NovelToon NovelToon
Aku Menciptakan Akademi Pahlawan

Aku Menciptakan Akademi Pahlawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Sistem / Epik Petualangan / Akademi Sihir
Popularitas:35.7k
Nilai: 5
Nama Author: Secret_N

Novel Ini dibuat sebatas Fiksi dan Imajinasi Penulis Semata!

|Percayakah anda bahwa di dunia ini ada keberadaan yang luar biasa? Kami mengundang anda untuk bergabung dengan Akademi Pahlawan

Di dunia ini, banyak hal yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Monster monster dari kedalaman alam semesta siap menyerang kapan saja.

Anda adalah harapan umat manusia, masa depan anda terikat dengan masa depan seluruh umat manusia.

Bergabunglah dengan Akademi Pahlawan, dan jadilah pahlawan dengan segenap hati, jiwa dan raga anda.

Kami menantikan anda... |

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Secret_N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Afsheena

Afsheena yang mendengarnya tersenyum lembut. Chen Mo mengalihkan perhatiannya pada tab yang masih menyala dan menampilkan para petinggi yang menatapnya dengan penuh keterkejutan.

"Aku akan menghubungi lagi nanti" mematikan sambungannya, Chen Mo merasa bahwa ia tidak bisa mengungkapkan lebih jauh dari ini.

"Aku tahu, setelah orang tuaku meninggal. Kakak adalah satu satunya sosok yang selalu ada di sampingku dan mendukung serta membelaku apapun yang terjadi"

"Tetapi sekarang aku sadar, bahwa kakak terlalu jauh untukku. Seperti katamu, ia telah hidup selama ribuan tahun lamanya. Apakah kamu pikir ia memperlakukanku seperti ia memperlakukan umat manusia yang harus dilindunginya? Lagipula selama ribuan tahun, apakah tidak ada yang mampu memasuki hati kakak?" Afsheena menatap langit biru dengan perasaan yang rumit.

Sejujur jujurnya, ia tidak pernah menganggap Arshaka sebagai seorang kakak. Meskipun ia berkali kali meyakinkan dirinya sendiri bahwa Arshaka adalah kakaknya sendiri, yang melihatnya tumbuh besar dan merawatnya dari kecil. Meskipun bukan sedarah, ia tetap kakaknya!

Namun, tidak bisa! Ia memiliki perasaan yang berbeda dari perasaan saudara pada kakaknya. Ia menganggap kakaknya sebagai seorang laki laki yang pantas menemaninya di sepanjang hidupnya.

Bohong jika Afsheena tidak berharap lebih. Ia selalu memiliki bayangan kakaknya dalam masa depan yang di impikannya. Karena alasan itulah, ia juga memilih menjauh dari sosok yang selalu dirindukannya itu.

Karena ia tahu, bahwa hubungan mereka tidak mungkin. Karena Arshaka selalu menganggapnya sebatas sebagai seorang adik!

Untuk sejenak Chen Mo yang mendengarnya merasa terkejut dan tidak bisa berkata kata. Ia tidak tahu bagaimana harus merespon perasaan yang Afsheena ungkapkan.

"Kamu tidak perlu menghiburku, aku tahu itu mustahil. Cukup rahasiakan saja untukku" Ketika Afsheena melihat Chen Mo terdiam, ia juga tidak memaksanya.

Memang benar, belakangan ini ia memiliki pemikiran ini. Kakaknya telah hidup selama ribuan tahun, apakah selama ribuan tahun ini tidak ada seseorang yang berhasil memasuki hatinya?

Ruang konferensi besar, China

Melihat panggilan video yang terputus. Presiden China tidak bisa mengatakan apa apa lagi. Ia cukup terkejut dengan banyaknya informasi yang baru saja diterimanya. Terutama mengenai hal terakhir yang tidak Chen Mo lanjutkan.

"Perhatikan pergerakan Amerika Serikat! Apakah mereka mengetahui tentang hal ini? Cari tahu apakah mereka memiliki informasi tentang monster dan bencana yang akan terjadi!" Presiden China segera membuat keputusan. Semua orang bergerak, sesuai instruksi.

...

Kembali ke Perancis.

Menuruni tangga, Brandon mengamati lingkungan sekitarnya. Untuk mengamati dan mencegah terjadinya hal hal buruk dan kemungkinan adanya jebakan di dalam reruntuhan.

Ketika mereka tiba di lorong yang cukup besar, mereka maju perlahan. Meskipun ruangan itu cukup gelap, entah bagaimana mereka bisa melihat dengan jelas semua yang ada dalam sisi lorong tersebut.

Berjalan cukup lama di lorong yang sangat panjang itu, Zhang Liang akhirnya menginjakkan kakinya di sebuah ruangan yang bisa dikatakan sangat besar.

Ketika kakinya melangkah ke dalam ruangan tersebut, perlahan obor yang menempel di dinding menyalakan api secara otomatis. Membantu mereka sekali lagi melihat pemandangan di depan mereka.

Pemandangan yang tak pernah mereka bayangkan. Di seluruh ruangan itu, mereka bisa melihat banyak sekali gundukan tanah dengan nisan yang menghiasi satu sisinya.

"Ini kuburan?" Zhang Liang membuka mulutnya tak percaya. Ha-Yoon melangkah mundur dengan penuh rasa takut, Ren terbelalak tak percaya. Viraj memiliki sorot mata serius, bahkan Brandon menatap tak percaya hal yang hadir di depannya saat ini.

Satu persatu nisan ini memiliki ukiran nama di atasnya.

Pahlawan Era, Thomson

Pahlawan Era, Desta

Pahlawan Era, Mesiie

Pahlawan Era,...

Pahlawa ...

...

Satu persatu ukiran di batu nisan itu memasuki mata mereka. Ha-Yoon yang awalnya ketakutan saat itu terdiam di tempatnya. Zhang Liang, Ren, Viraj dan Brandon masih memiliki ekpresi tak percaya.

Namun, jelas masing masing dari mereka memiliki perasaan tak terlukiskan dalam benak mereka. Memandang satu persatu nisan tersebut dan bergumam dengan suara gemetar, "I-ini makam pahlawan?"

Zhang Liang menggerakkan tangannya dan menyentuh salah satu nisan. Entah bagaimana caranya, ia merasakan perasaan yang akrab.

Melihat banyaknya batu nisan di tempat itu, Ha-Yoon mau tidak mau meneteskan bulir bulir air mata. Emosi semua orang perlahan memberat, seolah suasana kuburan itu membawa emosi negatif pada mereka.

Namun, mereka tidak menolak emosi tersebut. Karena, jika mereka menolak mereka merasa seakan akan tidak peduli pada kehidupan cemerlang para pahlawan yang telah gugur di medan perang ini.

Ini seperti mereka merasa biasa saja akan kematian para pahlawan yang telah mengorbankan nyawa untuk umat manusia.

Berjalan dengan langkah berat, mereka melewati satu persatu makam. Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah batu yang sangat besar dengan penuh ukiran di permukaannya.

Di paling atas, terukir dua buah kata yang telah tertanam jauh di dalam hati mereka, 'Pahlawan Era'.

Di seluruh permukaannya, satu demi satu nama diukir. Meskipun itu hanya sebuah ukiran biasa, namun Zhang Liang, Brandon dan yang lainnya merasa bahwa ukiran itu di ukir dengan penuh tangisan dan darah.

Mau tidak mau mereka berlutut satu kaki, meneteskan air mata dalam diam mereka. Mendongak, menatap batu tersebut dengan pandangan yang sangat tinggi.

Pada saat ini, sebuah ilusi memasuki mata mereka. Satu persatu sosok berdiri dengan punggung menghadap mereka. Beberapa di antaranya menoleh dan tertawa lega, tersenyum puas, melambaikan tangan bahagia, membungkuk penuh terimakasih.

Pemandangan itu terus berlalu, mereka melihat banyaknya pahlawan era muncul satu demi satu dalam pandangan mereka. Entah memandang mereka dengan dingin ataupun bahagia. Namun, ada satu kesamaan, mereka memiliki sorot mata penuh harapan.

Zhang Liang bisa merasakan air matanya membasahi pipinya. Padahal ia seorang laki laki tua yang telah memasuki umur kepala tiga. Namun, ia menangis seperti anak kecil karena sebuah ilusi!

Brandon merasakan hatinya sangat sesak, matanya memerah. Ia ingin menahan tangisnya, namun akal melarangnya untuk menahannya.

Ha-Yoon sudah menangis tersedu sedu, Ren menundukkan kepala tidak berbicara. Viraj bahkan meletakkan kepalanya di Monumen batu pahlawan dengan penuh pemujaan dan rasa hormat serta terimakasih.

Masing masing dari mereka memiliki kesedihan yang sama, juga perasaan terimakasih yang meluap untuk para pahlawan era.

Mungkin yang mereka lihat bukanlah sebuah ilusi, tetapi jejak jiwa nyata para pahlawan era yang menyadari keberadaan mereka sebagai Hero baru.

Setelah ilusi tersebut menghilang, satu persatu dari mereka berdiri dengan langkah berat. Menatap ke keseluruhan Goa, mencari hal lain yang mungkin menyembunyikan jejak para pahlawan lainnya.

"Lihat, disini ada ukiran kuno" Ha- Yoon berteriak, menatap dinding goa yang dipenuhi oleh ukiran karakter kuno.

Brandon berjalan mendekat, Zhang Liang mengalihkan perhatiannya.

Mereka jelas mampu membaca karakter kuno tersebut dengan lancar. Berkat bantuan anting penerjemah di telinga mereka.

1
♪Fifi♪
Entah mengapa akhir² ini aku kurang semangat seperti dulu~
Arsy Putra
tebaek lah kau thor
Fendi Kurnia Anggara
up
Ikmal
semangat up thor 💪👍👍
~•Dewi~Sistem~•
lanjut /Smile//Smile//Smile/
Zak a Oh
upp
Hinata Sakaguchi
bro, aku masih bingung, dia melawan Puluhan Ribuan Monster tapi melawan Monster tingkat Bencana saja Dia sudah menghabiskan hampir semua Energinya, bagaimana Sih, tingkat Monster ini
Secret-N: Kalo Ribuan Monster tapi level rendah bisa di atasi tanpa menghabiskan energi ka. Saya buat seperti itu tentu saya sesuaikan dengan level bencana itu sangat kuat melebihi ribuan monster yang di lawannya.

Ngomong ngomong Terimakasih ka untuk komennya 🙏
total 1 replies
Hinata Sakaguchi
ㅤㅤㅤ
Hinata Sakaguchi
Mereka ✔️

Nereka ✖️
Hinata Sakaguchi
.
Fendi Kurnia Anggara
up
Ikmal
lanjut 👍
~•Dewi~Sistem~•
update Thor /Smile//Smile//Smile//Smile/
Arsy Putra
oke, sejauh ini novel ini membuatku tertarik, semangat Thor
Fendi Kurnia Anggara
up
Zak a Oh
semangat thor
Lyr
lanjut thor
♪Fifi♪
semangat update nya Thor~/Smile/
Fendi Kurnia Anggara
ok
Fendi Kurnia Anggara
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!