NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18 Pria Lembut

Karin kini menyandarkan tubuhnya setelah bercerita bagaimana awalnya Ia melihat Jeno dan tertarik pada pria tersebut, dan Ia lebih senang lagi saat pertama kali masuk kampus mengetahui bahwa Jeno sekampus dengannya dan menjadi salah satu anggota BEM yang famous.

Bahkan Jeno juga menjadi alsan Karin mengulur-ulur waktu pertemuannya dengan pria yang akan dijodohkan dengannya.

“Yah Gue juga pernah dengar Candra bilang kalau Jeno orangnya baik banget, bahkan Dia senyum doang kalau dijahili teman-temannya” Gisel memvalidasi cerita Karin dengan info yang pernah didengarnya mengenai Jeno

“Gue jadi cape banget Gi, kayanya Gue udah nggak ada alasan lagi buat nolak perjodohan itu” ucapnya dengan pasrah.

“Ya udah sekarang, sebelum Lu ketemu sama jodoh Lu, mending kita makan malem bareng dulu, nanti Gue aja Nia sama Wina juga” ucap Gisel mencoba memberikan semangat pada Karin yang kini tampak sangat lusuh.

“Ya udah ayok” Karin setuju, mungkin saja itu bisa sedikit menghiburnya.

.

Setelah kepulangan Karin, Gisel keluar ke minimarket untuk membeli beberapa kebutuhannya, Ia takut jika makan malamnya akan lama dan tidak sempat berbelanja.

“Gue mau stok mie instan banyakin” ucapnya dengan senyum yang merekah sembari menuju rak mie instan dengan berbagai rasa.

Gisel memilih dan memasukkan mie instan tersebut ke dalam troli belanjaannya,

“Lu mau buka toko mie instan?” tanya seorang pria yang ada disamping Gisel

Gisel menoleh ke sumber suara dan melihat Haikal yang kini menatapnya dengan memasukkan tangannya kedua saku celananya bagian depan.

“Eh kak Haikal kok ada disini?” tanyanya terkejut melihat keberadaan Haikal.

“Ini kan tempat umum, bukan rumah Lu” jawabnya dan ikut mengambil dua bungkus mie instan dan menyimpan ke troli Gisel.

“Loh kok disimpan disini sih kak?” tanya Gisel yang melihat Haikal memasukkan mie instan ke troli belanjaannya.

“Ntar malam Gue ke apartemen Lu yah, mie masakan Lu enak kaya bukan mie insta” jawabnya santai dan mengambil lagi beberapa mie instan dimasukkan kedalam troli.

Gisel hanya melihat apa yang dilakukan Haikal tanpa tahu harus berkata apa, Apalagi Haikal yang Ia tahu bukan orang yang suka bercanda dan gabut untuk mengisengi nya saja.

Ia memperhatikan Haikal yang kini berjalan menuju kulkas yang menyediakan makanan instan yang siap saji. Haikal meminta untuk dipanasi di kasir dan duduk disalah satu kursi yang ada didalam minimarket.

Gisel menggelengkan kepalanya mencoba menyadarkan dirinya yang kini sibuk menelisik sikap aneh Haikal yang berbuat sesukanya.

Gisel memutuskan melanjutkan belanjanya dan mengambil beberapa telur dan daging beku yang tersedia di sana. Setelah belanjaannya dirasa cukup Ia menuju kasir untuk membayar belanjaannya.

Gisel melirik Haikal selagi memindahkan belanjaannya dari troli ke kasir, hingga tidak sengaja Ia menjatuhkan sebagian belanjaannya karena tidak fokus.

“duuh maaf Mbak, tadi Gue nggak fokus” ucap Gisel tidak enak pada penjaga kasir tersebut.

“Iya nggak papa Mbak” balasnya dengan senyum sungkan.

Setelah menghitung semua belanjaan Gisel kini saatnya Ia membayar tagihannya.

“Harganya 746.000 ribu” ucap seorang kasir setelah melihat total belanjaan Gisel

“bayar pakai ini aja mbak” Haikal ada dibelakang Gisel dan memberikan kartu yang tidak asing bagi Gisel,

Bagaimanapun Ia juga bukan orang yang tak mampu, tapi kartu itu hanya dimiliki ayah dan Ibunya sedangkan Ia dan Marka sang kakak tidak.

“Baik Mas, ditunggu yah” ucap pegawai kasirnya dan kembali melakukan pembayaran dengan kartu yang diberikan Haikal.

Setelah membayar kartunya dikembalikan pada Haikal. Dan kantongan belanjaannya diberikan kembali pada Gisel.

“Sini biar Gue yang bawain” Haikal mengambil kantong belanjaan Gisel dan jalan mendahului Gisel.

‘Gue kok jadi kaya orang bego yah, dari tadi nggak ada penolakan dengan kelakuan Kak Haikal yang super duper aneh.

.

Kini mereka sudah berada di apartemen Gisel, yang mana Gisel menyusun barang belanjaannya di kulkas dan lemari penyimpanan stok makanan instannya.

“Kak Haikal mau minum apa, biar Gue buatin” Gisel tidak mungkin menyuruh Haikal pulang, minimal Ia mempunyai niat baik menawarkan minum walaupun hanya basa basi, dan Ia pikir Haikal akan menolaknya.

“Gue mau sirup melon” ucap Haikal yang melihat ada sirup melon pada belanjaan Gisel saat di supermarket.

Gisel menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju dapur untuk membuat dua gelas minuman untuknya dan juga Haikal.

Setelah itu Ia kembali keruang tamu dengan dua gelas sirup melon yang ada ditangannya. Ia menyimpan di hadapan Haikal satu.

“Lu mau keluar?” tanya Haikal yang melihat Gisel beberapa kali melirik ponselnya yang ada dimeja, seolah menunggu pesan masuk.

“Ah, Iya kak, Gue mau keluar makan bareng teman, tapi belum dapat balasan setuju dari mereka” jawabnya sedikit canggung.

Haikal hanya menganggukkan kepalanya sembari meminum minuman yang ada didepannya.

“Kak, Gue boleh nanya nggak?” Gisel berhati-hati bertanya pada Haikal. Mungkin saja Ia mendapat informasi mengenai Jeno yang bisa dibagikan pada Karin nanti.

“Hmm?” Haikal mengerutkan dahinya, Ia berpikir apa yang membuat Gisel harus bertanya padanya.

“Eh ini tentang Kak Jeno, Kak Haikal tahu nggak kalau kak Jeno udah punya calon istri?” tanya Gisel dengan hati-hati, Ia tidak mau disangka mencampuri urusan orang lain.

“Iya…, udah lama, bahkan Jeno sudah diberi tahu dari masuk SMA, makanya Jeno tidak pernah mempunyai pacar” jawab Haikal dengan santai

“Kak Jeno dijodohkan?” Gisel terkejut dengan fakta tersebut

“Iya, tapi Jeno sudah kenal dengan perempuan itu, bahkan Ia sudah menyukainya sejak kecil” sambung Haikal, Haikal memperhatikan wajah Gisel yang kini tampak tidak percaya dengan fakta yang baru saja diketahui

‘Karin sepertinya memang tidak mempunyai kesempatan apapun, bahkan kak Jeno setia banget sama orang yang akan dijodohkan dengannya’ Gisel bergumam pada dirinya sendiri.

“Jeno pria lembut, dia tidak akan melukai gadis yang disukainya, bahkan Ia tidak suka sekalipun dia akan tetap berbuat baik” Haikal seolah meyakinkan Gisel kebaikan Jeno sebagai seorang laki-laki.

‘Baik juga percuma kalau nggak bisa dimiliki’ gumam Gisel menyangkan perasaan Karin pada orang yang tidak tepat, bahkan mungkin menjadi salah jika Jeno sudah menikah.

“Kamu suka sama Jeno?” tanya Haikal yang melihat ekspresi wajah Gisel yang seolah menyangkan fakta yang diketahuinya.

“Ahh, nggak lah kak, Gue cuma kaget aja tadi Karin ketemu Kak Jeno disalah satu cafe, dan kak Jeno cerita kalau dia udah punya calon istri” jawab Gisel meluruskan pandangan Haikal terhadapnya, Ia tidak ingin membuat Haikal salah paham.

“hmm” Haikal berdehem mengiyakan jawaban Gisel.

.

“Kak mau keluar?” tanya Jigar pada Juan yang sudah rapi dengan pakaiannya yang cukup santai namun bukan untuk tinggal di rumah.

“Iya Gue mau ke rumah Jeno, Lu mau ikut?” tanya Juan pada adik semata wayangnya itu.

“Ada Candra?” tanya Jigar, Ia cukup malas mendengarkan pembahasan kakaknya dan teman-temannya yang cukup sulit dipahaminya,

Namun lain lagi jika ada Candra yang ada kakak-kakaknya lah yang akan dibuat pusing keduanya.

“Nggak tahu, kenapa nggak tanya langsung aja?” Juan kini berdiri didepan Jigar sembari memperbaiki jam tangan yang ada dipergelangan tangannya.

“Dia nggak bales chat Gue dari tadi kak” Jigar juga bingung pada Candra yang moodnya kurang bagus hari ini.

“Ya udah Lu mau nitip sesuatu nggak, ntar Gue beliin, Gue juga nggak lama kok di rumah Jeno” Juan memperhatikan wajah Jigar dan menunggu jawaban adiknya itu

“Nggak usah Kak, Gue juga mau tidur cepat, besok Gue ada kelas dance pagi” jawabnya kembali fokus pada ponselnya.

“Ya udah Gue jalan dulu” Juan segera meninggalkan Jigar di rumah dan menuju rumah Jeno yang sudah janjian akan berkumpul di sana bersama dengan ketiga temannya.

.

“Mau kemana?” tanya Haikal yang melihat Gisel memasuki lift

“Mau keluar makan kak bareng Karin, Nia dan Wina” jawab Gisel dengan sopan.

“Dimana?” tanyanya lagi

“Di restoran xxx” balas Gisel sungkan, menurutnya tidak begitu penting harusnya bagi Haikal kemana perginya bukan.

“Bareng aja, Gue lewat situ kok” jawabnya singkat dan hanya di angguki Gisel tanpa protes lagi.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!