NovelToon NovelToon
Tahanan Ranjang Sang Mafia

Tahanan Ranjang Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta Paksa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:39.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Newbee

Dikhianati oleh ibu tiri dan saudara tirinya, Daisy yang baik hati menjadi tawanan di tempat tidur pemimpin mafia terbesar.
Benjove Haghwer, memiliki tinggi badan 190cm, dengan tubuh yang ideal dan wajah yang sempurna... Di balik penampilannya yang mempesona adalah iblis berhati dingin.
Daisy melarikan diri, Benjove terus mengejarnya.
Bagaikan kucing dan tikus, Benjove menikmati permainan ini, tapi tanpa disadari, dia sendiri jatuh cinta!
Akankah malaikat yang baik hati dan cantik ini bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 17

Saat kemudian mobil-mobil masuk beriringan ke dalam gerbang besar yang sudah otomatis terbuka, mobil-mobil itu terus melaju dan terpecah menjadi 2 bagian, bebarapa berbelok ke arah depan mansion, dan beberapa memutari mansion untuk masuk melalui belakang.

Daisy melihat mobil mewah milik Ben melaju kian pergi, lalu berhenti di depan Mansion yang mewah, semua serba besar dan sangat mengagumkan, ia pikir itu adalah istana.

Ketika mobil yang di tumpangi Daisy berhenti, Bill kemudian turun, dengan tanggap Daisy juga ikut turun.

Daisy mendongakkan kepalanya, dan memutari pandangannya, semua sangat mengesankan. Daisy pikir ia sedang berada di negeri dongeng.

Beberapa pengawal juga sudah berjaga, Bill kemudian memberi kode pada Daisy agar Daisy harus mengikutinya.

Daisy menurut saja dan mengekor di belakangnya.

Sedangkan di ruangan lain, itu adalah ruangan yang mewah dan besar di sampingnya memiliki kolam yang di dalamnya terdapat ikan-ikan cantik yang mahal berukuran jumbo.

Seorang pria yang sudah berumur namun masih kuat berdiri memberi makan untuk para ikan, pria itu memakai setelan jas lengkap, di belakangnya seorang pria berdiri dengan setia membawakan mantelnya.

Ben berjalan mendekat dan Traver melepaskan mantel milik Ben.

"Pergilah ke New york selama satu tahun dan cari perempuan di sana." Kata pria itu kepada Ben.

"Aku banyak pekerjaan bisnis di sini yang harus di selesaikan."

"Anaakk ini... Apa kau tidak sadar jika umur mu sudah 32 tahun, kau tidak lagi muda!"

Ben masih tenang dan tidak terintimidasi.

"Apa kau mengabaikanku lagi!"

"Aku mendengarkan." Kata Ben tanpa ekspresi.

"Apa kau mau ku kenalkan dengan anak dari mafia lain? Kau pasti tahu Paulo Redges dia memiliki putri yang cantik dan baik. Paulo Redges memiliki kekuasaan yang cukup baik di dalam dunia gelap."

"Tidak perlu."

"Lihat dulu, kau bahkan belum bertemu dengan putrinya, jika aku masih muda aku tidak akan menunggu lama dan akan menikahinya."

"Aku tidak berminat. Jika kau mau, kau saja." Kata Ben enteng dengan suara datar sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam sakunya.

"Apa ini masih tentang orang itu? Kau masih mengingatnya?"

Ben hanya diam.

"Kau masih mengingat dia bukan? Kapan terakhir kali kau melakukan pemeriksaan dan hipnoterapi." Kata Rudolf Gama.

"Sudah lama."

"Ck! Traver apa kau tidak mengingatkan Ben untuk rutin perawatan!" Kata Rudolf menatap nanar pada Traver.

Namun sebelum Traver menjawabnya Ben telah menyahut lebih dulu.

"Bukan salah Traver, hipnoterapi itu tidak berhasil aku masih memimpikannya dan memikirkannya."

"Ck!" Rudolf Gama kembali kesal.

"Jika saja aku menemukan nya, aku sudah mencekiknya, ibu macam apa dia yang tega membuat anaknya mengalami trauma psikis." Sambung Rudolf.

"Apa kau datang ke sini hanya untuk itu?" Tanya Ben.

"Tidak, tentu saja untuk mengambil barangnya." Rudolf terkekeh.

"Traver tunjukkan padanya. Aku akan ke atas."

"Kau yang menujukkannya...." Rudolf menepuk bahu keras Ben dan mengajaknya.

"Ayo, adik!!!" Kata Rudolf lagi menggoda Ben.

Di sisi lain, Daisy sudah memasuki kamar yang akan ia tempati, kamar itu luas, benar-benar sangat luas, belum lagi kamar itu memiliki barang-barang mewah, dan alat-alat canggih yang ia tidak mengerti.

"Kau... Tidur di sini..." Kata Bill sembari menggigiti kukunya.

"Benarkah? Ta... Tapi... Ini terlalu besar dan mewah..." Kata Daisy.

"Benarkan? Memang benar katamu... Ini terlalu besar dan mewah buat perempuan seperti kau, apa sih yang spesial? Aku masih tidak mengerti kenapa Tuan Ben menempatkanmu di sini." Bill maju dan memegangi dagu Daisy lalu memiringkan kiri dan kanan memandangi serta mencermati wajah Daisy.

"Aku akan mencobanya, aku penasaran." Kata Bill kemudian.

Sedangkan Daisy tidak faham apa yang Bill inginkan.

"Tunggu di sini." Perintah Bill.

Kemudian Bill pergi, dan itu adalah waktu yang tepat untuk membuka kertas yang ada di genggaman Daisy saat Dereck memberikannya. Sepanjang hari Daisy meneyelipkannya di suatu tempat yang tidak akan di ketahui oleh Ben.

Daisy kemudian membuka gumpalan kertas yang sudah lusuh dan menemukan bahwa Dereck memberikan pesan padanya, itu tertulis bahwa Dereck meminta Daisy menghubunginya di nomor yang sudah di tulisnya.

Tak berapa lama terdengar suara beberapa langkah kaki dari pintu yang terbuka, buru-buru Daisy menyimpannya lagi, ia menyelipkannya di suatu tempat, namun terlebih dulu Daisy menghafalkan angka-angka itu, bukan hal sulit bagi Daisy untuk menghafalnya, Daisy adalah lulusan terbaik di sekolahnya.

Bill masuk ke dalam kamar Daisy, dan kemudian melemparkan alat-alat kebersihan.

Beberapa pelayah juga datang bersamanya.

Para pelayan wanita memasang wajah yang sangat angkuh, di bawah perintah Bill.

"Kau! Aku sekarang mengerti, setelah ku pikir-pikir kau pasti adalah pelayan yang di bawa oleh Tuan Ben untuk membersihkan kamar atas." Kata Bill.

Daisy masih diam di hadapan alat-alat pel itu.

"Kenapa kau diam! Ambil dan bersihkan semua ruangan ini!" Bentak Bill.

Perlahan Daisy mengambil alat pel dan sapu lalu ia mulai membersihkan kamar itu.

"Berikan pelajaran, aku butuh tontonan yang bagus." Kata Bill menyedekapkan tangan satunya dan yang satunya menunjuk feminim pada Daisy.

Beberapa pelayan kemudian mendatangi Daisy yang sedang membersihkan kamar mandi, Daisy takjub dan keheranan bagaimana kamar mandi itu bahkan lebih luas dari halaman rumahnya.

"Aku yakin jika aku memecahkan sesuatu bahkan seumur hidupku tidak akan bisa membayarnya." Kata Daisy mulai dengan pekerjaannya.

"Itu betul." Sahut seorang pelayan yang tiba-tiba muncul di belakang Daisy.

Lalu beberapa pelayan pun juga datang menyusul dengan wajah yang sinis.

Salah satu pelayan kemudian menjatuhkan satu vas berukuran agak besar dan pecah.

PYARRR!!!

Daisy terkejut dan mendelik dengan perbuatan pelayan itu.

"Apa?!" Kata si pelayan yang menjatuhkan Vas.

Kemudian salah satu pelayan yang lainnya mengambil selang shower dan langsung mengarahkannya pada Daisy.

"BRUUUSSSHH!!!"

"Astaga...!!!" Teriak Daisy.

Pelayan itu menyiram Daisy hingga Daisy terjatuh ke atas lantai, tubuhnya pun basah kuyup.

"Kalian... Kalian kenapa!!!" Teriak Daisy.

"Kenapa? Kau tahu siapa dirimu? Apa kau memandang dirimu adalah Nyonya di rumah ini? Atau kau berharap kau ingin menjadi Nyonya di sini, hanya karena kau naik pesawat mewah dan mobil mewah, kami tahu semuanya, Tuan Bill menyuruh kami memberikan oelajaran padamu, karena telah menyombongkan diri!!" Kata pelayan itu.

"Apa kalian sedang iri padaku?" Kata Daisy kemudian berdiri.

"Apa?"

"Kalian iri padaku karena aku menaiki pesawat dan mobil mewah? Karena Tuan kalian sendiri yang membawaku kemari. Kalian iri kan? Kalian juga menginginkan itu, namun Tuan kalian bahkan tidak pernah sekalipun melirik kalian. Menjijikkan!"

"Apa!!! Dasar kau! Siapa kau berani berkata begitu!" Salah satu pelayan berteriak dan menjambak Daisy, lalu pelayan yang lainnya ikut memegangi tubuh Daisy.

Para pelayan itu kemudian menyeret Daisy ke arah Bathup. Ada yang menyeret rambut Daisy, ada yang menyeret tangan Daisy, ataupun kaki Daisy.

"Kalian penakut! Kalau berani lawan aku satu persatu!" Teriak Daisy.

Para pelayan tidak mengindahkan kalimat Daisy, dan kemudian mereka mencelupkan wajah Daisy ke dalam Bathup.

"Rasakan!" Kata salah satu pelayan dan mereka saling tertawa puas.

Kepala Daisy di tenggelamkan ke dalam bathup hingga Daisy kesulitan bernafas dan memberontak namun tubuhnya di cengkram oleh banyak tangan.

bersambung

1
Salman Salman
dag Dig dug , huuhff...
tania
oemjii kangen daisy
Salman Salman
ya ampun sampe tegang..
Faisal Faisal
Biasa
Faisal Faisal
Kecewa
Lia Kurniawati
semangat
Akari Yeager
Luar biasa
Akari Yeager
Lumayan
Salman Salman
seru... lanjuuut
Mandiri Jaya Busana
kecewa berat aku thor knpa gak sma gavril
Aty Damrestu
novel yg sangat dan sangat amazing puas aq membacanya
Aty Damrestu
terharu skli😢😢
tania
ko jdi ikut deg degan huhu... Gege gege
tania
semoga cepat sembuh min
Aty Damrestu
astaga untuk pertama kalinya aku sangat terobsesi dgn jalur ceritanya sampai 4 hari aku terlena dgn jalan ceritanya
tania
Luar biasa
Maya Ulfa Trirahyu
daisy daisy,, kurg bersyukur kah kmu. malas ih nengok adegan ribut2 lgi
Anshari Sulaiman
Buruk
Ikka Chuet
love dgn cerita ny
Netty Netty
aku suka karyamu Thor, gk bisa ditebak jln ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!