Love You More

Calvin sampai di rumah Ed , dia langsung merebahkan dirinya di sofa tanpa semangat , energinya habis dalam beberapa hari ini, karena kesulitan mengikuti irama kerja Avril , dia sangat lelah , terlebih memikirkan apa yang sudah terjadi dengan Avril , dengan sikapnya yang tiba-tiba berubah .

“sedang apa ?”

Ed melihat Calvin yang terkulai lemas di sofa

“enegiku habis “ ucap Calvin pelan

“kenapa?”

“Ed , kau tahu penyebab orang tiba-tiba berubah ?”

“maksudmu ?”

“seseorang yang biasanya baik , lembut tiba-tiba menjadi sangat dingin dan …hm , sedikit menyeramkan”

“siapa yang kau maksud ?”

“Avril ! “

Ed duduk di samping Cal begitu dia menyebut nama Avril .

“ada apa denganya ?”

“dia .. dia berubah , sikapnya sangat dingin “

“padamu ?”

“tidak , pada semua orang “

“lalu ?”

“aku hanya tidak mengerti saja dalam waktu singkat seseorang orang bisa berubah seperti itu”

“biasanya orang seperti itu baru saja melalui hal besar”

“seperti apa ?”

“entahlah ! “

Ed berdiri dari tempat duduk lantas pergi ke kamarnya , sebenarnya dia sedang membicarakan dirinya sendiri , dia berubah setelah kehilangan seseorang yang di cintainya , butuh waktu bagi Cal untuk mengembalikan Ed seperti dulu .

“dia sedang membicarakan dirinya , benar .. kau seperti itu Ed “ gumam Calvin

Avril berubah bukan tanpa alasan , ada hal besar yang terjadi pada dirinya beberapa hari lalu , hal besar yang membuatnya bersikap dingin.

Malam itu Avril pergi ke hotel Kingdom , dia ingin makan masakan Ed , namun tak di duga dia melihat ayahnya bersama dengan seorang wanita muda sedang memesan kamar hotel untuk bersenang - senang . Avril yang selama ini mengira ayahnya adalah pria baik nyatanya membuatnya patah hati. Avril mengikuti ayahnya , dia berdiri di depan salah satu pintu hotel setelah beberapa saat  dia mengetuk kamar itu .

“Avril ! “

Martin mematung terkejut melihat anaknya ada di depannya. Avril masuk ke dalam kamar melihat sekeliling, gadis yang bersama ayahnya sedang berada di kamar mandi .

“dia kekasih Papa?” tanya Avril

“bukan , tidak Avril, Papa hanya ingin…”

“bersenang-senang dengannya ?”

Martin terdiam , dia tak menyangkal karena memang seperti itu nyatanya. Gadis tersebut keluar dari kamar mandi dengan pakaian seksi .

“berapa yang papa berikan padamu malam ini ?” tanya Avril ketus

“Avril , bukankah itu tidak sopan?”

“aku bisa memberikannya 2 kali lipat asal kau pergi meninggalkan kami berdua di sini “

Gadis itu tak menjawab namun segera kembali berpakaian lantas pergi .

“apa papa harus lakukan hal seperti ini ?”

Martin menarik nafas panjang dan duduk di depan Avril.

“baiklah , papa memang kerap melakukan ini “

“bagaimana dengan mama ?”

“sudah bertahun-tahun kami tidak berhubungan bersama “

“apa ?”

“kami bertahan hanya demi dirimu “

Avril tersenyum kecut, ini sama sekali tidak benar .

“benarkah ? bukankah Papa bertahan dengan mama demi FortuneX agar menjadi milik papa?”

“papa tidak bisa pungkiri itu , memang papa berjuang sampai saat ini agar dapat memiliki FortuneX”

“papa akan bersaing dengan anak papa sendiri ?”

“maafkan papa Avril , jika Oma bisa lebih adil mungkin papa tidak sampai seperti ini “

“apa yang akan papa lakukan setelah ini ?”

“sampai kapan kau menahan kami bercerai ?”

Pertanyaan Martin membuat Avril tertegun , dia hanya ingin keluarga yang utuh , tapi yang di dapatkan adalah pengkhianatan dari orang tuanya .

“baiklah silahkan kalian bercerai , tapi aku tetap mengikuti saran Oma , aku tidak akan mundur dari FortuneX dan tidak akan menyerahkannya pada Pap ataupun Mama, aku akan mempertahankan posisiku sebagai pemegang saham utama di perusahaan “

“Avril “

“mari kita berperang dengan adil “

“bagaimana papa bisa lakukan itu “

“jika papa tidak bisa papa tidak akan sampai sejauh ini , aku akan menemui mama setelah ini “

Avril meninggalkan kamar hotel itu dan segera memacu mobilnya menuju rumah untuk bicara dengan Jennie , di rumah Jennie sedang menikmati secangkir teh sambil membaca buku dengan tenang .

“Mah “

“Avril , kenapa tidak bilang mau datang kerumah , jika tahu mama pasti akan memasak untukmu “

“tidak perlu , ada hal penting yang ingin aku sampaikan “

Jennie mendekati Avril yang duduk di ruang kerjanya .

“Mama masih ingin bercerai dengan papa?”

“pertanyaan macam apa itu ?”

“mama jawab sejujurnya , mama bersama papa selam ini karena aku atau untuk mengambil alih FortuneX ?”

“apa yang kau  bicarakan ?”

“jawab saja , aku akan membuat keputusan besar setelah ini “

“tentu saja mama bertahan karenamu “

“katakan yang sejujurnya , aku tahu tujuan mama yang sebenarnya “

“sungguh , mama tidak ada maksud lain , sebenarnya apa yang terjadi ?”

“kalian akan bercerai ! “

“Avril jelaskan pada mama apa yang sudah terjadi ?”

“mari kita berperang dengan adik untuk mendapatkan FortuneX, jangan ada lagi drama , aku lelah dengan sebuah kebohongan ini “

Avril berlalu, Jennie tak mengerti yang sedang di bicarakan oleh Avril tapi dia juga tidak bisa menghentikan Avril untuk pergi ,

Sejak malam itulah Avril berubah , menjadi lebih dingin dan cuek ,dia juga tak segan memarahi staf nya jika tidak bekerja dengan baik . dia bertekad akan mewarisi FortuneX dan tidak akan memberikan kesempatan pada orang tuanya untuk menjadi bagaian dari perusahaan .

Selama ini Avril menahan agar kedua orang  tuanya tidak bercerai dengan harapan keluarganya kembali utuh , namun sepertinya itu hanya harapan kosong, Avril mulai menyadari jika selama ini dia terlalu berharap lebih pada orang tuanya,

Avril bersiap tidur, tak lupa dia membaca beberapa email sebelum itu. Ada chat masuk dari Calvin.

~aku di depan rumahmu~

Avril hanya membaca pesan itu tanpa bergerak untuk membukakan pintu pada Cal yang sudah menunggu.  Tak lama terdengar suara bel pintu , tak hanya sekali namun berkali-kali , Cal kesal pada Avril karena tak membukakan pintu , dia sengaja terus membunyikan bel pintu itu , padahal dia bisa saja masuk kedalam rumah karena dia tahu sandi pintu rumah Avril tapi tidak di lakukan dia tetap bertahan menunggu Avril membukakan pintu untuknya.

“ada apa dengannya , kenapa terus membunyikan bel “

Avril beranjak dari tempat tidurnya , dia berteriak dari balik pintu .

“aku akan lapor polisi jika kau membunyikan bel sekali lagi”

Teriak Avril dari dalam rumah , Cal menarik nafas panjang bukan berhenti tapi memilih menekan bel itu lebih lama .

“oh God ! Cavin !!!”

Calvin tersenyum ketika Avril membukakan pintu untuknya.

“ada apa ?”

Calvin membawa sebotol wine menunjukannya pada Avril .

“apa yang kau inginkan ?” tanya Avril

“mari kita minum bersama ?”

“sudah gila ya? Aku mau tidur “

Avril  berusaha menutup pintunya namun di tahan Calvin , dari jarak yang sangat dekat Calvin masih melihat mata Avril yang sebenarnya tidak berubah . mata itu masih sama seperti saat Cal mengenal Avril hanya senyumnya yang berbeda .

Pria ini , apa yang sebenarnya dia inginkan. Menggangguku saja. Bagaimana membuatnya pergi dari sini . Menyebalkan !