NovelToon NovelToon
Hurt Me Again

Hurt Me Again

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Dedean

Jika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap atas sebuah pertemuan, maka kamu juga harus siap untuk menerima kehilangan. Karena setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan pada akhir episodenya. Lalu, selintas pertanyaan mulai terbesit dipikiran. Untuk apa dipertemukan jika akhirnya dipisahkan? Setiap pertemuan tak ada yang sia-sia, karena disetiap detik,menit bahkan jam yang akan kita lewati bersamanya memiliki makna yang nantinya akan kosa sadari betapa pentingnya. Oleh sebab itu hargai setiap pertemuan sebelum perpisahan menjadi sebuah penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedean, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 10

Matahari telah berganti dengan bulan, tetapi gadis cantik itu masih setia di dalam kamarnya. Jangan lupakan ketujuh pria tampan yang sedari tadi setia duduk di depan kamar princessnya itu. Tak ada satu pun dari mereka yang mengeluarkan suara. Mereka juga tidak punya keberanian untuk mengetuk pintu kamar adik mereka itu. Saat ini mereka berharap jika ucapan adiknya tadi tidaklah serius. Sementara gadis yang menjadi pusat pemikiran para lelaki keluarga Alexander itu pun sibuk menonton drama Korea, sampai-sampai dia tidak menyadari kalau hari sudah malam dan dia pun belum makan. Karena merasa sangat lapar dan haus, Lula pun memutuskan untuk keluar kamar.

Klek...

Pintu kamar pun terbuka, seorang gadis cantik yang terlihat acak2kan karena rambut yang diikat asal, hidung yang memerah dan mata yang terlihat sembab karena menangisi drama di laptopnya. Dia pun terkejut melihat ketujuh kakaknya yang duduk memanjang di depan kamarnya.

Melihat adiknya yang keluar kamar, mereka pun langsung berdiri dan memperhatikan penampilan adiknya, mereka pun semakin merasa bersalah karena membuat adiknya terus menangis.

"Ya ampun sayang, kamu nangis dari tadi? Maafin kami semua ya sayang. Kakak tidak bermaksud buat marah sama kamu. Kami semua sangat sayang sama kamu dek, kamu jangan diamin kita semua dong. Lebih baik kamu marah-marah saja sama kakak, dari pada harus kayak gini." Ucap Rian panjang lebar mewakili yang lainnya, karena tak ada yang berani membuka suara. Terlebih lagi karena melihat Lula yang sama sekali tidak menunjukkan senyuman manisnya itu.

"Ya ampun, Lula enggak tega. Tapi kapan lagi kan bisa mengerjai ketujuh pria tampan ini." Batin Lula sambil berusaha menahan tawanya. Kali ini dia harus bertahan untuk tidak memeluk para kakak tampannya ini.

   Lula pun hanya melihat dengan tatapan datar kepada ketujuh pria yang berdiri di hadapannya. Sontak hal itu membuat para lelaki itu terdiam dan semakin menunduk tak berani menatap gadis itu. Seolah-olah sekarang mereka kehilangan semua keberanian mereka. Sosok yang selalu ditakuti oleh semua orang sekarang merasa sangat takut kepada gadis mungil yang manis itu. Tatapan datar yang baru pertama kali ditunjukkan adik mereka pun memberikan efek yang luar biasa untuk mereka semua. Rasanya mereka ingin kembali memutar waktu dan memperbaiki semuanya.

"Rasain, siapa suruh suka banget natap tajam orang. Baru tahu rasa kan kalau ditajamin balik." Batin Lula sambil berjalan melewati mereka semua dan segera menuju dapur karena merasa sangat lapar.

****

"Gimana dong kak, aku tidak kuat didiemin sama princess." Rengek Byan kepada kakaknya yang lain.

"Kamu pikir kakak kuat gitu?" Tanya Azka.

"Apalagi tatapan queen tadi tajam banget." Lirih Arsen sambil menunduk. Dia sangat tak kuasa melihat tatapan tajam adik manisnya itu.

"Iya kakak juga menyesal sudah menatap tajam princess. Kakak tidak bermaksud begitu. Hanya kakak tidak bisa menahan rasa cemburu." Ucap Rian sambil membayangkan bagaimana tatapan adik kesayangannya tadi. Apa rasa takut seperti ini yang dirasakan adiknya tadi. Dia semakin merasa bersalah saat ini.

"Bagaimana  dong, pokoknya aku mau Lula tidak marah lagi sama kita!" Lanjut Lio sambil memikirkan apa yang harus dia lakukan agar adiknya itu mau memaafkan mereka semua.

"Bagaimana kalau kita beliin semua kemauan Lula?" Ucap Nata memberikan ide.

"Tapi kan princess kita beda kak, dia tidak suka belanja." Balas Adit menanggapi usulan kakaknya itu.

Sementara ketujuh pria tampan itu sibuk memikirkan bagaimana cara membuat adiknya tidak marah lagi. Gadis yang menjadi topik pembicaraan pun tengah sibuk melahap makanannya tanpa memikirkan kakak-kakaknya yang entah sedang apa di depan kamarnya itu.

"Aduh kenyang banget deh." Ucap Lula ketika sudah selesai makan, dan dia pun segera berjalan menuju kamarnya.

"Ngapain masih di depan kamar Lula?" Tanya Lula jutek ketika melihat kakak-kakaknya masih duduk di depan kamarnya. Apakah mereka sedang bermusyawarah? Entahlah yang penting Lula sangat bingung sekarang.

Mendengar nada jutek adiknya, mereka pun menatap Lula dengan sirat mata yang sangat lembut dan tersirat sebuah penyesalan. Mereka lebih baik dimarahi daripada mendengar adik mereka bersikap sangat jutek dan cuek.

"Ya ampun Lula tidak  kuat melihat mereka seperti ini." Batin Lula yang merasa kasihan melihat kakak tampannya itu, apakah mereka tidak merasa kedinginan duduk dilantai seperti itu? Runtuh sudah pertahanan gadis manis yang berhati sangat lembut itu.

"Lula tidak  marah lagi kok, ayo masuk ke kamar Lula, enggak dingin apa duduk dilantai kayak gitu." Ucap Lula merasa tidak tega.

    Mendengar itu pun semuanya memekik girang layaknya anak kecil yang baru mendapatkan mainan. Mereka bertujuh pun langsung memeluk adik kesayangan mereka itu. Mereka sangat bersyukur adik mereka mau memaafkan mereka semua.

****

"Sayang, makasih ya sudah maafin kakak-kakak semua, kami janji enggak bakalan gitu lagi." Ucap Rian lembut ketika mereka semua telah berada dikamar Lula.

"Iya sayang maafin kakak ya." Ucap Azka dan Byan berbarengan.

"Iya sayang, kakak tidak kuat didiemin kamu seperti tadi." Ucap Lio.

"Iya, kak Nata juga takut melihat tatapan kamu tadi dek."

"Iya apalagi kamu ngomong jutek tadi." Sambung Adit.

"Iya tuh dek, baru beberapa jam saja kakak enggak kuat lo didiemin, apalagi sampai berminggu-minggu." Sambung Arsen ikut menimpali.

   Sementara Lula pun hanya mengangguk dan langsung mencium pipi mereka semua secara bergantian. Mereka pun berpelukan kembali layaknya anak kecil yang lama terpisah.

Dering telepon pun membuat mereka melepaskan pelukan mereka. Gadis manis itu pun langsung tersadar jika teleponnya lah yang berdering.

"Halo kakak cantik, ini aku Dev." Ucap suara di seberang sana dengan nada gembiranya.

"Ohh kamu sayang, aduh ternyata kamu benaran telepon kakak ya." Teriak Lula gembira.

"Sayang?" Teriak mereka semua syok karena mendengar adiknya memanggil dengan kata sayang kepada orang lain. Lula pun yang mendengar teriakan yang seperti paduan suara itu pun menolehkan tatapannya kepada ketujuh pria yang sudah terlihat menahan amarah mereka.

"Speakerin sayang, kakak mau dengar!" Ucap Rian tak terbantahkan.

   Lula pun dengan senang hati menuruti perintah kakaknya, dia yakin kakaknya akan merasa sangat kesal mendengar suara Dev.

"Kakak cantik, lagi rame ya di sana?"

"Iya nih sayang, banyak penganggu." Balas Lula santai tanpa memikirkan kakak-kakaknya yang sudah memerah karena menahan amarah.

"Apa kita baru saja disebut pengganggu kak?" Tanya Byan tak percaya kepada kakaknya, sementara yang ditanyai pun tidak ada yang menanggapi sama sekali, mereka sibuk memperhatikan gadis manis yang terlihat bahagia itu.

"Ya ampun kak, mending tinggal sama Dev deh, tidak akan ada yang berani mengganggu kakak." Balas Dev santai.

"Ehh bocah ganjen, enak saja mengajak princess kami tinggal bareng kamu." Teriak mereka berbarengan. Lula sampai bingung, apakah mereka sudah latihan sehingga sering berbicara berbarengan seperti ini. Bahkan kata-kata mereka pun sama.

"Ehh ada kakaknya kak Lula. Aduh pasti tidak  asyik ya kak tinggal bareng mereka. Besok tinggal di rumah Dev aja kak." Sambung Dev yang semakin membuat para pria tampan itu menghela nafas mencoba terus bersabar. Mereka tidak mungkin menyakiti anak kecil. Walaupun saat ini mereka sangat ingin membuang bocah itu ke lautan.

"Dasar bocah, liat saja nanti akan aku buang kamu rawa-rawa." Ucap Lio yang langsung disetujui oleh yang lainnya. Mendengar perkataan kakaknya itu, Lula pun langsung menatap tajam kepada ketujuh pria itu.

"Kakak mengganggu saja! Kalau kakak masih seperti  anak kecil  gini, Lula mengambek lagi." Ancam Lula dengan nada kesalnya. Menurutnya kakak-kakaknya ini sangat berlebihan. Padahal kan Lula teleponan cuma sama anak kecil. Bagaimana jika nanti dia teleponan dengan Evan di dekat kakaknya itu.

"Sayang mending kamu tidur ya, besok kan kamu sekolah!" Sambung Lula kepada Dev.

"Iya siap kakak cantik. Dev tidur dulu ya, Gnight kakak cantik." Balas Dev yang langsung mematikan sambungannya.

"Sayang kamu jangan....

Dering telepon Lula pun memotong ucapan Rian kakak tertuanya, mereka pun merasa kesal kenapa ada saja orang yang menelepon adiknya. Mereka sangat penasaran siapa lagi yang dengan sangat berani menelepon Lula tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada mereka semua.

"No. siapa nih." Batin Lula

"Halo, ini siapa ya?" Tanya Lula.

"Astaga sayang, masak kamu enggak ngesave nomor aku?" Tanya orang yang di seberang sana

"Kayak suara kak Evan."

"Memang iya sayang ini pacar kamu."

"Heheh maaf kak, kenapa kakak telepon?" Tanya Lula sangat gugup. Karena semua kakaknya sedang menatapnya sekarang. Lula sangat tahu apa yang ada dikepala mereka saat ini.

"Ehhh dek itu Evan ya?" Tanya Azka yang langsung diangguki oleh Lula.

"Evan mana?" Tanya Rian, Lio, Adit, Nata dan Arsen berbarengan.

"Evan anaknya teman Papa lo bang, keluarga Corney."  Balas Byan.

"Ohh si Evan ya, kok bisa kenal sama Lula?" Tanya Rian lagi.

"Sayang, lagi ada kakak-kakak kamu ya? Ya sudah kamu Speakerin aja!"

"Iya kak." Balas Lula patuh.

"Aduh maaf ya kak, kalau Evan pacaran sama Lula enggak minta izin dulu." Ucap Evan santai, sementara Lula sudah sangat pucat karena melihat suasana yang mencekam, dan semua tatapan mengarah kepadanya.

"Kamu pacaran sama adik saya?" Tanya Rian sangat tegas. Dia merasa tidak rela jika princessnya itu mempunyai pacar.

"Iya kak, aku janji bakal jagain Lula." Balas Evan tanpa merasa takut mendengar nada dingin dari kakak pacarnya itu. Karena dia sudah tahu jika para putra Alexander itu sangatlah posesif terhadap keluarga mereka.

"Awas ya sampai nyakitin princess kami." Ucap Lio memperingati.

"Dan kamu harus jagain Lula kalau kami enggak ada!" Ucap Nata menimpali.

"Dann jangan terlalu sering menelepon Lula jika malam begini, karena sekarang  waktu Lula khusus  bersama kami." Sambung Arsen tegas.

"Ingat, jangan pegang-pegang tangan Lula!" Ucap Adit memperingati.

"Rasain lo bro, di sidang sama kakak-kakak gue." Ucap Byan dengan nada mengejek.

"Pacaran tapi enggak boleh pegangan tangan. Kasihan banget nasib lo Van." Azka pun juga ikut merasa prihatin dengan sahabatnya itu.

"Ih kakak, apaan sih sudah kayak sidang aja." Balas gadis itu yang merasa tidak mengerti dengan sikap kakak-kakaknya itu.

"Enggak apa-apa kok sayang, itu tandanya mereka sayang sama kamu." Ucap Evan kepada pacarnya itu.

"Tidak usah pakai sayang-sayang!" Teriak mereka bersamaan yang langsung ditatap tajam oleh Lula, karena takut Lula marah lagi, mereka pun terpaksa diam.

"Ya sudah sayang, kamu tidur ya! Besok pagi aku jemput, bye sayang love you." Evan pun sama sekali tidak merasa takut mengatakan sayang kepada pacarnya itu di depan para kakak iparnya. Evan pun yakin jika para putra Alexander itu pasti sudah merasa sangat kesal sekarang.

"Iya kak." Balas Lula cepat sambil segera mematikan teleponnya dan langsung bergegas menaiki kasurnya dan menutup semua tubuhnya dengan selimut, karena suasana yang terlihat sangat mengerikan itu. Sementara ketujuh pria tampan itu pun memandang dengan tatapan bingung, ada apa dengan adiknya. Dan jangan lupa mereka sangat kesal karena adiknya sekarang sudah berpacaran dan juga dekat dengan bocah menyebalkan itu. Sepertinya mereka harus sering\-sering mengawasi adik mereka itu. Jangan sampai Evan dan Devan merebut perhatian Lula.

1
S. M yanie
semangat...
Dedean: Hwaa makasih kak♥️♥️
total 1 replies
horasios
😢Saya menangis ketika membaca bagian yang menyedihkan dari novel ini.
Dedean: Hwaaa iya sad banget :(😿😿😿
total 1 replies
paulina
Buat yang suka petualangan, wajib banget nih baca cerita ini!
Dedean: Hwaaa bener banget kak jangan lupa baca terus yaa😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!