NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Insiden pagi

Belum sempat Nazma sampai ke meja belajar, Nevan tiba-tiba saja memanggil gadis itu. Nazma berhenti dan menghadap ke arah Nevan, dari tatapannya lelaki itu terlihat serius. Nazma diam, menunggu sesuatu yang akan keluar dari mulut Nevan.

"Lo seriusan mau meluk buku? Nggak mau meluk penghapus aja?" Nevan tiba-tiba agak sedikit tidak waras seperti Calvin.

Nazma dibuat bingung oleh sikap Nevan. "Meluk penghapus?"

"Canda." Nevan memasang wajah datar dan berganti menjadi duduk. "Kakak gue ada boneka, mau gue pinjemin?"

Sebuah senyuman langsung terbit di bibir Nazma, namun sayang tertutup oleh cadar. "Emang boleh?"

"Boleh, tapi bayar pakek ginjal lo." Jawaban Nevan sangat kejam, lelaki itu berdecak pelan. "Jelas boleh lah Nanaz, kalau nggak boleh gue nggak bakal nawarin!"

Jelas sekali jika nada suara Nevan terdengar kesal, sedikit tidak habis pikir dengan Nazma. Sepertinya gadis itu hobi sekali menanyakan hal-hal yang sudah jelas dan pasti.

"Aku cuma nanya." Nazma berucap dengan tatapan polosnya.

"Ya pertanyaan lo nggak guna, kalau nanya yang penting dong!" Nevan turun dari kasur. "Gue contohin."

Nevan berjalan ke arah Nazma, kini posisinya tepat di dekat gadis itu. Dengan posisi yang saling berhadapan, Nevan mendekatkan wajahnya membuat perasaan Nazma tidak karuan.

"Lo udah suka sama gue?" Pertanyaan Nevan membuat jantung Nazma semakin menggila.

"Dikit." Nazma keceplosan. "Maksud aku ... emm .... Nevan jangan salah paham dulu. Aku tahu kamu nggak suka kalau ada orang asing yang tertarik dan suka sama kamu."

"Tapi lo istri gue, jadi bukan orang asing."

"Berarti boleh suka sama kamu?" Nazma merutuki mulutnya yang tidak bisa dikontrol.

Nevan menjauhkan wajahnya dan berdeham pelan, lelaki itu memalingkan wajahnya. Nevan memasang wajah sok cool, hampir saja terbawa suasana.

"Gue cuma nyontohin tadi, nggak usah dibawa serius."

"Iya, lupain aja yang tadi." Ingin rasanya Nazma menghilang dari dunia untuk sesaat.

"Gue ambil dulu bonekanya." Nevan segera pergi meninggalkan Nazma.

Saat perjalanan ke kamar Aylin untuk mengambil boneka, wajah Nevan tiba-tiba terasa panas.

"Gerah banget gila." Nevan sedikit mengibaskan bajunya, bahkan leher lelaki itu kini berkeringat.

'Kalau dikit lama-lama bisa jadi banyak kan? Lo kenapa sih Van?'

Sepertinya Nevan sedang terserang virus kasmaran, anak muda memang sulit dipahami. Tapi Nevan harus ingat, agar tidak terjebak ke dalam perasaan itu untuk yang kedua kalinya.

***

Nevan sudah tidur duluan, lebih tepatnya pura-pura tidur. Ia sengaja membiarkan Nazma agar gadis itu bisa membuka cadarnya, dan saat ini Nazma sudah tidur dengan posisi miring sambil memeluk boneka. Nevan membuka matanya, lalu menatap ke arah samping kanan.

'Dia cantik nggak ya?' Nevan menatap punggung Nazma.

Tiba-tiba terdengar suara notifikasi, beruntung suara tersebut sangat pelan. Nevan berharap tidur Nazma tidak akan terganggu, lelaki itu segera mengambil ponselnya. Setelah mengecek ponsel, ternyata ada pesan masuk dari Calvin.

[Gimana Bro? Udah lihat wajah dia belom? Gue tahu isi pikiran lo, lupain yang gue omongin waktu itu. Gue cuma bercanda]

[Kalau kata Sean nih ya, nggak boleh suudzon. Siapa tahu dia cantik, coba aja lihat dulu. Gue tunggu kabar baiknya]

Jangan lupakan emot nyengir beserta jempol yang menyertai pesan Calvin, Nevan menghela nafas panjang.

'Nggak lah, gue kan udah bilang nggak mau lihat wajah dia. Mending gue tidur."

Nevan tetap lah Nevan, rasa gengsi dan ego yang besar itu masih melekat didalam dirinya. Hingga akhirnya Nevan memilih untuk memejamkan mata.

***

Nevan dan Nazma memutuskan untuk sholat subuh sendiri-sendiri, Nevan sholat terlebih dahulu. Saat tiba giliran Nazma, Nevan lebih memilih untuk keluar kamar. Lelaki itu berjalan ke arah dapur, ternyata saat di dapur Nevan malah bertemu dengan Altair.

"Gimana? Cantik nggak?" Altair menaik turunkan alisnya.

Nevan menuangkan air putih ke gelas. "Belom lihat."

Tanpa aba-aba Altair langsung menjitak kepala Nevan. "Ya dilihat dong, punya mata kan?"

Untung Nevan belum minum, bisa-bisa lelaki itu tersedak karena ulah Altair. Beginilah jika bapak dan anak biadab dipertemukan.

"Punya lah." Nevan melebarkan kedua matanya. "Nih, nggak lihat?"

"Kan pas sholat subuh bisa lihat, Maulana Nevan Ganendra." Altair sangat gemas dengan putranya. "Ayah tahu kamu gengsi, seenggaknya ngintip dikit lah."

"Orang sholat nya sendiri-sendiri." Nevan berucap tanpa beban.

Nevan meminum air putih yang ada ditangannya, Altair hendak menjitak Nevan lagi. Namun urung kala Nevan mengangkat tangannya memberi instruksi agar Altair berhenti.

"Nevan lagi minum Ayah."

"Lima detik, cepetan," desak Altair.

Karena fokus dengan ayahnya Nevan sampai merupakan sesuatu, lelaki itu pun berjalan ke arah meja makan lalu menduduki kursi yang ada di sana.

"Ngapain?" Altair menatap datar Nevan.

"Minum kan harus sambil duduk, waktu lima detik nggak cukup. Kan harus baca bismillah dulu."

"Oh iya." Altair bahkan juga ikut-ikutan lupa.

Altair ikut duduk di kursi yang ada di dekat Nevan, lalu menunggu putranya itu hingga selesai minum.

"Makannya yang baik dong sama istri, jangan dijahatin," omel Altair.

Nevan meletakkan gelasnya di atas meja. "Nevan nggak jahat, cuma galak sama ngomel doang."

"Ya itu namanya jahat!" semprot Altair.

"Ayah juga sering galakin Bunda!" sewot Nevan.

"Nggak usah ngegas." Altair menjewer telinga Nevan. "Nggak sopan, durhakim!"

"Durhaka." Nevan membenarkan ucapan Altair.

Dan terjadilah perdebatan antara bapak julit dan anak julit.

***

Nevan kembali ke kamar, saat masuk ke dalam kamar ia langsung mencium bau yang sangat familiar. Nevan menutup pintu, ia bisa melihat Nazma yang sedang merapikan tempat tidur. Nevan mendekat ke arah Nazma, bau itu semakin menguar membuat Nevan semakin mendekat.

'Bau sabun Bunda.' Nevan tahu betul jika Nazma habis mandi.

Nevan tiba-tiba memeluk Nazma dari belakang, dan terjadilah insiden pagi yang diwarnai ala-ala drama korea. Nazma sangat terkejut, tubuhnya membeku, bahkan tangannya berhenti melipat selimut.

"Lepas." Nazma berbalik badan dan reflek mendorong Nevan.

Nevan langsung tersadar. "Sorry, gue nggak bermaksud---"

Nazma sedikit menjauh, ada air mata di sudut mata gadis itu.

"Lo nangis?" Nevan tidak menyangka jika reaksi Nazma akan seperti itu.

Nazma menggeleng dan segera menghapus air matanya. 'Nggak Nazma, jangan kayak gini.'

"Lo kenapa?" Nevan mendekat.

"Aku gapapa." Nazma menggigit bibir bawahnya di balik cadarnya, berusaha sekuat tenaga agar tidak menangis.

Jiwa galak Nevan langsung luntur, muncul perasaan cemas yang tiba-tiba menyelimuti hatinya. Nazma terlihat seperti orang yang ketakutan, demi apapun Nevan samasekali tidak berniat lancang dan memeluk Nazma.

"Nanaz dengerin gue, gue cuma reflek tadi." Nevan terlihat bersungguh-sungguh. "Gue paling lemah sama aroma Bunda."

"Gapapa Nevan, aku kan istri kamu." Nazma berusaha untuk tenang.

"Tapi kenapa lo tiba-tiba nangis? Kenapa lo kayak orang ketakutan? Nevan semakin penasaran.

Tangan Nazma tiba-tiba dingin, keningnya juga seketika berkeringat. Nazma perlahan terduduk di lantai, punggungnya ia sandarkan pada pinggiran kasur. Nazma kini tiba-tiba menangis membuat Nevan langsung berjongkok dihadapan Nazma.

"Aku gapapa Nevan." Nazma menjawab sebelum Nevan bertanya.

Nevan diam, bagaimana bisa Nazma mengatakan jika dirinya baik-baik saja? Nevan bahkan bisa mendengar jelas isakan gadis itu.

"Jangan lihat." Nazma memalingkan wajahnya, masih berusaha untuk tidak menangis.

Nevan menutup mata Nazma dengan telapak tangannya. "Nangis aja, gue nggak akan lihat air mata lo."

"Jangan takut, gue nggak bakal nyakitin lo. Soal tadi gue minta maaf, gue bener-bener nggak bermaksud."

Suatu keajaiban, Nevan mendadak menjadi jinak. Disaat seperti ini bisa-bisanya Nevan yang seperti tarzan kini cosplay menjadi bayi panda yang imut, manis, dan menggemaskan.

'Dia bertingkah seakan-akan dia udah pernah---' Nevan segera membuang jauh-jauh pikiran buruknya.

'Nggak mungkin.' Nevan mencoba berpikir positif.

Setelah lima menit, Nazma menurunkan tangan Nevan. "Kamu pasti mikir---"

"Gue mau nanya, kenapa lo bisa pakek sabun Bunda?" Nevan mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Bunda yang nawarin." Nazma menghapus air matanya. "Kata Bunda kamu nggak suka kalau ada orang lain yang pakek barang kamu sembarangan."

"Terus?" tanya Nevan.

"Aku nggak berani pakek sabun kamu lagi, maaf kemaren udah pakek sabun kamu," balas Nazma.

"Tapi lo bukan orang lain, lo istri gue." Sebuah kemajuan yang besar, Nevan terang-terangan mengakui Nazma sebagai istri.

"Maaf." Hanya itu yang bisa dikatakan oleh Nazma.

Nevan segera berdiri. "Jangan nangis."

"Entar kalau Bunda tahu, gue yang dimarahin!" Nevan kembali dalam mode galak.

Nazma mengangguk pelan, ia berdiri lalu melipat selimut yang tadi belum sempat ia lipat. Nevan memperhatikan Nazma, pikirannya berhasil dibuat kacau oleh gadis itu.

'Apa bener Nanaz pernah ngalamin kejadian yang nggak-nggak? Kalau iya siapa pelakunya?'

Suara notifikasi ponsel milik Nevan terdengar, Nevan berjalan ke arah samping kasur dan mengambil ponselnya. Nevan berhasil dibuat terkejut oleh pesan itu.

'Maksudnya apa sih?' Rasanya hati Nevan bergejolak saat itu juga, dan tatapannya kini tertuju pada Nazma.

Bersambung...

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!