NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: RahmaYesi.614

Caca terpaksa harus menikah dengan suami adiknya yang tengah terbaring sakit di salah satu kamar rumah sakit.

"Kak, aku mohon, menikahlah dengan abang Alden!" Ucap Lisa, sang adik di waktu terakhirnya.

Caca menggeleng tak setuju. Begitu juga dengan Alden. Tapi mendengar Lisa terus memohon dengan suara seraknya yang nyaris hilang dan dengan raut wajahnya yang menahan segala rasa sakitnya, Caca pun akhirnya menyetujui permohonan terakhir adiknya.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Yuk langsung saja intip serial novel terbaru Author!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Aku bukan burung

Mau tidak mau Rani juga lah yang pada akhirnya membawa mamanya menuju rumah orang pintar yang katanya ahli dalam segala hal yang berhubungan dengan hal mistis.

"Permisi!" Seru Rani dan Nadin yang sudah berada didepan rumah orang pintar yang mereka maksud.

Ceklekkk

Drittt

Iiikkk

Suara pintu terbuka membuat Rani dan Nadin ngeri.

"Horor, ma. Aku takut." Bisik Rani sambil memegang erat pergelangan tangan mamanya.

"Diam kamu, nanti kedengaran sama orangnya gawat kita."

"Iya deh ma. Tapi takut.."

Mereka pun melangkah masuk kedalam rumah megah, tapi auranya sangat suram dan menakutkan. Rumah megah nan mewah, tapi suara pintunya seperti suara pintu di gubuk reot.

"Ada perlu apa kalian datang ke mari?!"

"Ma, takut.." Rengek Rani saat mereka tiba tiba mendengar suara padahal tidak ada orangnya.

"Maaf mbah, kedatangan kami ke mari untuk meminta bantuan. Di rumah saya ada wanita yang membawa sihir. Dia mulai menyihir anak saya, mbah.." Nadin langsung menjelaskan.

"Oh itu gampang. Kalian tidak usah khawatir. Saya adalah ahlinya mengendalikan sihir."

Nadin tersenyum pada Rani. Dia merasa senang karena telah mendatangi orang yang tepat.

"Lalu, apa yang harus saya lakukan, mbah?" Tanya Nadin.

"Buka lemari yang ada di depan kalian.."

Nadin melangkah mendekati lemari yang ada di depannya. Dibukanya lemari itu. Terlihatlah sederetan ramuan berbagai warna dalam botol kaca bening.

"Ambil ramuan hijau."

Nadin mengambil botol sebesar telunjuknya yang didalamnya air berwarna hijau.

"Tuangkan ramuan itu kedalam makanan wanita yang menggunakan sihir itu. Niscaya, setelah dia memakan makanannya yang sudah dicampur dengan ramuan itu, dia akan segera kehilangan sihirnya."

"Baik mbah. Terimakasih."

"Tunggu dulu! Kamu pasti tahu bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini bukan?"

"Iya mbah saya paham. Tapi, berapa saya harus membayar ramuan ini, mbah?" Tanya Nadin.

"Letakkan uang sepuluh juta ke dalam lemari tepat di tempat ramuan yang kamu ambil." Titah orang pintar itu.

"Baik mbak."

Nadin pun membuka tasnya.

"Ma, sepuluh juta kebanyakan." Bisik Rani.

"Jika tidak suka dengan harga yang mahal, maka tinggalkan ramuannya dan pergi dari tempat ini!!" Teriak orang pintar itu saat mendengar apa yang dikatakan Rani.

"Maafkan anak saya mbah. Ini uangnya." Dengan polosnya Nadin menaruh uang sepuluh juta didalam lemari itu.

"Kami permisi, mbah." Pamitnya.

Nadin langsung menarik tangan Rani untuk melangkah meninggalkan rumah itu.

"Ma, aku rasa dia menipu kita. Masa iya harga ramuan sekecil ini sepuluh juta." Ujar Rani yang merasa curiga.

"Tidak mungkin dia menipu, Rani. Lihat saja betapa ajaibnya dia bisa merasakan kehadiran kita. Dia bahkan bisa mendengar suara kita yang hanya berucap pelan."

Rani pun akhirnya diam saja, mamanya lebih percaya orang pintar itu dibanding dirinya.

"Pokoknya malam ini, kita pasti berhasil mengusir penyihir itu dari rumah. Lihat saja nanti."

Betapa Nadin sudah tersihir oleh orang pintar itu. Dia menatap ramuan yang kini dia genggam. Dia sangat yakin, dengan ramuan itu bisa mengusir Caca dari rumahnya dan bisa membuat Alden kembali sadarkan diri dari pengaruh sihir yang menguasainya.

"Kalau ternyata tidak berhasil, bagaimana ma?" Sahut Rani.

"Kamu itu ya. Harusnya kamu ikut mendoakan supaya misi kita berhasil. Supaya uang sepuluh juta mama tidak sia sia." Rutuknya kesal atas tanggapan Rani.

...🍂🍂🍂...

Usai magrib, Alden dan Adnan baru tiba di rumah. Mereka sudah ditunggu untuk makan malam bersama. Malam ini juga sudah ada Rahayu, Alvin suaminya dan tentunya si kembar Aldi dan Aldo putra mereka.

"Papa.." sapa Alvin dan Rahayu.

"Kalian sudah datang. Cucuku mana?" Tanya Adnan.

"Kakek.."

"Kakek.."

Aldi dan Aldo berlari menghampiri Adnan. Mereka selalu sangat riang saat bertemu kakek mereka.

"Oh dua gantengnya kakek.. muachh."

Adnan mencium mereka bergantian, lalu menggendong dua cucunya yang bulan lalu genap berusia tiga tahun itu.

Alden hanya tersenyum pada dua ponakannya dan mengusak lembut rambut mereka berdua. Lalu tanpa mengatakan apapun Alden langsung melangkah naik menuju kamarnya.

Melihat Alden yang tidak ramah seperti biasanya membuat Rahayu setuju dengan apa yang dikatakan mamanya tentang Alden yang terkena sihir dari Caca.

"Ma, sepertinya mama benar deh. Al berubah banget. Biasanya dia langsung menyapaku dan bermain dengan si kembar. Tapi, kok sekarang malah seperti orang asing." Bisik Rahayu pada mamanya.

"Itu dia yang membuat mama geram. Pokoknya malam ini mama pasti berhasil mengusir si tukang sihir itu." Bisik Nadin.

Saat ini mereka sudah duduk di meja makan. Alvin yang duduk hanya berjarak dua kursi dengan istrinya mendengar jelas apa yang sedang dibicarakan istri dan mama mertuanya itu. Tapi dia memilih pura pura tidak mendegar karena itu lebih baik untuk hubungannya dengan istrinya.

"Gimana usahamu, Vin?" Tanya Adnan mengalihkan perhatian Alvin dari dua wanita yang sedang merencanakan sesuatu itu.

"Alhamdulillah lancar, pa. Omset juga mulai naik setiap harinya."

"Syukurlah. Papa memang selalu yakin sama kamu." Puji Adnan.

"Terimakasih pa. Aku belajar bisnis kan dari papa. Makanya bisa berhasil. Siapa dulu dong gurunya." Alvin balik memuji.

"Tentu dong."

Sementara mereka terus berbincang di meja makan, Alden sudah tiba di kamarnya. Dia melihat Caca berdiri di balkon dan langsung menghampirinya.

"Assalamualaikum." Sapa Alden dengan salam.

Caca yang tahu kedatangan Alden saat mendengar suara pintu terbuka pun menjawab salam itu dengan santai dan tanpa menoleh pada Alden sama sekali.

"Mama sama papa sudah nunggu untuk makan malam. Ada kak Ayu sama bang Alvin juga dan si kembar Aldi dan Aldo." Ucap Alden menjelaskan.

"Aku tidak lapar. Aku mau pulang ke rumahku. Aku bukan burung yang bisa kamu kurung seenaknya." Sahut Caca datar.

"Aku sudah menikahimu, Ca. Kamu sudah menjadi istriku. Aku akan bertanggung jawab padamu. Cobalah untuk menerima kenyataan ini meski sulit. Karena aku juga sedang berusaha untuk menerima semua ini. Dan aku melakukan semua ini demi Lisa."

Caca tidak menyahut. Dia langsung melangkah keluar dari kamar itu untuk menuju meja makan. Alden pun menyusulnya.

"Nah itu dia tante Caca!" Adnan menunjuk kearah Caca yang melangkah menuju meja makan.

"Sapa dulu tante Caca!" Perintah Adnan pada dua cucunya.

"Halo tante Caca!" Sapa mereka berbarengan.

Mau tidak mau Caca pun tersenyum pada dua kembar yang imut itu.

"Halo ganteng." Sahut Caca mendekati mereka, lalu mencubit manja pipi mereka bergantian.

Melihat anak anaknya langsung menyukai Caca membuat Rahayu semakin tidak suka pada Caca. Bahkan untuk akrab sama Lisa saja si kembar susah waktu itu. Eh baru bertemu sekali sama Caca mereka langsung akrab.

"Ma, dia benar benar penyihir." Bisik Rahayu lagi pada mamanya.

"Tenang saja, mama sudah melakukan sesuatu untuk mengusirnya." Sahut Nadin kembali berbisik.

Caca duduk disamping Rani, lalu Alden duduk disebelahnya.

"Oya Ca, kamu sudah kenal kan sama Rani dan kak Rahayu?" Tanya Adnan.

"Sudah, pa." Sahut Caca tersenyum bergantian pada Rani dan Rahayu yang akhirnya juga tersenyum meski tampak jelas senyuman mereka terpaksa.

"Nah kalau ini bang Alvin suami kak Ayu." Adnan memperkenalkan Alvin pada Caca.

Caca hanya tersenyum dengan sedikit menundukkan kepala kearah Alvin yang dibalas dengan respon yang sama oleh Alvin.

1
A Yes
cuekin ajah Ca ,,, Duda Labiillll bin nyebelin
A Yes
emang kamu yang labil dan suka memaksakannkehendak ,,, gak jelas ,,, sebentar lembit, sebentar arogant hiufft
A Yes
sakit jiwa ,,, aneh iihh ,,, jd serem, apa dia punya 2 kepribadian ,,, keluarga toxic
A Yes
yeeyyy gimana toh pak, yabtinggal kelasin dan bela anak mantumu toh ,,, aneh senangnya oada main batin, jd dukun semua apa yak🤣🤣🤣
A Yes
sokoriiin ,,, anak loe yg kedua kagak panjang umur dan hanya bisa sah secara raga dg Al tapi bukan hati Al🤪🤪🤪🤪🤪🤪
A Yes
yakin Al ,,,, sementara keluargamu ajah benci Caca
A Yes
kedua kalinkan, yg pertama waktu awal2 si jambak ama mak tiri and than jatuh dari tangga🤭✌️ trus Alden bantuin mau bawa ke RS tp hak jd
A Yes
jd bapak koq pilih kasih, dah mana dulu Istri pertamanya dimadu, bukannya menebus dg lebih mebyayangi Caca yg piatu, malah condong ke Lisa yg jelas2 masih lrngkap ortu nya ada kamu samanibunya
A Yes
jangan kan waktu makan sate kak @Qaisaa ,,, di Bab Awal waktu Lisa diujung usia mau sakaratul maut ajah Alden ngomong klo Lisa satu2nya iatri yg bakalan jd Khatidjah nya ,,, preeet laki2 yak🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤣🤣🤣🤣
A Yes
lah kocak ,,, padahal dia ada disaat anaknya memohon suami anaknya buat nikahin kakak nya
A Yes
laki laki klo dah dapet perhatian dan pelayanan dr wanita lain, juga bakalan lupita ama yang lama🤭✌️🤪🤪🤪
A Yes
yakin bet ke Surga🤭✌️🙏
Dulkarim Muda
2 orang perempuan bersaudara dinikahi
Odhe Canang
Biasa
Odhe Canang
Kecewa
Reni Fitria Mai
betul mbak rumah aja harganya 16m masa nyuci sendiri masak sendiri CEO ter besar pula😄
Qilla
permintaan yg mncekik ,dikahih hati malah minta jantung sama usus ususnya ini mah
jeje
Luar biasa
Ristieriswanharti
panjang banget bab nya
Rasni Saldi
is is is modus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!