berangkat guys!"
"YO..." jawab mereka serentak.
15 motor termasuk motor Clara beriringan menuju panti. Di hitung jumlah anggota the Hide ada 25 orang. Setelah menempuh waktu 10 menit mereka kini sampai di panti.
Anak-anak menyambut mereka dengan bahagia. Mereka sudah tahu kalau mereka akan di bawa ke panti. Ibu panti juga sudah berdiri di depan dan bersiap untuk berangkat.
Mereka hanya menggunakan motor untuk pergi ke pantai karena hanya itu yang mereka punya. 8 motor ada 3 orang di atasnya dengan yang satunya adalah anak panti yang masih kecil. Mulai dari umur 1-10 tahun.
Sisa 5 motor lainnya hanya di naiki oleh 2 orang saja. Fara berboncengan dengan Kevin dan bintang, sedangkan Clara bersama ibu panti.
Mereka sudah berangkat dan meninggalkan panti untuk bersenang-senang.
.
.
NEXT