Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Selesai ujian jam terakhir Malika buru buru mengemasi buku buku dan pulpesnya memasukan kedalam tas.
"Buru buru amat Ka...." tanya Intan.
"Iya gw mau cepat cepat pulang" ujar Malika dengan wajah penuh binar.
"Ka... Apa lu ngak terkekang ya? tiap hari kerjaan lu monoton amat, rumah kampus rumah kampus, apa lu ngak ingin gitu pergi main, shoping, hangaut, nonton film, kumpul kumpul sama teman gitu?" ujar Intan dan beberapa teman sekelas Malika yang sudah ada di sana, mereka mau janjian pergi ke mall untuk merayakan setelah usai ujian.
"Gw nyaman seperti ini, dulu saat tinggal bersama keluarga angkat gw, gw ngak pernah merasakan makan bareng, menceritakan hal hal sepele, gw terkucilkan, tapi setelah gw menikah dengan suami gw, suami gw selalu memberi perhatian dan bahkan teman temannya juga menganggap gw ada, jadi gw udah nyaman hidup seperti ini, gw ngak butuh shoping karena pakaian gw sudah tersedia, gw ngak butuh makan di luar, karena semua yang ingin gw makan sudah ada di rumah, gw ingin bercerita ini itu, di rumah ada suami gw yang selalu mendengarkan semua cerita gw, rumah itu tempat ternyaman gw" ujar Malika dengan tersenyum lebar.
"Semoga lu selalu bahagian Lika" ujar Intan menepuk nepuk punggung Malika, dia salut dengan sahabatnya itu, orangnya tidak neko neko.
"Gue salut sama lu Lika, bahagia lu sesederhana itu, lu ngak butuh pamer ini itu, dan lu ngak gila harta, padahal harta suami lu bisa saja lu porotin, lu di kasih kartu untuk lu hambur hamburin, lu di kasih fasilitas mobil mewah untuk jadi orang sombong, lu punya wajah cantik, tubuh ideal untuk menggaet banyak laki laki tampan di kampus ini, tapi lu memilih suami lu yang sedang sakit, tanpa ada rasa malu sedikit pun dan gw ngak pernah melihat lu tertekan, bahkan gw melihat saat mata kuliah usai lu sangat bersemangat ingin cepat cepat pulang" ujar salah satu temannya.
"Apa yang harus gue sombongkan, semu milik Tuhan, bahkan suami gw pun milik Tuhan saat Tuhan mau ambil dari gw apa bisa gw menolak, seperti ke dua orang tua gw dan kakak kakak gw, ngak kan... Bahkan sampai sekarang gw belum bisa menemukan keluarga besar orang tua gw" ujar Malika sendu.
"Maaf Lika" ujar teman temannya memeluk Malika bersamaan.
"Ngak pa apa kok, santai aja, gw balik dulu ya" ujar Malika, melepas peluknya dari teman temannya.
Seberang sana Refandi tersenyum haru mendengar pembicaraan Malika dan kawan kawannya, dia sangat istri kecilnya itu selalu memprioritaskan dirinya, dan Malika tidak malu mengakui dirinya sebagai suami, rasa sayang dan cinta Refandi semangkin besar untuk sang istri.
Dan dia juga berjanji akan mencari keluarga besar orang tua Malika itu, dia ingin istrinya juga bahagia bertemu dengan keluarga besarnya.
"Gw harus cepat sembuh, kasihan istri gw" gumam Refandi yang semakin terpacu untuk sembuh.
"Kenapa lu?" tanya Tomy melihat Refandi yang senyum senyum sendiri.
Refandi lansung memberikan hpnya ke Tomy.
"Dia gadis baik, tidak banyak menuntut, dia hanya butuh tempat ternyaman untuk dirinya, bahagiakan dirinya jangan lukai dia, di balik senyum manis ini banyak luka yang dia sembunyikan, sembuhkan lukanya" ujar Tomy seketika hatinya lansung hello kitty.
Entah lah, klau sudah menyangkut gadis cantik yang betstatus istri sahabatnya hati Tomy selalu merasa ada sesuatu, bukan cinta kepada pasangan, tapi rasa ingin melindungi yang teramat tinggi, sampai sampai Tomy sendiri menyediakan pengawal tersendiri untuk Malika tanpa di ketahui oleh sahabatnya itu.
Tomy memang bekerja dengan Refandi namun Tomy juga terlahir dari anak pengusaha, namun dia belum mau masuk ke perusahaan keluarganya, dia masih mencari keberadaan adik sepupunya yang hilang entah kemana, sudah banyak orang yang sudah dia sebar kemana mana untuk mencari sang adik, namun sampai saat ini belum dia temukan keberadaannya.
"Hmmm... Pasti itu" ujar Refandi tanpa keraguan.
"Eehhh.... Ngomong ngomng, klau soal Malika gw lihat lu selalu gercep, lu ngak punya perasaan kan sama istri gw" garang Refandi yang tidak ingin sahabatnya punya hati kepada istri cantiknya.
"Njiiirrrr.... Ngaco lu, ya kali teman makan teman, gw sudah anggap Malika itu adek gw sialan, apa lagi masakan Malika itu sangat mirip dengan almarhum bibi gw, tutur katanya baiknya sama kaya Malika" ujar Tomy mengingat sang bibi yang sudah tiada, meninggalkan seorang putri cantik yang suka dia gendong gendong dulunya, tapi sekarang adik sepupunya tidak tau dimana rimbanya.
"Hehehe.... Canda gw, semoga adik lu cepat ketemu ya, nanti kalau ketemu kenalin sama istri gw, biar mereka jadi teman" kekeh Refandi.
"Hmmm... Semoga aja adik gw cepat ketemu" ujar Tomy.
"Yuk... Pulang, kasian bini gw di rumah sendirian" ajak Refandi.