NovelToon NovelToon
Menjerat Nyawa Suamiku

Menjerat Nyawa Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Keluarga / Romansa / Dendam Kesumat / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:29k
Nilai: 5
Nama Author: Rossy Dildara

Gisel mendapatkan ide gila dari keluarganya, yaitu untuk memb*nuh Evan—suaminya. Karena dengan begitu, dia akan terbebas dari ikatan pernikahannya.

Mereka bahkan bersedia untuk ikut serta membantu Gisel, dengan berbagai cara.

Apakah Gisel mampu menjalankan rencana tersebut? Yuk, ikuti kisahnya sekarang juga!

Jangan lupa follow Author di NT dan di Instaagram @rossy_dildara, ya! Biar nggak ketinggalan info terbaru. Sarangheo ❣️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 9

"Maksud Tante nomor Nenek Mae?"

"Pokoknya Uminya Bang Evan deh. Soalnya aku nggak tau siapa namanya."

"Mertua sendiri kok sampai nggak tau nama? Aneh bener Tante ini." Pria itu perlahan mengambil ponsel Gisel, lalu mengambil ponselnya sendiri yang berada di dalam kantong celana dan dia pun menyalin nomor. "Ini ... udah, Tan." Setelah selesai, ponsel Gisel langsung dikembalikan.

Perempuan itu segera mengambilnya, dan menghubungi sang mertua.

"Kalau begitu aku duluan ya, Tan. Selamat siang," ucap pria itu pamit masuk ke dalam mobil. Gisel hanya menanggapinya dengan anggukan kepala.

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya panggilan itu diangkat oleh seberang sana. Ada perasaan lega di dalam hati Gisel, karena sebelumnya dia memang sangat berharap nomor itu aktif.

"Halo, assalamualaikum. Ini siapa, ya?" Terdengar suara Umi Mae dari seberang, Gisel dapat mengenalinya.

"Walaikum salam. Ini aku, Umi. Tapi ini benar nomornya Umi Bang Evan, kan?"

"Benar. Tapi kamu siapa, Nak?"

"Lho, aku Gisel, Umi. Menantu Umi. Masa iya, Umi lupa sama aku?" Gisel langsung mendengkus kesal. Padahal dia mengenali suara mertuanya, tapi Umi Mae sendiri tak mengenali suaranya.

"Oohh Gisel?! Maafkan Umi, Nak. Soalnya nomormu baru di hape Umi. Jadi Umi nggak tau."

"Aku maafin. Tapi Umi sekarang ada di mana? Kok Umi sama Bang Evan tega sih sama aku, masa aku ditinggalin sendirian di rumah sakit?"

"Bukannya kata Evan kamu pergi sama Papamu ya, Nak? Umi sama Evan nggak ninggalin kamu kok."

"Pergi ke mana? Memangnya kapan aku bilang begitu?"

"Umi juga dari Evan, Nak," jawab Umi Mae. "Terus sekarang, kamu ada di mana? Apa masih di rumah sakit?"

"Aku baru selesai mengajar, ini aku mau pulang. Tapi aku bingung mau pulang ke mana. Sedangkan Bang Evan sendiri sudah pindah."

"Lho, memangnya Evan nggak ngasih tau kamu ya, Nak. Kalau dia sekarang sudah punya rumah?"

"Enggak tuh. Bang Evan nggak ngomong apa-apa. Malah nomornya nggak aktif dari pagi."

"Masa sih, Nak? Ya udah, nanti Umi coba telepon Evan deh. Minta dia buat jemput kamu."

"Memangnya Bang Evan lagi nggak bareng Umi? Ke mana dia?"

"Dia kerja, Nak. Setelah sampai rumah dia langsung pamit mau berangkat kerja. Diminta sama Pak Yahya juga."

"Ooohh gitu. Ya udah, aku ke rumah Bang Evan saja deh langsung. Umi kirim saja alamatnya sekarang, biar aku ke sana bareng adikku."

"Iya, Nak. Nanti kamu hati-hati dijalan."

"Iya, Umi. Assalamualaikum."

"Walaikum salam."

Gisel mematikan panggilan, kemudian tak lama Umi Mae mengirimkan alamat kepadanya lewat chat.

"Mbak, ayok naik!" seru Arya dari dalam mobil, yang baru saja sampai dan memasuki halaman sekolah.

Gisel menatap sang adik, lalu menunjuk ke arah buket bunga dan kado miliknya yang masih berada diteras. "Tolong bawakan itu dulu Arya ke dalam mobil. Berat soalnya," titah Gisel.

Arya mengangguk. Gegas dia turun dan membantu Gisel memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi belakang mobil.

"Tapi buket bunga dan kodo sebanyak ini dari mana, Mbak? Memangnya Mbak hari ini sedang berulang tahun, ya?" tanya Arya penasaran.

"Itu apresiasi dari murid-murid dan rekan guru Mbak, Arya. Karena Mbak menikah. Udah ayok kita naik. Kamu anterin Mbak ke rumahnya Evan, ya." Gisel masuk lebih dulu, duduk di depan. Di samping kursi kemudi.

Arya pun segera menyusulnya masuk dan mengemudikan mobil itu.

"Sejak kapan asisten dukun itu punya rumah, Mbak? Dan bukannya kata Papa, Mbak sebelumnya ditinggal di rumah sakit sama dia, ya?" tanya Arya penasaran.

"Kalau tentang rumah aku nggak tau. Tapi kalau tentang Mbak ditinggal emang bener," jawab Gisel mengangguk.

"Terus, udah tau ditinggal kenapa justru Mbak mau nyamperin Evan ke rumahnya? Harusnya 'kan itu bagus, Mbak."

"Bagus gimana?" Gisel menatap Arya dengan heran.

"Ya bagus, sekalian aja Mbak minta cerai sama Evan. Kan bisa tuh dijadikan alasan, karena Mbak ditinggalin di rumah sakit sendirian."

"Nggak segampang itu Arya. Kamu kira orang cerai kayak orang putus? Beda lah, ini lebih rumit."

Arya langsung mengerucutkan bibir, mengakhiri percakapan mereka.

*

*

Gisel dan Arya turun dari kendaraan, setibanya di tujuan mereka.

Sambil memastikan apakah alamatnya benar atau tidak, Gisel juga memandangi sebuah rumah yang terletak di depannya.

Rumah itu mungkin tidak sebesar dan semewah rumah orang tua Gisel, namun, kecantikan dan kenyamanannya tidak bisa diabaikan.

Dinding rumah yang berwarna krem memberikan kesan yang menenangkan, dan bangunannya terlihat segar dan baru. Rumah itu dikelilingi oleh pagar besi yang tinggi dan kokoh, memberikan rasa aman dan privasi.

"Waaahhh ... menantu Umi yang cantik udah sampai rupanya, ayok masuk, Nak!" Umi Mae yang sudah membuka pintu rumah segera menyambut kedatangan mereka. Tak lupa dia juga merangkul bahu Gisel, mengajaknya masuk.

Arya yang membawa barang-barang Gisel menyusul di belakang mereka.

"Kamu bawa apa itu, Nak? Kamu habis belanja, ya?" tanya Umi Mae penasaran.

"Itu hadiah dari murid dan rekan seprofesiku, Umi. Katanya apresiasi buat aku yang udah menikah."

"Masya Allah ... baik sekali mereka, Nak. Bawa masuk aja, Arya, ke dalam kamar." Umi Mae menuju salah satu kamar yang paling besar di sana, lalu membukakan pintunya.

Rumah itu memang memiliki 3 kamar. Satu kamar utama, satu kamar tamu dan satunya lagi kamar yang masih kosong. Tapi yang kosong itu mungkin akan dijadikan gudang nantinya oleh Evan.

Arya mengangguk, kemudian masuk ke dalam sana dan menaruh barang-barang yang dia bawa ke atas meja.

"Ngomong-ngomong ini kamarku sama Bang Evan 'kan, Umi?" tanya Gisel memastikan tebakannya adalah benar.

Sedari masuk, sorot matanya tak lepas memandangi setiap sudut ruangan rumah. Entah mengapa, meskipun tidak terlalu besar, tapi Gisel merasa sangat nyaman sekali. Padahal baru masuk juga, belum ditinggali.

"Iya dong, Nak. Ini memang kamar kamu dan Evan," jawab Umi Mae sambil tersenyum. "Tapi, Umi untuk sementara waktu mau tinggal bareng kamu dan Evan. Kamu mengizinkannya, kan?"

"Kenapa Ibu mau tinggal bersama Mbakku dan Evan?" tanya Arya tiba-tiba, merasa penasaran. Dia lalu memerhatikan wajah Umi Mae. "Apa Ibu nggak punya rumah, selama ini?"

"Arya, kamu ini bicara apa? Yang sopan dong ngomongnya!" tegur Gisel cepat, merasa tidak enak karena khawatir Umi Mae merasa tersinggung.

"Umi memang nggak punya rumah Nak Arya, mangkanya Umi mau tinggal bareng Evan," jawab Umi Mae dengan lembut.

"Nggak apa-apa kok, Umi. Aku juga setuju Umi tinggal bareng sama aku dan Bang Evan," sahut Gisel. Dia berpura-pura senang dan mengulas senyum. "Terus kamar Umi sendiri di mana? Apa udah ada kasur dan lemarinya juga?" tanyanya penasaran.

"Ada, Nak. Semuanya udah lengkap, dan kamar Umi ada di sebelah kamar ini," jawab Umi Mae senang, lalu menghela napas lega. "Alhamdulillah ... nasib Evan sekarang jauh baik, Nak. Umi sangat bersyukur dan ikut senang."

"Maksudnya nasib baik itu apa, Umi?" Gisel tampak bingung. Dia perlahan duduk di atas kasur.

"Yang pertama Evan bisa punya rumah, Nak. Alhamdulillah ... dia punya bos yang sangat baik seperti Pak Yahya, sampai memberikan kado pernikahan sebuah rumah segala, lengkap dengan semua fasilitasnya. Dan nasib baik yang kedua karena Evan sudah punya kamu ...." Umi Mae perlahan menyentuh pucuk kepala Gisel, lalu mengelus rambutnya dengan lembut. Seulas senyum pun dia terbitkan, dan terlihat sangat tulus. "Umi sempat berpikir ... kalau Evan akan trauma menikah lagi, karena semenjak menduda ... dia belum pernah dekat dengan siapa pun. Eh nggak taunya, dia tiba-tiba datang ke Umi ngasih tau kalau ternyata udah nikahin kamu. Ya gimana Umi nggak tambah senang, coba, karena selain cantik ... kamu juga seorang guru. Mulia banget pasti hatimu, Nak. Sama seperti pekerjaanmu," tambahnya memuji Gisel.

...Preettt lah, Umi. Mulia dari mananya coba modelan kayak Gisel ini🤣🙏...

1
Ana
aku sih setuju aja gimana kak Rossy, aku ngikutin in sya Allah, pokoknya semangat ya kak💪 cuma bisa kasih dukungan sama do'a aja semoga sukses karya nya, berhasil, banyak peminat yang baca
Eva Karmita
aku selalu setia mendukung mu beb semangat 💪🤗
IG: @rossy_dildara: terima kak 😍🥺
total 1 replies
Fri5
tetap semangat ya kak 💪💪👍
IG: @rossy_dildara: terima kak 😍🥺
total 1 replies
Kinara Widya
iya s kak klo sdh nulis...sdh mikir gak d gaji rasanya percuma ...sdh capek segala ibaratnya sia sia perjuangan kak Rossy......tetep semangat ya kak...aku selalu dukung kakak...moga yg lagi d cita2kan segera terwujud kita semua mendoakan kakak....🥰🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪💪
IG: @rossy_dildara: terima kasih atas pengertiannya, kak 🥺🙏
total 1 replies
Anik Trisubekti
tetap semangat kak @IG: @rossy_dildara , semoga apa yg dicita citakan bisa segera terwujud 🤲
IG: @rossy_dildara: amiinn... terima kasih banyak kak ❣️🙏
total 1 replies
Yasfi Khoirul
thor Napa belum up
Dwy Widya
semangat terus Thor💪cerita mu top ada air matanya ada lucu juga seneng q nya
Mujiati Qu
tp kan kasian gisel kayaknya dia udah mulai menyukai evan.
Ana
bang evan kamu kuat💪 semangat bang, keputusan mu sudah benar
jadikan ini sebuah pelajaran berharga didalam kehidupan bang evan, ternyata berumah tangga itu butuh ketulusan hati, cinta dan kepercayaan, jika didasari dengan kebohongan apalagi sampai ingin melenyapkan itu sudah keterlaluan
buat kak Rossy semangat 💪, jujur aku suka ceritanya kak, seru buatku, malah selalu nunggu up tiap hari
Anik Trisubekti
Semoga ada keajaiban ya kak ros 🤲
ouhya
jangan ditamatin, up aja lagi sampe 100++ karena ini cerita bagus dan kemungkinan bisa kayak cerita si citra.
alurnya itu unik dan bikin penasaran cuman pas up pendek banget thor🥲
fee2
gimana ya keluarga gisel pasti bahagia tapi gisel gimana bimbang antara cinta dan gak.... ayo bang evan semangat jangan patah hati lama lama ya banyak yang sayang dan mendukung bang evan....
ajiu jiu
jgn donq Thor, cerita ny bgs gitu .....
Yesi Marsela
sabar kak author 🥺
sabar bang Evan masih ada Risma yang setia menunggu
jangan cepat ditamatin 😭
Kinara Widya
semoga d bab 40 JD bab terbaik ...biar lanjut terus...tetep semangat kak rossy
Eva Karmita
ya Allah semoga cerita babang Evan bisa lolos seperti cerita Aa Steven, om Rama dan om Jojon 🤲🥺 sedihnya jgn cepat ditamatkan otor masih suka dgn cerita mereka 🙏🥺
Kinara Widya
nunggu2dari tadi....akhirnya up juga kak Rossy...untuk Gisel terima kenyataan sajalah...
Bandar Jayalampung
nah Lo skrg klo Lo memang cinta Ama Evan brjuang Gisel gantian
Bandar Jayalampung
up LG yg banyak ya thor
ajiu jiu
mana kamu Thor, koq blm up ....lelah aku bolak-balik 😌😌😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!