Sweet Revenge

(Flashback)

Hari yang cerah dan berawan, cocok sekali mengadakan acara-acara besar, salah satu gedung hotel mewah bintang lima di jakarta, sedang sangat ramai didatangi para tamu ibu-ibu konglomerat, mobil-mobil mengantri dari luar gerbang hingga halaman hotel, antrian sangat panjang sampai di jaga oleh petugas polisi, ini semua terjadi hanya untuk menurunkan para nyonya besar tepat di depan pintu lobby hotel. Acara besar yang diadakan ini terjadi tiap tahunnya, membuat para ibu-ibu konglomerat dan putri mereka sibuk melakukan perawatan di salon selama seminggu, tidak lain tidak bukan, demi sebuah acara lelang amal yang diadakan oleh keluarga Matson.

"Ooh.. ya ampun kali ini tamu-tamunya lebih banyak dari pada tahun lalu..." celoteh Veronica, nyonya besar keluarga Ganendra, ia mengintip keluar melalui jendela mobil Limosin-nya, ia terus mengipasi wajahnya takut kalau make up tebal dan rambut cetar itu luntur atau rusak oleh udara panas jakarta

"Mommy... aku mau pulang saja.., malas sekali harus datang ke acara begini, cuma datang untuk mendengarkan gosip-gosip terbaru para ibu-ibu..." protes Vivian pada ibunya

"Berapa kali mommy harus bilang sama kamu nak..., mommy sengaja paksa kamu datang kesini, supaya kamu bisa menemukan calon suami konglomerat yang sama seperti kita..., mau sampai kapan kamu menjomblo terus begini..." celetuk Veronica, matanya mendelik melihat wajah putri tertuanya yang cemberut sepanjang perjalanan

"Aku kan belum mau menikah mom, masih lebih suka melajang, Tiana juga sama sepertiku, kenapa mommy harus terburu-buru menyuruhku menikah sih..., gak aneh kok kalau jaman sekarang wanita menikah di usia 30 tahun..." keluhnya

"Hei....jangan samakan dirimu dengan sepupumu yang manja itu...., biarkan Chartiana melakukan apa yang dia inginkan, tapi kamu jangan ikutan..., ini juga bukan masalah umur kamu sayang, mommy dan daddy sangat bangga sama pencapaian kamu, sebagai wanita karir kamu sangat pandai dalam mengembangkan bisnis perusahaan daddy-mu dengan cepat, tapi ingat nak...,dunia ini kejam... tidak akan selamanya dalam keadaan yang baik seperti saat ini, apalagi kalau kamu yang seorang wanita harus seorang diri mengurus ini semua ini..., kedepannya kamu gak akan kuat sayang, percayalah pada mommy, karena itu mommy dan Daddy memutuskan agar kamu secepat mencari calon suami yang layak membantumu dimasa depan..." seru Veronica panjang lebar menasehati putri tertuanya

"Mom... please jangan terlalu khawatir berlebihan soal masa depan deh..., selain aku kan masih ada Jackson yang bisa meneruskan perusahaan milik Daddy..."

"Tidak bisa..., Vivian kamu tahu sendiri kan adik laki-lakimu itu tidak bisa diandalkan, sifatnya boros dan suka foya-foya..., Mommy dan Daddy-mu tidak bisa percaya padanya, bahkan untuk memegang satu toko kecil saja..." dengus Veronica dengan dahi mengkerut, gerakan tangannya semakin kencang mengipasi wajahnya yang merah karena kesal, dari ketiga anaknya hanya Vivian lah yang paling bisa diandalkan, Jackson tidak bisa diatur, Josephine masih bersekolah. Vivian lah yang paling sempurna, selain cantik dan bergaya modis, ia sangat pintar secara akademis sama seperti ayahnya Johanson, namun kekurangan Vivian hanya ada satu, ia belum memiliki pasangan, banyak pria yang takut padanya saat mau dijodohkan, selain itu beberapa kali hubungan asmara Vivian kandas tidak pernah langgeng, sang pria langsung mundur jika sudah mengarah ke pernikahan.

....

Banyak sekali para tamu yang sudah hadir memasuki ruangan ball room, mereka membawa para putra dan putri mereka dengan dandanan yang sangat menawan dan menarik perhatian, perhiasan cetar, baju bermerk ternama, juga tas-tas branded yang harganya selangit, sudah jelas mereka semua rela mengeluarkan banyak biaya dan waktu untuk bisa datang ke acara yang diadakan satu tahun sekali, Sebenarnya tujuan utama acara ini untuk menggalang dana amal yang akan diberikan kepada para korban-korban bencana alam dan para korban perang, namun para ibu-ibu konglomerat yang hadir memiliki tujuan lain, mereka sedang ingin mencarikan jodoh untuk putra-putri mereka yang sudah beranjak dewasa.

"Selamat siang nyonya Matson, terima kasih sudah mengundang kami di acara amal tahun ini....~" Stella menyapa empunya pesta

"Nyonya Karim...~ senang sekali anda bisa melihat anda datang" seru Caroline Matson, langsung memeluk dan cipika cipiki dengan Stella

"Maaf sekali tahun lalu saya berhalangan hadir, kerena ada perjalanan bisnis keluar negeri, tapi khusus tahun ini saya membawa kedua putri saya..." ujar Stella, menyuruh para putrinya maju memperkenalkan diri

"Halo tante, perkenalkan saya Stefanie..." Stefanie memperkenalkan dirinya dengan lantang, ia selalu nampak percaya diri

"Nama saya Stevie..." seperti biasa Stevie selalu menunduk malu-malu, sifatnya berbeda jauh dengan Stefanie

Caroline pun mengangguk pada mereka berdua, matanya menyapu penampilan kedua putri keluarga Karim, "Mereka berdua cantik..., mungkin cocok bila dijodohkan dengan Victor dan Carlos" ujarnya dalam hati, kebetulan kedua putranya masih pada jomblo

"Astaga...., aku benar-benar kaget, kukira mereka itu adik-adikmu nyonya Karim, sulit sekali membedakan umur kalian hahaha...~" keahlian mulut manis Caroline selalu pintar memuji, wajah Stella pun langsung tersipu dibuatnya.

Beberapa saat kedua ibu-ibu yang sudah lama saling kenal itu mengobrol sejenak, lalu Stella dan kedua putrinya kembali ke tempat duduk mereka, sedangkan nyonya Matson lanjut menyambut para tamu lainnya.

"Vivian..., bukan kah itu nyonya Karim dan kedua wanita itu... sepertinya teman sekolahmu dulu..." seru Veronica matanya membulat menatap Stella dan kedua putrinya

"Iya mom..., itu ibu dan adik-adik perempuan kak Stefan, sahabat dekat kak Jeremy" jawab Vivian dengan acuh tak acuh selalu sibuk dengan HP-nya

"Jadi kamu kenal putranya...!" mata Veronica langsung mendelik menatap putrinya

"Hmm..., ya..aku cuma sebatas kenal saja mom kami gak terlalu dekat, kebetulan kak Stefan memang suka main ke rumah paman Jonathan dan bibi Charlotte, makanya dulu aku sering bertemu juga kalau sedang main dengan Tiana"

"Vivi....kenapa kamu gak bilang sama mommy kalau kenal dengan putra keluarga Karim..." celetuk Veronica, sambil memukul lengan putrinya dengan kipas lipat berenda yang sering dibawanya ke acara-acara arisan

"Aww..mom sakit..!!" ringis Vivian mengusap-usap lengannya yang sakit

"Ayo kita kesana kita sapa mereka..." Veronica langsung berdiri dengan penuh semangat menggebu, tidak lupa menarik tangan putrinya. Tidak sia-sia ia memaksa sang putri ke acara amal tahun ini, putra tertua keluarga Karim sangatlah cocok menjadi pendamping hidup Vivian wanita yang selalu dianggap terlalu sempurna oleh para kaum adam

___________

Siang hari di daerah puncak,

"Selamat datang di Bird Cage Cafe..., tempat makan nuansa alami dengan nyanyian para burung...~" sambutan mbak-mbak pelayan Cafee sambil tersenyum ramah

Luna berdiri mematung wajahnya begitu terpana, matanya seakan tidak berkedip saat melihat sekeliling Cafe yang punya design unik, konsepnya seperti berada di sebuah kandang burung raksasa.

"Ooww jadi ini Cafe yang lagi viral di sosmed itu..." ujar Stefan, terpukau dengan tempat makan dengan konsep yang unik, selain bisa menikmati hidangan lezat, para pengunjung cafe juga bisa melihat burung-burung eksotis di kandang yang terbuat dari kaca

"Bagus kan suasananya, cocok banget bawa orang yang sedang badmood..." Jeremy terkekeh sambil melihat kearah adiknya yang cemberut sepanjang perjalanan

"Hhmmp...!!" Charty kesal, masih enggan bicara dengan Jeremy

"Total biaya masuk untuk empat orang jadi 2, silahkan menikmati makan dan minum sepuasnya...~" ujar pelayan cafe lalu mempersilakan mereka masuk

"Iiih mahal pisan...!!" celetuk Luna, hatinya amat terkejut, uang 500 ribu biasanya ia sisihkan untuk biaya makan dan jajan diluar selama sebulan, tapi di cafe ini uang sejumlah itu di habiskan untuk waktu beberapa jam saja, kebiasaan orang kaya memang beda

"Pfftt..." ledek Charty, sambil menatap Luna dengan mata sombong, ia pun tersenyum smirk, lalu berjalan maju

"Buk...!!" lengannya sengaja menyenggol lengan Luna

Mata Luna langsung mendelik melihat ke arah Chartiana yang berjalan di depannya, "Aaiihh..., rese pisan ni awewe.....ulah di balesan, ngke mun ceurik malah berabe.." batin Luna yang kesal dirinya terus dipandang rendah oleh Charty si adik boss

Bersambung~

...****************...

#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️

Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘