NovelToon NovelToon
Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:40.9k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Naya wanita cantik yang berumur 27 tahun mendapati dirinya terbangun didunia novel sebagai pemeran tambah yang berakhir tragis. Naya merasuk kedalam tubuh Reka remaja cantik yang berusia 18 tahun. Reka memiliki keluarga yang sangat amat menyayanginya, mereka rela melakukan apapun demi kebahagiaan Reka. Meskipun memiki keluarga yang sangat amat mencintainya sayangnya kisah percintaan Reka tidak berjalan dengan baik. Tunangannya Gazef lebih memilih pemeran utama wanita dan meninggalkan Reka. Reka yang merupakan pemeran tambahan akhirnya menjadi batu pijak untuk kebehagian Gazef dan Rosa, Reka harus mati demi kebahagiaan pemeran utama dalam novel.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Reka masuk ke dalam kelas dengan langkah gontai, wajahnya tampak lelah dan lesu. Ia berjalan pelan menuju kursinya, meletakkan tas di atas meja, lalu duduk dengan berat hati. Tak berselang lama, Felly masuk ke dalam kelas dengan semangat yang ceria. Melihat Reka yang tampak tidak bersemangat, Felly segera menghampirinya dan duduk di kursi sebelahnya.

"Heh, Reka! Kamu kenapa? Kelihatan lesu banget," tanya Felly dengan nada khawatir.

Reka menghela napas panjang sebelum menjawab, "Ah, tidak ada apa-apa, Fel. Cuma lagi banyak pikiran saja."

Felly menatap Reka dengan raut prihatin, "Banyak pikiran? Tentang apa? Kalau kamu butuh cerita, aku di sini kok."

Reka menggeleng pelan, "Terima kasih, Fel. Aku hanya perlu waktu untuk merenung. Tapi tenang saja, aku akan baik-baik saja."

Felly tersenyum, mencoba menyemangati sahabatnya, "Oke, tapi ingat, kamu tidak sendiri. Aku ada di sini kalau kamu butuh bantuan."

Reka mencoba tersenyum, meski samar, "Iya, aku tahu. Terima kasih, Fel."

Gazef masuk ke dalam kelas dengan langkah cepat dan raut wajah kesal yang terlihat jelas. Mata seluruh kelas langsung tertuju padanya, menunggu apa yang akan terjadi. Tanpa ragu, Gazef berjalan langsung menuju meja Reka, yang masih duduk dengan tatapan kosong.

"Reka!" seru Gazef dengan nada tajam, menarik perhatian semua orang. Reka mengangkat kepalanya, melihat Gazef yang berdiri di depannya dengan ekspresi marah.

"Ada apa?" tanya Reka datar, tak ingin menambah keributan.

Gazef menghempaskan sebuah kotak bekal ke atas meja Reka dengan kasar. "Ini bekal yang dibuat oleh Mama. Aku nggak butuh ini," katanya dengan nada menghina. "Kenapa kamu selalu mengganggu hidupku dengan hal-hal tidak penting seperti ini?"

Reka menatap kotak bekal itu, lalu kembali menatap Gazef dengan tatapan dingin. "Itu bukan dari aku. Kenapa kamu malah membawanya ke sini?" tanyanya, berusaha untuk tetap tenang.

"Jangan bohong, aku tahu ini dari kamu. Mama bilang kamu yang memberikannya padanya," jawab Gazef, suaranya semakin meninggi.

Felly yang duduk di sebelah Reka segera bangkit dan berdiri di antara mereka. "Hei, Gazef, kalau memang ada masalah, bicarakan baik-baik. Jangan marah-marah seperti ini," kata Felly mencoba menenangkan situasi.

Gazef menghela napas berat, mencoba menenangkan dirinya. "Aku hanya muak dengan semua ini," katanya sebelum berbalik dan keluar dari kelas dengan langkah berat, meninggalkan kotak bekal itu di meja Reka.

Reka menghela napas panjang, merasa lelah dengan drama yang terus berulang. Felly duduk kembali di sebelahnya, menatap sahabatnya dengan prihatin.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Felly.

Reka hanya mengangguk pelan, "Ya, aku baik-baik saja. Hanya muak dengan semua ini."

Reka menatap kotak bekal di atas mejanya dengan tatapan kesal. Dengan gerakan cepat dan penuh emosi, ia meraih kotak bekal itu dan berjalan ke arah bak sampah di pojok kelas. Tanpa ragu, ia membuang kotak bekal tersebut ke dalam bak sampah dengan suara keras.

Seluruh kelas terdiam, murid-murid yang ada di dalam kelas menatap Reka dengan mata terbelalak. Felly, yang duduk di sampingnya, juga tampak terkejut melihat tindakan sahabatnya itu.

"Reka, apa yang kamu lakukan?" tanya Felly dengan nada cemas, matanya masih terfokus pada bak sampah yang kini berisi bekal yang baru saja dibuang Reka.

Reka menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. "Aku muak, Fel. Muak dengan semua drama ini," jawabnya dengan suara yang masih terdengar kesal.

Beberapa murid berbisik di antara mereka, tetapi Reka mengabaikan semua tatapan dan bisikan itu. Ia kembali ke mejanya dan duduk, berusaha menenangkan diri.

"Reka, kamu harus berhati-hati. Gazef mungkin akan marah lagi kalau tahu kamu membuang bekal itu," kata Felly dengan nada khawatir.

Reka menatap Felly dengan tatapan tegas. "Biarkan saja, Fel. Aku tidak peduli lagi. Kalau dia mau marah, biar saja," jawabnya dengan nada penuh ketegasan.

Felly terdiam sejenak, melihat sahabatnya yang tampak begitu kuat dan tegas. "Aku hanya tidak ingin kamu mendapat masalah lagi, Reka," katanya akhirnya.

Reka tersenyum tipis, meskipun masih ada jejak kesal di wajahnya. "Terima kasih, Fel. Tapi kali ini, aku akan melawan. Aku tidak akan membiarkan diriku terus-terusan diperlakukan seperti ini," jawabnya dengan nada mantap.

Setelah insiden bekal yang dibuang, suasana kelas kembali hening. Pelajaran dimulai ketika guru matematika, Bu Anita, masuk ke dalam kelas. Ia menatap murid-muridnya dengan senyum lembut, mencoba mencairkan ketegangan yang sempat terjadi.

"Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita akan belajar tentang persamaan kuadrat," kata Bu Anita sambil menuliskan beberapa rumus di papan tulis.

Reka mencoba mengalihkan perhatiannya dari kejadian sebelumnya dengan fokus pada pelajaran. Namun, pikirannya masih bercabang.

"Reka, coba kamu selesaikan soal ini di papan tulis," kata Bu Anita tiba-tiba, mengagetkan Reka yang sedang melamun.

Reka berdiri dan berjalan menuju papan tulis dengan langkah mantap. Ia menyelesaikan soal itu dengan cepat dan benar.

"Bagus sekali, Reka. Terus pertahankan konsentrasimu," puji Bu Anita.

Reka kembali ke tempat duduknya dengan perasaan sedikit tenang.

Bu Anita melanjutkan pembelajaran dengan semangat. Ia menjelaskan lebih dalam tentang persamaan kuadrat, membahas metode penyelesaian yang berbeda, dan memberikan contoh-contoh soal untuk dikerjakan oleh para murid.

Di tengah penjelasan, Reka merasa pikirannya mulai melayang lagi. Ia menoleh ke arah Felly yang duduk di sebelahnya.

"Fel, aku mau tanya sesuatu. Apa yang pernah aku lakukan untuk memisahkan Rosa dan Gazef?" tanya Reka dengan suara yang pelan.

"Kamu? Nggak pernah ngelakuin apa-apa yang aneh, kok. Kenapa nanya gitu?" ucap Felly mengernyitkan dahi, sedikit bingung dengan pertanyaan itu.

"Maksudku, apakah aku pernah mencoba memisahkan mereka atau melakukan hal-hal yang ekstrem?"

"Nggak pernah. Kamu cuma sering nonton mereka kalau lagi romantis, terus... kamu menangis. Itu aja sih yang aku tahu," kata Felly menggeleng.

"Jadi aku nggak pernah melakukan hal-hal aneh untuk memisahkan mereka?" kata Reka terdiam sejenak, mencerna jawaban Felly.

"Iya, nggak pernah. Kamu cuma merasa sedih dan cemburu, tapi nggak pernah ngelakuin sesuatu yang berlebihan," Felly menatap Reka dengan penuh perhatian.

"Terima kasih, Fel," bisik Reka, kembali mencoba fokus pada pelajaran.

Reka tersenyum miring memikirkan rencana awal yang akan dia coba untuk mengubah alur. Pikiran-pikiran licik mulai bermain di benaknya, dan dia merasakan sedikit kegembiraan saat memikirkan kemungkinan-kemungkinan baru.

"Bagaimana jika aku menyiksa Rosa?" pikirnya. "Apa yang akan terjadi? Apakah cerita akan kembali ke awal atau penulisnya akan membiarkannya karena hal itu akan menguntungkannya? Mungkin dia berpikir hal itu bisa menarik perhatian para pembaca."

Reka menatap papan tulis di depan kelas dengan tatapan kosong, meskipun pikirannya penuh dengan strategi dan rencana. "Jika aku membuat hidup Rosa sengsara, apakah X akan membiarkannya atau apakah dia akan menarikku kembali lagi? Ada begitu banyak hal yang bisa terjadi."

Ia merasakan adrenalin mengalir dalam tubuhnya, dan senyum miringnya semakin lebar. "Mungkin inilah cara untuk mengacaukan semuanya tanpa harus memulai lagi dari awal. Jika aku tidak bisa mengubah nasibku secara langsung, maka aku akan memutarbalikkan nasib orang lain."

Tatapan Reka kembali fokus pada pelajaran di depan kelas, tetapi pikirannya tetap berputar-putar dengan rencana barunya. "Kita lihat saja, X. Apakah kau akan menulis ulang atau membiarkan cerita ini mengalir dengan caraku? Aku akan menemukan jalan keluarku, apa pun yang terjadi."

1
Yui
Luar biasa
Dede Mila
baca
Aisyah Suyuti
seru
Black Moon
Masih nunggu up nya, Thor.
renaa.
di chapter sebelumnya si arsan manggilnya cebol, trs micro sister, lah skrg malah kunti bogel 🙂
zakia Mutmainah
kenapa harus nolak reka? padahal kalo reka sama kael itu pasti cocok banget
Black Moon
Kalo Gw jadi Kael juga pasti mikirnya ke arah situ, sabar ya Kael tapi bukan itu yg mau dibicarakan 🙈
✓🥀 forever
suka/Heart/

smngt Thor
Moly
Lanjut...
charis@ŕŕa
up 1 lg dong
Erni Nofiyanti
pusing bacanya muter2,
Erni Nofiyanti
kirain mukanya rusak
Midah Zaenudien
cukup bagus cuma aku belum faham alur x
@ImIm: *Biar typo
@ImIm: Reka aka naya dipaksa sama author buat mengikuti cerita novelnya dimana Reka aka naya harus mati. Karena Reka menolak dan mencoba mengubah alur cerita biara tidak mati akhirnya author (penulis novel) memutar waktu. Dibagian pertama Reka berhasil memutuskan pertunangan tapi Reka tidak tahu kalau keluarganya mencelakai Rosa dan Gazef pemeran utama dalam cerita novel makanya Reka sempat bingung kenapa dia tiba-tiba ke tarik kembali ke awal cerita dimana dia masih berstatus tunangannya Gazef. Dibagian kedua dimana Reka menembak Gazef disitu titik awal Reka sadar kalau terjadi sesuatu yang buruk kepada pemeran utama maka Reka akan di tarik paksa kembali ke titik awal cerita.

Semoga paham dengan penjelasannya
total 2 replies
Black Moon
Ditunggu up selanjutnya, semangat Author
Lippe
kata cebol dengan berat hati masih keterima. Tapi..... MICRO???
semungil itu😭😭😭😭
Neng Rusyanah
Luar biasa
Grey
apa jangan² karena perasaan kael? author nya terlalu terobsesi sama peran si kael? atau author nya terobsesi sama ending dari pemeran utama yg dia ciptakan?
Grey
kirain gegara kata rawrr nya😂🤣
Grey
kenapa harus Kunti bogel😂🤣
vio~~~~
serem juga ya si arsan kayak psyco..😬😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!