NovelToon NovelToon
Mawar Merah Berduri

Mawar Merah Berduri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Aini

Mawar merah sangat indah, kelopak merah itu membuatnya tampak mempesona. Tapi, tanpa disadari mawar merah memiliki duri yang tajam. Duri itulah yang akan membuat si mawar merah menyakiti orang orang yang mencintainya.

Apakah mawar merah berduri yang bersalah? Ataukah justru orang orang yang terobsesi padanyalah yang membuatnya menjadi marah hingga menancapkan durinya melukai mereka??!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24 Akal licik

Hari ini, Inne pulang lebih awal dari kampus, itu juga karena dia sudah tidak ada jam pelajaran lagi dan dia akan mengajar Les. Sedangkan Adit masih ada satu jam pelajaran lagi dan saat ini dia sedang melakukan penelitian pada beberapa aspek mesin.

"Dit, kenapa sih wajah lu tertekan amat?" Tanya Dinda yang sama sama ikut dalam penelitian ini.

"Biasa, Din. Gue malas banget kalau udah menyangkut penelitian. Mumet gue."

"Jalani aja, Dit. Ikuti saja instruksinya. Urusan benar salahnya lihat nanti lah."

"Iya sih. Tapi, gue tu bawaannya malas aja kalau gak ada Inne."

"Ya elah, Dit. Tiap hari juga ketemu sama Inne. Hari ini aja Inne pulang duluan."

"Asal lu tau ya, Dinda. Dua minggu terakhir aku cuma ketemu Inne di kampus dong. Gak ada jalan, gak ada makan. Tu anak sibuk banget ngajar les."

"Lah iya lah dia sibuk ngajar. Cari uang, buat biaya kuliah. Emangnya situ yang sudah kaya sejak lahir."

"Gue tu udah bilang sama Inne supaya dia berhenti ngajar, fokus kuliah aja. Gue yang kasih dia uang berapapun dia mau. Eh malah ditolak."

"Ya jelas di tolak lah, Dit. Lu tau kan Inne gak suka memanfaatkan orang orang yang dia sayangi demi kepentingan dia sendiri. Lagian, kalau pun dia terima tawaran lu, apa gak terkesan matre dianya."

"Tapi gue tu benaran gak bisa kalau jauhan sama Inne."

"Kalau gitu, ajak aja Inne nikah, masalah selesai."

"Maunya juga gitu. Tapi Inne belum mau."

"Lah lu serius Dit? Lu yakin mau nikah muda andai Inne mau?"

"Ya maulah. Selama orangnya Inne, ya tentu gue mau."

Dinda tersenyum, dia merasa Inne benar benar beruntung memiliki Adit yang sangat amat tulus sayang padanya, ya walaupun memang anaknya pemarah gak ketulungan sih. Adit juga sangat beruntung memiliki Inne dalam hidupnya. Itulah yang dirasakan Dinda setelah mendengar cerita Adit barusan.

Meninggalkan Adit dan Dinda yang masih di kampus, di cafe justru sedang ramai pengunjung. Wendi dan Bimo sampai kewalahan melayani mereka. Sedangkan Leni masih belum pulang dari kampus.

"Wendi, kamu istirahat dulu gih bentar. Nanti kaki kamu bisa sakit kelamaan berdiri."

"Gak usah deh bang, aku baik baik saja."

"Benaran?"

"Iya."

"Ya udah, kalau gitu aku lanjut ngantar minuman kemeja ya."

"Iya, bang. Aku yang akan menjaga disini sambil membuat minuman yang sudah di pesan pelanggan.

Saat sedang ramai seperti ini, Bimo benar benar butuh bantuan. Kebetulan sekali, Gio datang.

"Gio, bantu abang antar minuman ya." Bimo langsung menarik Gio mendekat ke meja kasir.

"Loh bang, aku kesini mau pesan minuman." sahut Gio bingung dan agak kaget.

"Bentar aja, nanti kamu boleh minum apa saja yang kamu suka, gratis." bujuk Bimo.

Sebentar Gio melirik sekeliling yang lumayan kacau, lalu dia menatap kearah Wendi yang begitu sibuk membuat minuman sesuai yang dipesan para pelangggan. Melihat Wendi berdiri seperti itu membuat hati Gio sedih.

"Ya udah, aku bantu abang ngantar minuman. Tapi, abang bantu kak Wendi."

"Ok, setuju."

Bimo pun membantu Gio memakai celemek. Setelah itu barulah dia membiarkan Gio mengantar minuman kemeja meja pelanggan.

Tidak berselang lama Leni pun pulang. Melihat Gio membantu, Leni pun langsung memakai celemeknya dan ikut membantu Gio mengantar minuman.

~

~

~

Hari ini Inne menemani Adit syuting iklan parfum dari brand sponsor acara Idol boys. Setibanya di tempat syuting, rupanya Adit akan berakting dengan Brian.

Melihat Adit di temani oleh Inne, tentu membuat Brian cemburu. Dia pun menyusun rencana yang bisa membuat pasangan itu bertengkar, bahkan kalau bisa supaya putus sekalian.

"Yuk mulai! ucap sang sutradara.

Adit pun tampak khawatir, ini pertama kalinya dia syuting iklan seperti ini.

"Dit, kamu pasti bisa."

"Aku gugup nih, In. Boleh penggang tangan kamu bentar gak?"

"Hmm." Inne mengulurkan tangannya yang lansung disambut oleh Adit.

"Huh, aku pasti bisa."

"Hmm, kamu pasti bisa, Dit."

"Kamu tetap disini ya. Kalau nanti gugup, aku akan mandang kamu untuk mengurangi rasa gugup."

"Iya. Aku tunggu di sini. Semangat ya, Dit."

Adit pun mulai mengikuti arahan kru dan mulai syuting.

Saat Adit sedang syuting, Brian pun menggunakan kesempatan itu untuk berbicara dengan Inne.

"Hai kak."

"Eh Brian. Kamu syuting juga?"

"Iya nih kak. Udah selesai sih tadi, ini lagi nunggu jemputan pulang."

"Hmm."

"Kak, boleh pinjam hp bentar gak. Mau nelpon supir. Hp aku kehabisan baterai."

Tanpa rasa curiga sedikitpun Inne meminjamkan hp nya pada Brian.

Brian pun dengan senang hati melancarkan misinya untuk memperkeruh hubungan Inne dan Adit. Dia membuka akun instagram Inne dan mengelike foto sebagai Idol boys seakan yang like adalah Inne padahal dia melakukannya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!