"Biarkan aku mencoba membuatnya menjadi Ella yang dulu, Ella yang memiliki semangat hidup, aku hanya ingin meminta waktu sampai Ella mandiri lagi....".
"Aku mencintai Ella, aku bahagia hanya dengan mencintainya tanpa perlu Ella membalasnya, saat Ella bahagia akupun akan merasa bahagia, berikan aku sedikit kesempatan untuk membuatnya tersenyum kembali".
Kedua tanganku memegang wajah Ella, kami berciuman sampai kami mulai kehabisan nafas.
"Aku mencintaimu Ella", aku mengatakannya sambil masih memegang wajahnya.
Ia hanya tersenyum padaku.
Ya bagiku senyuman sudah cukup saat ini, aku tau suatu saat aku akan mendengar kalau ia juga mencintaiku.
"You."
And just like that, the greatest poem was written, in one word.
-Clinton-
Full of love from me,
Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lembaran baru
POV Ella.
2 Bulan berlalu, setiap malam aku masih mendoakan anakku semoga ia damai disana dan memaafkanku.
Aku mulai mencari cari kegiatan untuk mengisi waktu luangku karena aku baru bisa mendaftar kuliah di tahun depan.
Aku juga mulai memperhatikan Deva akhir-akhir ini, ia sangat baik dan akupun merasakan bahwa ia sangat perhatian padaku. Seperti malam ini, kami terbiasa makan malam bersama, dan Deva selalu mencuci piring kami berdua setelah makan. Deva mengatakan bahwa ia ingin membantu memperingan kerjaku. Padahal kerjaku hanya duduk diam di rumah seharian. Ia bahkan menawarkanku untuk menyewa asisten rumah tangga harian untuk membersihkan rumah, tapi aku menolaknya. Lagipula jika aku hanya duduk dan tidak bekerja sama sekali, aku hanya akan memikirkan perasaan bersalah pada pilihan-pilihanku di masa lalu.
Aku berpikir sudah saatnya aku menutup masa laluku dan membuka lembaran baru dalam hidupku, aku akan mencoba untuk menjadi istri yang baik bagi Deva, mencoba untuk membuka hatiku untuknya.
...----------------...
POV Deva.
Seperti weekend sebelumnya, kami pulang ke rumah dan makan malam bersama di rumah om Mike.
Selesai makan Ella pamit mau membereskan barang-barang di kamarnya. Karena Ella tidak kunjung turun ke bawah untuk ikut mengobrol bersama, aku pun pamit untuk melihat keadaan Ella di kamar.
"Ella, boleh aku masuk".
"Ya, masuk saja".
Kulihat Ella memasukkan beberapa barang ke box kosong, ia juga menyiapkan beberapa baju ke koper.
Sebenarnya semenjak kepulangan kami dari rumah sakit 2 bulan lalu, aku selalu merasa takut, takut Ella akan pergi meninggalkanku, ia tidak memiliki perasaan apapun padaku, kami juga kehilangan anak kami, sudah tidak ada apapun yang dapat menahannya berada disisiku.
Saat kulihat koper itu, ketakutanku kembali muncul dalam pikiranku.
"Ella..., apa kamu berencana untuk pergi?", tanyaku pelan.
"Hmmm...", jawab Ella, ia terlihat bingung dengan pertanyaanku.
"Apa kamu akan meninggalkanku?", tanyaku lagi.
Kemudian Ella tersenyum dan berkata,
"Kenapa kamu berpikir seperti itu?".
"Aku tidak memiliki apapun untuk menahanmu berada bersamaku lagi Ella, aku tau sampai saat inipun kamu masih menganggapku kakak kan".
"Ya", jawab Ella, kemudian kami berdua sama sama terdiam.
Kemudian Ella berkata lagi padaku,
"Apa kamu masih mencintaiku meski aku tidak memiliki perasaan yang sama denganmu?", tanya Ella.
"Ya, selalu Ella, selamanya", aku mengatakannya sambil menatap matanya.
Kemudian Ella memegang tanganku dan berkata,
"Aku akan tetap bersamamu Dev, aku sudah berjanji dihadapan Tuhan kalau aku akan setia dan menghormatimu sebagai suamiku", jawab Ella.
Aku sangat senang dan tidak menyangka Ella akan berkata seperti itu, sangking senangnya aku refleks memeluk Ella, ini pertama kalinya aku memeluknya. Tentu saja Ella tidak membalas pelukanku, setidaknya ia tidak menolakku. Setelah aku menyadari bahwa Ella hanya diam saja, aku segera melepaskan pelukanku.
"Eh...maaf", kataku pelan.
Lalu Ella tersenyum melihatku.
"La koper koper ini untuk apa?", tanyaku.
"Aku sudah berdiskusi dengan kak Amy dan mama, mungkin aku akan melamar bekerja part time untuk mengisi waktu. Dengan ijazah SMU pilihannya tidak banyak Dev, kemungkinan besar aku akan bekerja saat weekend, jadi aku akan membawa sebagian besar baju dan beberapa perlengkapan yang mungkin aku butuhkan nanti. Maaf aku belum mengatakan hal ini padamu, jadi membuatmu salah paham", Ella menjelaskannya padaku.
Aku merasa lega mendengar penjelasan Ella kemudian juga khawatir dengan penjelasannya. Saat ini saja aku pergi pagi dan baru pulang saat malam, jika Ella bekerja saat weekend, makin berkurang waktu bersama kami, bagaimana aku bisa berkencan dan membuatnya menyukaiku.
