Cewek Galak Itu Milikku

Untuk mengurangi rasa sakit pada tangannya terpaksa Naura mengikuti arah tarikan Arga. Tidak mengerti kenapa Arga bisa semarah itu saat dia sedang bicara dengan Zaidan. Mereka tidak membahas apa pun yang berkaitan dengan permasalahan dua cowok itu. Hanya percakapan basa-basi. Lagi pula Arga juga tidak ada hak melarang Naura untuk berinteraksi dengan siapa pun termasuk juga dengan Zaidan.

"S-sakit ga, lepasin gue!" pinta Naura, pergelangan tangannya memerah karena cengkraman Arga.

Arga baru melepaskan tangannya saat mereka sudah berada di wilayah khusus Geng Valkyrie. Aldo, Rafi, dan Andre hanya mencebik, mereka sudah memperingati Naura sebelumnya, sayangnya gadis itu terlalu keras kepala dan mudah naik darah. Aura gelap Arga mendominasi, menatap manik mata Naura.

"Lo itu ngerti bahasa manusia atau enggak sih? Udah gue peringatin ya sama lo jangan dekat dan berkomunikasi sama Zaidan,tapi masih aja lo lakuin."

"Enggak ada yang bisa ngatur gue, Arga! Lo gak punya hak apa pun itu. Lagian juga gue ngobrol sama dia gak pernah tuh nyebut nama lo, kalau kalian punya masalah, yaudah itu urusan kalian berdua. Ngapain harus gue yang ikut repot sih," kata Naura.

Arga berdecak, Naura tidak tahu seberapa bahayanya Zaidan dan teman-temannya. Mereka memang terlihat seperti kucing yang menggemaskan tapi nyatanya lebih berbahaya daripada serigala. Apalagi mereka tahu kalau Naura berada dibawah kuasa Arga, bisa jadi keselamatan Naura menjadi ancaman. Arga berdecak kesal,karena kekalahannya malam ini dan kebodohan Naura yang semakin membuat dia emosi.

"Lo batu banget ya, Nau! Gua muak tau gak lama lama ngomong sama lo. Sekarang lo harus minta maaf sama cewek gue, lo udah ngebentak dan dorong dia tadi," suruh Arga. Setelah balapan tadi dia mendapat pengaduan dari Cindy, cewek centil itu memaksa Arga untuk memarahi Naura.

"Gue gak mau, dia yang berisik dan dia udah duluan dorong gue," tolak Naura.

Arga melotot tajam, menggertakan giginya. "Sekarang!" perintahnya.

Naura menghentakan kakinya ke aspal, kesal karena dirinya tidak bersalah tapi dipaksa untuk meminta maaf. Dengan amat terpaksa Naura harus mencari keberadaan Cindy, cewek itu sedang duduk di motor kesayangan Arga. Tersenyum sinis melihat Naura melangkah mendekatinya.

"Maafin gue," ucap Naura singkat sambil menyodorkan tangannya ke hadapan Cindy.

"Enggak," jawab Cindy cuek.

Naura menarik kembali tangannya. "Oh ya udah," ucapnya.

Tidak mau ambil pusing Naura memilih untuk menjauh tapi tetap di wilayah anak Valkyrie. Dia mendengus kesal, menatap tajam orang-orang yang melintas di hadapannya. Entahlah fungsinya untuk datang ke sana, hidupnya terasa terkekang semenjak kenal dengan Arga.

"Maksud Arga itu baik kok Nau, lo gak tahu aja seberapa beringasnya Zaidan," kata Aldo yang tiba-tiba berdiri di sebelah Naura.

Naura melirik menggunakan sudut matanya, ternyata Aldo. Cowok paling tinggi diantara anak Valkyrie, punya daya tarik di alisnya yang tebal. Makin kesini Naura merasa ada kedekatan dengan Also, bukan tentang perasaan apalagi jatuh cinta. Melainkan Aldo yang paling mengerti tentang posisinya sekarang.

"Gue nyesel udah ada di tengah-tengah kalian, ngerasa gak ada gunanya. Gue lihat motor kalian cuman lecet dikit tapi dampaknya malah ke batin dan mental gue. Okey gue jadi asisten kalian yang bisa disuruh ini itu, tapi kalian juga gak ada hak buat larang gue berteman sama siapa pun," tutur Naura mengungkapkan seluruh isi hatinya.

"Buat Kita motor itu segalanya Nau, waktu lo jatuhin motor kesayangan kita itu udah termasuk kesalahan fatal. Masalah hukuman atau konsekuensi yang harus lo lakukan juga bukan kesepakatan anak Valkyrie, murni keputusan Arga sendiri. Sebenarnya kalau lo itu nurut sedikit aja sama tuh anak, gue jamin hidup lo juga gak menderita-menderita banget. Dia juga masih punya hati kok, lagian apaan sih yang disuruh? Cuman minta lo bawain tas, makanan, atau minuman doang kan."

Naura menghelakan nafas panjang, dia memijat pangkal hidungnya. "Terus sekarang apa? Dia nyuruh gue datang ke sini, cuma buat jadi asisten ceweknya. Mana dua-duanya ngeselin banget."

"Sabar, masih ada 3 bulan lagi," kata Aldo diiringi kekehan pelan.

Naura memutar malas manik matanya. "Ck, lo kira 3 bulan itu sebentar. Ah lama-lama gue kabur dari kota ini."

"Nih pakai, gue disuruh buat nganterin lo pulang," kata Aldo memberikan helm pada Naura.

"Seriusan ini gue boleh pulang?" tanya Naura dengan mata berbinar-binar. Dia lihat acara masih panjang, belum ada yang bubar sama sekaki.

"Iya, Arga yang nyuruh gue. Daripada lo bikin masalah mending balik kerumah," jawab Aldo.

"Akhirnya, gue gak betah lama-lama di sini." Naura menghelakan nafas lega.

Naura mengikuti langkah Aldo menuju parkiran motor, di sana banyak motor keren yang terparkir dengan rapi. Seakan memamerkan kegagahan motor tersebut. Aldo menarik Naura menjauh dari deretan motor, Naura tiba-tiba melemparkan tatapan sinis. Meminta penjelasan Aldo kenapa dia ditarik seperti itu.

"Ini motor bukan punya anak Valkyrie doang, lo bisa dibunuh kalau ngejatuhin motor-motor mereka."

Naura memanyunkan bibirnya. " Siapa juga yang mau jatuhin motor ini. Gue gak bakal terkena jebakan untuk kedua kalinya."

"Udah jangan banyak ngomong. Ayo buruan naik," suruh Aldo saat motornya sudah siap untuk beranjak dari lokasi.

"Emangnya lo tau dimana rumah gue?" tanya Naura yang mulai melunak dengan Aldo.

"Ya tahu lah, malahan gue yang ngasih tahu Arga dimana rumah lo," jawab Aldo santai.

Naura makin keheranan, bagaimana Aldo bisa mengetahui dimana alamat rumahnya. Tidak mau mengulur waktu untuk pulang, Naura memutuskan untuk langsung naik ke atas motor, tentunya dengan bantuan pundak Aldo.

***

Ares berlari menghampiri Zaidan, jantungnya berdebar kencang saat melihat Zaidan berhadapan dengan Arga. Takut terjadi perkelahian. Saat jaraknya tinggal beberapa meter lagi dari tempat Zaidan berdiri, Arga memilih pergi sambil menarik seorang cewek.

"Lo ngapain tiba-tiba lari ke sini?" tanya Zaidan.

Zaidan menoleh, mendapati sahabatnya sudah berdiri di sampingnya. Zaidan memasang wajah datar, tatapannya masih mengikuti kepergian Naura dan Arga. Batinnya bertanya-tanya ada hubungan apa mereka berdua.

"Cewek tadi siapa? Kenapa dia diseret kayak gitu sama Arga?" tanya Ares lagi.

"Namanya Naura, murid baru SMA Nusa Bangsa. Gue kenal dia karena dia suka jajan cilok Mang Dadang," jelas Zaidan.

"Oh, murid baru." Ares mengangguk-anggukan kepalanya. Bertahun-tahun kenal dengan Zaidan baru kali ini Ares melihat Zaidan tertarik dengan cewek, berbanding terbalik dengan Arga yang suka mempermainkan perempuan.

"Gue minta lo cari tahu tentang hubungan mereka berdua, gue tunggu laporan lo besok pagi!" perintah Zaidan, lalu beranjak meninggalkan Ares.

"Oke," jawab Ares.

Zaidan Hendra, punya paras tampan dan lesung pipi sebagai ciri khasnya. Setiap tersenyum banyak gadis yang langsung jatuh cinta padanya. Dia primadona di SMA Bhakti, kapten tim futsal, dan sudah menjuarai berbagai turnamen. Zaidan dikenal sebagai pribadi yang sangat ramah, berbeda dengan anak geng lainnya yang terkesan angkuh. Baru beberapa bulan yang lalu dia diangkat sebagai ketua Geng Alderios Gen-5.Geng Valkyrie dan Geng Alderios tidak pernah akur, siapa pun yang menjadi pemimpinya tidak mampu membuat dua geng besar itu berdamai. Diperparah saat Arga diangkat sebagai ketua Geng Valkyrie dan Zaidan diangkat sebagai ketua Geng Alderios. Dua orang yang bermusuhan sejak bangku SMP makin memperpanas suasana. Dendam antara mereka tidak pernah usai, dan tampak akan muncul lagi pertikaian baru yang menyeret Naura ke tengah-tengah mereka.