Married With My Ex

Andrew mengajak Jenni untuk langsung ke mansion utama keluarganya karena mereka berdua akan tinggal di sana mulai sekarang. Memang keluarga Ratajasa tidak mengizinkan keturunan atau penerus mereka untuk tinggal di tempat lain, kecuali dengan alasan yang kuat seperti pekerjaan atau melanjutkan pendidikan. Untuk Andrew dan Jenni saat ini tidak memiliki alasan yang kuat untuk tidak tinggal di mansion utama. Andrew akan mulai bekerja di perusahaan milik keluarga dan Jenni juga tidak akan bekerja lagi setelah menikah.

Ketika sampai di mansion utama keluarga Ratajasa, Jenni hanya terdiam memandang istana mewah di depannya. Dia menjadi teringat saat pertama kalinya datang ke mansion itu empat tahun yang lalu. Saat itu, Andrew yang mengajaknya untuk mengenalkannya sebagai kekasih dan wanita yang dipilih oleh pria itu.

" Papa, Mama, perkenalkan ini perempuan pilihan aku. Dia sangat cantik, kan? " ucap Andrew mengenalkan Jenni pada kedua orang tuanya dengan sangat bangga.

Pada saat itu tentu saja Jenni merasa sangat bahagia, apalagi kedua orang tua Andrew juga menyukainya dan tidak mempermasalahkan status sosial mereka yang sangat jauh berbeda. Hingga akhirnya kebahagiaan Jenni itu lenyap karena pengkhianatan yang Andrew lakukan, ya walaupun kata pria itu hanya salah paham. Dan hari ini Jenni datang lagi dengan status yang berbeda, yakni sudah menjadi istri. Status yang memang sempat sangat Jenni inginkan ketika menjalin hubungan dengan Andrew.

" Jen, kenapa melamun sih? Ayo kita masuk " ajak Andrew karena sang istri hanya diam memandang bangunan mewah di depannya.

Jenni pun langsung tersadar dari lamunannya dan menganggukkan kepalanya untuk mengiyakan ajakan Andrew. Dia berjalan di belakang mengikuti langkah sang suami untuk memasuki mansion itu. Semua barang-barang sudah dibawa masuk lebih dulu oleh pelayan yang menyambut kedatangan mereka.

" Eh, tunggu dulu! " ucap Andrew menghentikan langkahnya yang diikuti oleh Jenni.

Jenni menaikkan satu alisnya meminta penjelasan tentang suaminya itu yang tiba-tiba saja berhenti.

" Kita harus terlihat romantis di depan Mama " ucap Andrew tersenyum lalu langsung menggenggam tangan Jenni.

Sebenarnya Jenni ingin protes dengan tindakan yang dilakukan oleh suaminya itu tetapi kalah cepat dengan Andrew yang menariknya. Belum lagi keduanya langsung disambut oleh ibu dan adik Andrew ketika baru masuk ke dalam mansion yang membuat Jenni harus berakting sebagai pasangan yang romantis.

Para orang tua hanya tahu tentang keduanya yang menerima perjodohan karena masih saling mencintai dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Itu semua memang kesepakatan yang dilakukan oleh Andrew dan Jenni sebelum memutuskan untuk menyetujui perjodohan dan menikah.

" Selamat datang di tempat tinggal kami, Sayang. Mama selalu mengharapkan kamu datang kembali sebagai istri dari Andrew dan hari ini terwujud. Terima kasih ya, Jenni " ucap Mama Helena langsung memeluk sang menantu.

Mama Helena memang sudah sangat menyukai Jenni sejak pertama kali bertemu dan menginginkan wanita itu yang menjadi istri dari putranya. Oleh sebab itu, Mama Helena sedikit mengambil kesempatan untuk menjadikan Jenni sebagai menantunya ketika mengetahui permasalahan yang dialami oleh Jenni dan Mama Mercy. Padahal sebelumnya dia sudah mengetahui jika hubungan keduanya sudah selesai dan juga alasannya.

" Iya Ma " jawab Jenni tersenyum.

" Terima kasih juga karena Mama sudah menerima aku sebagai menantu " ucap Jenni yang merasa senang bisa diterima sebaik ini.

" Tentu saja, Sayang. Kamu bukan cuma menantu, tapi seorang putri di keluarga kami mulai sekarang " jawab Mama Helena.

Sementara itu, Andrew sudah menggendong adik perempuannya yang baru berusia satu tahun. Memang jarak usia Andrew dengan adiknya itu sangat jauh karena kedua orang tuanya baru bisa dikaruniai anak kedua pada tahun lalu.

" Rea rindu Kakak? " tanya Andrew pada adik perempuannya yang bernama Andrea Natasha Ratajasa.

" Ya Tata " jawab Rea memeluk leher Andrew.

Keduanya memang sangat dekat karena Andrew banyak membantu Mama Helena dalam mengasuh Rea. Bahkan banyak yang mengira jika Andrew itu adalah ayah dari Rea, bukan kakaknya. Ya memang sangat wajar orang-orang mengira begitu karena perbedaan usia mereka adalah 21 tahun.

" Hai, Rea! Apa kamu masih ingat Kakak? " sapa Jenni yang sudah beberapa kali bertemu dengan adik iparnya itu.

" Ya Acih " jawab Rea menganggukkan kepalanya.

Jenni tersenyum lalu mengusap lembut puncak kepala Rea yang berada di dalam gendongan Andrew.

" Rea sama Mama dulu ya. Biar Kakak dan Kakak Jenni istirahat di kamar mereka. Nanti Rea bisa bermain sama Kakak dan Kakak Jenni " ucap Mama Helena mengambil alih Rea dari gendongan sang putra.

Mama Helena tahu jika Andrew dan Jenni pasti merasa sangat lelah karena mengurus keberangkatan besannya ke Singapura. Belum lagi sisa-sisa lelah dari rangkaian acara pernikahan mereka kemarin jadi pasti sangat butuh istirahat sekarang.

" Andrew, ajaklah istrimu ke kamar kalian dan istirahat " ucap Mama Helena pada Andrew.

" Iya Ma " jawab Andrew.

Kemudian, Andrew dan Jenni pergi ke kamar dengan melewati tangga karena letaknya berada di lantai dua. Andrew kembali menggandeng tangan Jenni dan tidak memperdulikan jika istrinya itu terus berusaha melepaskannya.

Ceklek.

" Selamat datang di kamar kita, Sayang. Semoga kamu betah ya tinggal di kamar ini bersama aku. Kalau ada sesuatu yang mau kamu ubah, kamu bilang saja ya " ucap Andrew saat keduanya memasuki kamar.

Kamar tidur yang didominasi dengan warna putih dan abu-abu memang sangat menggambarkan jika pemiliknya adalah seorang pria. Sangat berbeda sekali dengan kamar Jenni sebelumnya yang kebanyakan berwarna merah muda.

" Apa tidak ada kamar lain lagi? Apa kita akan selalu tidur dalam satu kamar? Mungkin sebaiknya kita pisah kamar saja " ucap Jenni enggan untuk berada satu kamar dengan Andrew.

Jenni tidak ingin kejadian tadi malam terulang lagi dengan mereka yang tidur dengan saling berpelukan. Dia harus menjaga pertahanan dirinya dan salah satu caranya adalah menjauh dari Andrew.

" Tidak, Jenni. Tidak ada pisah kamar dalam rumah tangga kita ya " jawab Andrew dengan tegas.

" Kita akan tidur dalam satu kamar karena kita adalah suami istri. Percuma dong kita menikah kalau tidurnya masih sendiri-sendiri " lanjut Andrew.

Sepertinya memang tidak ada pilihan lain bagi Jenni selain tinggal di kamar yang sama dengan suaminya itu. Lagipula jika mereka tidur terpisah maka akan menimbulkan kecurigaan para penghuni mansion yang lain.

Setelah itu, Jenni memutuskan untuk membersihkan diri saja karena tubuhnya sudah lengket karena beraktivitas seharian. Sedangkan Andrew memilih mendudukkan tubuhnya di sofa dan memainkan ponselnya. Entah apa yang dilihat atau dilakukannya dengan benda itu karena Jenni tidak peduli dan melenggang pergi ke kamar mandi.

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘