Si Cupu Kesayangan Mr. Mafia

“Bu, aku akan tinggal di luar sekarang. Baik-baiklah bersama Ayah dan Amita, aku akan menunggu Ayah menjemput ku.” Ucap Calya sedih, hatinya sudah teriris.

“Nak, pulanglah sore ini dan bicaralah baik-baik dengan Ayah mu.” Calya menghela nafas berat, benar yang di katakan sang Ibu. Dia harus pulang dulu dan menjelaskan segalanya, sebelum akhirnya dia pergi.

“Baik Ibu, aku akan pulang sore ini.” Ucap Calya pada akhirnya, Ibu Calya tersenyum lembut dan sangat bahagia mendengarnya.

“Bye Bu,” Sambungan tertutup, Calya pada akhirnya pergi ke Perpustakaan Negara dengan hati yang tak karuan.

Dia mencari tempat tinggal sementara, Calya mulai mencari koran yang memuat informasi mengenai tempat tinggal sementara. Hampir semua yang dekat dengan Perpustakaan Negara dia hubungi, namun pada akhirnya gagal.

Semua rumah di sana sudah habis di tinggali dan di sewa, Calya merasakan hidupnya terombang ambing tidak jelas. Air matanya terus mengalir dengan rasa putus asa, dia juga bekerja dengan tidak fokus, namun untunglah kemampuannya di bidang tersebut membuatnya selamat dari banyak kesalahan.

Calya duduk di sebuah taman sore itu, dia tak memiliki tempat tujuan untuk dia tinggali. Harapan dia satu-satunya adalah memohon pada sang Ayah agar mau menerimanya lagi.

“Alvin?” Benar, Alvin datang menemui Calya. Padahal Calya tak mengatakan keberadaannya, Alvin seolah memiliki radar yang dapat menemukan Calya di manapun dia berada.

Tentu saja itu bukan hal sulit bagi seorang Alvin Bagaskara, mari kita berkenalan dengan Bos kaya raya ini sekali lagi.

Namanya Alvin Bagaskara, sosok keturunan ke dua dari Bagaskara Group dengan banyak perusahaan dan rumah sakit. Dia anak ke 2 dari 3 bersaudara, kakak perempuannya sukses sebagai dokter spesialis kandungan. Sedangkan sang adik kembar bernama Elvin Bagaskara telah sukses menjadi dokter dan menjadi pemimpin sebuah rumah sakit.

Kedua saudaranya telah menikah, dan sekarang Alvin Bagaskara juga sedang berjuang. Dia tak pernah di kenal baik oleh orang lain, kecuali keluarganya sendiri.

Alvin memang mantan mafia yang cukup di takuti, meski keluarganya tak tahu mengenai hal itu namun dia sangat terkenal di kalangan Mafia internasional sebagai Mr. A, meski demikian dia juga merupakan seorang Bos kaya raya yang memimpin perusahaan Bagaskara yang bergerak di bidang otomotif.

Banyak rancangan tangannya yang berhasil mengguncangkan dunia, dia juga sosok pencipta Robocar yang terkenal. Yaitu perpaduan robot dan kendaraan.

Meski dia kaya raya dan rupawan, namun dia tidak beruntung dalam urusan cinta. Meski dia memiliki banyak wanita yang selalu berada di sekelilingnya, namun mereka bukan pasangan bagi Alvin. Mereka hanya pundi dolar saja baginya yang tak berarti apa-apa.

Dadanya tak pernah berdebar kencang saat bersama dengan wanita, miliknya juga tak pernah bangun saat banyak wanita menggodanya. Meski dia memang lihai dalam memuaskan wanita, namun dia masih perjaka.

Hanya ada satu orang di dunia ini yang dapat membuat birahinya meningkat, dan miliknya terbangun dengan gagah perkasa. Dia adalah Bharati Calya, gadis yang sangat terkenal cupu dan berpenampilan kolot itu.

Entah sejak kapan dada Alvin mulai berdetak kencang, namun seingat Alvin, saat dia bersama dengan Calya dadanya tak pernah tenang meski hanya sebentar. Dia bertemu Calya sejak kelas 3 SMP dan sejak saat itu pula cinta tumbuh di hati Alvin.

“Aku tidak punya tempat tinggal sekarang,” Isak Calya, Alvin menghela nafas berat dan tersenyum lembut.

“Ini, di sini akan menjadi tempat tinggal mu mulai sekarang.” Alvin menyerahkan sebuah kunci, Calya terdiam sejenak melihat kunci tersebut. Dia tak memiliki hak untuk menolak, karena semua hal ini terjadi juga karena Alvin.

“Calya, kami akan makan si restoran. Apa kamu akan ikut bersama kami?” Nampak Rach di belakang Calya.

“H-hai Rach, maaf tapi sepertinya aku tidak bisa.” Ucap Calya pelan dengan senyum penuh keterpaksaan.

“Mengapa? Bos baru kami yang mentraktir dan kami bebas membawa orang sekarang.” Bujuk Rach, Calya menatap dua wanita yang mengapit Rach.

“Sudahlah Rach, sepertinya dia akan kencan.” Ucap teman Rach karena sadar bila di samping Calya saat ini ada seorang pria.

“Kencan?” Rach terdiam, Calya menghela nafas berat.

“Rach ini Alvin, Alvin ini Rach.” Alvin tak menengok, toh bukan urusan baginya juga.

“Baiklah, selamat bersenang-senang Calya.” Ucap Rach yang berlalu pergi begitu saja, Calya menghela nafas dan sekarang dia harus menghadapi sesuatu yang lebih besar lagi.

“Ayo kita lihat rumahnya,” Ajak Alvin, Calya menggelengkan kepalanya.

“Aku ingin ke rumah dulu, aku akan menjelaskan segalanya terlebih dahulu.” Alvin tertegun, anak yang sudah di buang begitu saja oleh Ayahnya namun masih berbaik hati untuk menjelaskan. Hati Alvin sakit kala itu, namun dia juga tak bisa berbuat apa-apa.

“Ayo, aku akan mengantar mu pulang.” Calya tersenyum, mereka akhirnya berjalan dan memberhentikan sebuah taksi. 

Mereka pergi menuju kediaman Calya dan di hadapkan oleh Tuan Khan yang berjaga di depan rumah itu, dada Calya langsung terkejut dan langkahnya langsung mundur ketakutan.

“Jangan takut, kamu tidak bersalah.” Bisik Alvin, seolah mendengar sebuah bisikan gaib yang menjadikannya mantra kekuatan yang tiada tanding, Calya merasakan keyakinan yang kokoh dan kembali melangkah.

“Untuk apa kamu kembali? Di dalam ada Aditiya dan keluarganya. Enyahlah! Bila kamu ingin melihat adik mu menikah.” Calya menekan dadanya, belum juga menjelaskan satu katapun. Namun kehadirannya sudah di tolak dengan sangat telak.

“Carilah pria dari Perusahaan A bila kamu ingin kembali.” Calya kembali terkejut, sedangkan Alvin melotot melihat sikap arogan Tuan Khan.

“Tuan, dimana istri mu?” Tanya Alvin serius, jujur saja dia sangat mengenali Istri Tuan Khan. Dan bila mereka bertemu, tentulah Alvin bisa menjelaskan segalanya.

“Berani sekali kamu bertanya mengenai istri ku! Pergi!” Teriak Tuan Khan, Calya langsung menggelengkan kepalanya pada Alvin dan menarik lengan pria itu menjauh.

Di luar kediaman itu Calya langsung menangis tersedu-sedu, dia tak pernah menyangka akan berada di posisi seperti itu. Dia tak pernah menyangka bila sang Ayah yang begitu dia cintai akan membuangnya dengan kejam.

“Calya kenapa kamu pergi?” Alvin merasa kesal sendiri, namun dia langsung terdiam saat mendapati Calya yang menangis.

“Hiks, hiks, aku ingin kembali pada Tuhan Alvin, hiks, hiks, aku tak tahan…” Tangis Calya, Alvin tertegun. Dia merasakan matanya yang tiba-tiba saja memanas.

“Dasar gadis bodoh!” Alvin memeluk Calya, sedangkan Calya terus menangis tanpa henti dengan sesak di dadanya.

Calya mendekap Alvin yang saat itu menjadi teman satu-satunya, pria kurang ajar yang selama ini sangat di benci Calya kini menjadi sandaran hidupnya.

Alvin menghela nafas berat, dia mengangkat tubuh Calya dan memberhentikan sebuah taksi yang membawa mereka pada sebuah unit apartemen mewah yang sangat berbeda dengan kediaman Calya sebelumnya. Di perjalanan, Calya menangis sampai ketiduran dalam pelukan Alvin.

(Alvin! Nyanyi lagu india dong buat pembaca biar suasananya dapet. Yang sedih ya!)