NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9 Rumah Sakit

Kini Selin sudah berada didalam UGD untuk ditangani, entah apa yang terjadi pada Selin yang tiba-tiba pingsan.

Gisel melihat Mark yang terburu-buru masuk kedalam ruangan Selin bersama dokter yang membimbingnya bahkan tidak menyadari keberadaannya di sana. Mungkin saja Ia terburu-buru karena harus segera memeriksa keadaan Selin.

Setelah beberapa saat dokter tersebut keluar namun tidak dengan Mark kakaknya yang masih berada didalam ruangan entah apa yang dilakukannya.

“Dok bagaimana keadaan kak Selin” tanya Gisel pada dokter tersebut.

“Kamu tidak usah kuatir ini kondisi wajar jika dia kelelahan” ucapnya yang membuat karin bingung

Memangnya ada ada apa dengan Selin yang akan pingsan saat kelelahan, bahkan Gisel juga sering kelelahan jika haru mengurus tugas dan toko bunganya, namun tidak sekalipun Ia jatuh pingsan.

Apalagi yang dilakukan Selin hanya mem bibit bunga matahari yang sudah disediakan karyawannya yang seharusnya tidak akan selelah itu. Akan lebih masuk akal jika Selin pingsan karena belum sarapan.

Mark keluar dari pintu UGD diikuti beberapa suster yang membawa Selin untuk di pindahkan keruang rawat.

“Kak..” Panggil Gisel pada Mark

“Lu bawa mobil ke rumah sakit?” tanya Mark, Ia hanya melihat Gisel di sana tidak ada yang lain.

Sehingga kemungkinan besar Gisel datang membawa Selin sendirian.

“Nggak Kak, tadi ada Pak Jono, Gue juga masih takut kali bawa mobil sendirian” ucap Gisel.

“Ya udah terus Pak Jono nya mana?” tanya Mark

“Pak Jono sudah pulang, Ia akan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda” jawab Gisel

“Kakak sibuk sekali akhir-akhir ini, Gue jadi seperti anak sebatang kara” lanjutnya dengan kesal

“hahaha, Kamu bisa aja” ucap Mark dengan mengacak rambut adiknya

“Namanya juga Koas dek, lagian paling dua bulan lagi selesai” jawabnya lagi

“Setelah selesai akan lebih sibuk lagi dong kak?” tanya kembali Gisel

“Sepertinya begitu, Makanya cari pacar biar ada yang perhatiin” ejek Mark pada Gisel.

“Sepertinya Kakak lebih tua untuk mengejekku” Gisel tersenyum mengejek Mark.

Mark hanya diam mendengar ejekan adiknya, sepertinya Ia salah pancingan tadi.

“Oh iya kak, Kak Selin sakit apa sih, masa kata dokternya tadi itu kondisi biasa kak Selin akan pingsan jika kelelahan?” tanya Gisel yang penasaran

“Memangnya tadi Selin ngapain?” bukanya menjawab Mark malah bertanya balik

“Gue kan nanya kak, Lagian tadi kak Selin Cuma bantuin pak Jono di taman buat pembibitan bunga matahari” jawab Gisel santai

“Apa dia pergi ketaman bunga, lain kali jika Selin dating ke toko jangan izinin buat ketaman, bahaya buat dia” Mark sedikit kesal dengan kebenaran yang diketahuinya.

“Memangnya kenapa?’ tanya Gisel semakin penasaran

“udah Lu nggak usah tau, ini urusan pribadi Selin” jawabnya.

.

Gisel melambaikan tangannya pada Mark yang kini sudah meninggalkannya.

“Huuf,” Gisel membuang nafasnya kasar mengingat kejadian hari ini, apalagi dengan penjelasan Mark yang membuatnya makin pusing.

“Apa yang terjadi sama Kak Selin yah, bikin Gue kuatir aja” ucapnya lalu membalikan badanya dengan malas dann berjalan menuju lift dengan kepala ditundukkan

“auw” teriak Gisel saat kepalanya menabrak sesuatu didepannya.

“Eh Kak Haikal kok ada disini?” tanya Gisel yang terkejut saat kepalanya menabrak tubuh Haikal

“Haikal kan juga tinggal disini, bentar lagi teman lu si Candra tinggal disini juga” jawab Riza ngasal.

Padahal Candra adalah anak yang tidak akan mau tinggal di apartemen, menurutnya akan lebih senang jika tinggal dengan bundanya, tidak perlu memasak dan tidak perlu berpikir harus makan apa.

“Eh ada Kak Riza juga” jawab Gisel dengan senyum canggung pasalnya Ia malu karena telah menabrak tubuh Haikal

“Lu dari mana?” tanya Haikal

“Ini tadi dari rumah sakit” jawabnya dengan ramah

“Lu sakit, apa gara-gara semalam pulang malam, tapi perasaan Lu pada pulangnya lebih cepat deh. Kok bisa sakit sih?” cerca Riza

“Gue nggak sakit kok Kak, teman Kakak Gue tadi dating berkunjung eh malah pingsan jadinya Gue antar kerumah sakit” jawabnya menjelaskan

“Ohh kirain sakit karena semalam, Ya udah kita balik ke kampus lagi yah, ada kelas” ucapnya lalu menarik tangan Haikal

Gisel hanya menganggukkan kepalanya dan berbalik badan melihat kepergian keduanya. Ia juga melambaikan tangannya.

“Ngapain Gue lambaikan tangan, ih aneh banget sih” ucapnya lalu segera menurunkan tangannya dan berjalan Kembali menuju lift naik ke unit apartemennya.

.

Setelah seminggu berlalu, kini Gisel dan Karin kembali sibuk dengan susunan kegiatan kunjungan sekolah, yah walaupun bukan mereka yang turun langsung namun untuk persiapan dan sebagainya mereka yang bertanggung jawab.

“Gi Lu pernah dengar nggak kata aktor dibalik layar?’ Tanya Karin

“Nggak tuh, emang apaan?” Gisel memperlihatkan wajah bingungnya karena tidak mengerti apa yang dimaksud Karin

“Itu adalah kita, Liat deh anak-anak yang ditunjuk untuk kunjungan, mereka hanya memahami naskah dan berlakon didepan murid nanti disekolah, nah kita tinggal matanya aja nggak keluar karena begadang” keluh Karin

“Emang Lu mau kunjungan ke sekolah?” Tantang Gisel, Ia tahu bagaimana sahabatnya itu malas berkegiatan, bahkan entah kenapa dia mau ikut BEM

“Nggak mau sih, ini aja Gue udah pusing” keluhnya lalu menyandarkan kepalanya dipundak Gisel.

“Udah selesai?’ Tanya Juan

“Udah Kak, nihh” Gisel memberikan beberapa lembar kertas kegiatan yang akan dilakukan dan sekolah yang akan di kunjungi.

“Sipp, terima kasih kerja samanya” ucap Juan dengan senyum manisnya

“Tau nggak, Kak Juan tuh ganteng banget loh, kok bisa yah mereka berteman ganteng semua?” tanya Karin mengingat anggota inti BEM yang memang sudah bersahabat sejak lama dengan jurusan yang sama dan tampang yang tidak gagal

“Jadi menurut Lu Kak Jeno ganteng dong?” tanya Gisel menggoda Karin,

Sebelumnya Karin bercerita pada Gisel betapa menyebalkannya Jeno saat mengantarnya pulang.

“Yah ganteng sih tapi nyebelin” ucap Karin tidak ingin memuji Jeno.

“Jangan sebal-sebal amat ntar malah suka lagi” goda Gisel.

Namun bukannya kesal Karin malah memperlihatkan wajah sedihnya. Karena bagaimanapun Ia hanya akan belajar tanpa berpacaran karena orang tuanya yang sudah sepakat menjodohkannya dengan anak sahabat mereka.

“Muka Lu jelek amat digituin, lagian rencana Tuhan nggak ada yang tahu, kali aja orang yang dijodohin sama Lu tiba-tiba ketemu wanita baik dan cantik terus jatuh cinta dan nggak jadi deh dijodohin sama Lu” Gisel mencoba menghibur Karin.

“Jadi maksud Lu, Gue nggak baik dan cantik gitu?” “Jadi Karin dengan kesal

“Nggak gitu Karin cantik, Cuma kan yang baik dan cantik banyak” Gisel mencoba menjelaskan.

“Iya deh iya” jawab Karin malas tapi tubuhnya masih bergelayut manja pada Gisel.

“okey sekarang kita keluar makan” teriak Jeno, karena yang akan turun kelapangan adalah anak-anak yang ditugaskan serta Haikal dan Riza yang merupakan ketua dan wakil BEM.

“Gimana kalau kita masak aja” tawar Karin yang penasaran dengan masakan Juan.

“Lu mau masak?” Tanya Jeno pada Karin.

“Nggak kan ada kak Juan, kemarin Candra cerita kalau kak Juan jago masak dan sering masakin Jigar” jawab Karin dengan enteng

“Lu pada kenal Jigar?” tanya mereka

“Iya kenal, Jigar berteman dengan teman kita yang dari jurusan Geografi” jawab Gisel yang dihadiahi wajah terkejut Jeno.

“Ya udah sekarang kalian ajak teman kalian buat ikut masak-masak di rumah Gue” ajak Juan

“Wahh pasti bakalan seru, Gue telpon Nia dulu yah” ucap karin dengan kegirangan

“Biar Gue yang ngabarin Candra buat belanja” Jeno lalu mengambil ponselnya menghubungi Candra.

.

“Kenapa harus Gue sih kak yang belanja, kan ada tuh cewe-cewe buat belanja” keluh Candra yang kini sudah berada di supermarket bersama dengan Jeno Nia dan Karin

“Lu ngeluh mulu perasaan” protes Nia

“Ya udah kalau gitu Gue balik, kan Lu pasti nggak suka dengar Gue ngeluh” ucap Candra mengejek Nia

“Dasar manusia nyebelin” Nia ingin memukul kepala Candra dengan tomat buah yang ada di tangannya.

“Udah sih Nia, biarin aja” ucap Wina mencoba menengahi Nia dan Candra yang selalu berdebat jika bertemu

“Lu mending duduk-duduk aja tuh di cafetaria, ntar kita belanja” ucap Wina pada Candra

“Lu seriusan nyuruh dia duduk diam, emang Lu paham kita bakal belanja apaan?” tanya Jeno pada Wina

“tenang aja Kak ada Nia, dia jago masak loh” ucap Wina dengan percaya diri. Ia sebenarnya punya rencana lain untuk mengerjai Candra

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!