NovelToon NovelToon
Dikira Santri Ternyata Putra Sang Kyai

Dikira Santri Ternyata Putra Sang Kyai

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda
Popularitas:210.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Merpati_Manis

Medina panik ketika tiba-tiba dia dipanggil oleh pengurus pondok agar segera ke ndalem sang kyai karena keluarganya datang ke pesantren. Dia yang pernah mengatakan pada sang mama jika di pesantren sudah menemukan calon suami seperti kriteria yang ditentukan oleh papanya, kalang kabut sendiri karena kebohongan yang telanjur Medina buat.

Akankah Medina berkata jujur dan mengatakan yang sebenarnya pada orang tua, jika dia belum menemukan orang yang tepat?
Ataukah, Medina akan melakukan berbagai cara untuk melanjutkan kebohongan dengan memanfaatkan seorang pemuda yang diam-diam telah mencuri perhatiannya?

🌹🌹🌹

Ikuti terus kisah Medina, yah ...
Terima kasih buat kalian yang masih setia menantikan karyaku.
Jangan lupa subscribe dan tinggalkan jejak dengan memberi like dan komen terbaik 🥰🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sembilan

"Apa perlu aku mengulang jawaban yang pernah aku sampaikan kala itu, Dik?" jawab Hamam, berbisik pelan.

"Yang mana?"

"Aku hanya menuruti apa maumu waktu itu, Dik. Kamu menyuruhku untuk mengiyakan saja apa pun itu, 'kan? Apa aku salah?"

Medina mengerucutkan bibir, mendengar jawaban dari Hamam yang disampaikan dengan begitu tenang. Pemuda itu bahkan berbicara sambil tersenyum, tanpa dosa. Padahal yang diharapkan Medina, adalah jawaban yang dapat membuat hatinya berbunga-bunga karena merasa dicinta.

"Hanya itu?" cecar Medina, juga dengan bisikan.

"Iya, kenapa?"

"Kalau begitu, permintaanku saat itu aku batalkan!" bisik Medina dengan kesal.

Tentu saja Medina merasa kesal karena pemuda yang akan meminangnya itu seolah mempermainkan perasaan dan menganggap dirinya tidak penting.

"Tidak bisa, Dik!"

"Kenapa?"

"Aku sudah telanjur menyetujuinya dan bersedia menikahimu di hadapan kedua orang tua kita."

"Orang tua kita juga pasti ngerti, kok, kalau semua itu hanya kekhilafan semata, dan mereka pasti enggak masalah jika dibatalkan!" balas Medina yang semakin kesal karena dia merasa Hamam sama sekali tidak memiliki perasaan apa-apa terhadapnya. Pemuda itu ternyata mau menikahinya hanya karena kepatuhan terhadap orang tua semata.

"Coba aja tanya sama orang tuamu, Dik. Kalau bisa dibatalkan, ya, enggak apa-apa."

"Beneran?" Medina menatap Hamam dengan tatapan menantang dan pemuda itu mengangguk pasti.

'Ish, nih cowok benar-benar nyebelin, deh! Enggak bisa apa, buat orang senang dikit aja? Dasar, gunung es! Enggak ada manis-manisnya! Masak, sih, aku harus nikah sama dia! Bisa cepat tua aku kalau nikah sama orang yang serius seperti Kang Hamam!' Medina menggerutu di dalam hatinya.

Suara dehaman Kyai Umar, mengurai lamunan Medina. "Sudah, belum diskusinya, Nak Dina?"

"Su-sudah, Pakde?"

"Lalu, bagaimana? Sudah mantap 'kan, hatinya?"

"Pasti sudah, dong, Kak Umar," sahut Om Iqbal, sebelum sempat Medina memberikan jawaban. Padahal, gadis itu akan menjawab tidak.

"Si Dina kayaknya juga sudah enggak sabar, tuh, ingin cepat-cepat dihalalin. Benar begitu 'kan, Din?" lanjut Om Iqbal sembari terkekeh pelan, menggoda sang keponakan.

"Aksa setuju sama Om Bal." Aksa menyahut. Lagi-lagi sebelum Dina membuka suara, hendak menyampaikan penolakannya.

"Eyang kakung juga pasti sangat setuju, Dik. Benar begitu 'kan, Kung?" Aksa lalu menatap sang eyang yang sedari tadi mengamati Dina dan Hamam, dari tempatnya duduk.

Medina cemberut. Gadis cantik itu tak lagi dapat berkutik. Satu papanya saja jika sudah mengambil keputusan, dia tidak dapat menolak. Apalagi jika sang eyang dan opanya ikut bersuara, sudah dapat dipastikan jika Medina harus menuruti keinginan mereka.

Benar saja, sebelum sang eyang kakung berbicara, opanya sudah mendahului mengeluarkan suara bahwa Medina memang harus menerima Hamam. Menurut pendapat opanya itu, Hamam adalah pemuda yang paling tepat untuk Medina.

"Kamu mau cari yang seperti apa lagi, Dina? Nak Hamam itu, sudah sangat cocok dengan kamu. Memangnya, kamu mau sama pemuda yang seperti kedua abangmu itu? Yang enggak ketulungan absurdnya?" tanya sang opa, membuat Aksa dan Akmal--sang abang sulung yang tingkahnya tak jauh beda dengan papanya kala masih muda--menatap protes pada Opa Devan.

Bukan hanya kedua pemuda itu, tapi Papa Mirza juga ikutan menatap protes pada sang papa mertua. Tentu saja Papa Mirza protes karena secara tidak langsung, sang papa mertua telah menyindirnya.

"Kenapa Papa bicara seperti itu? Meskipun slengekan, kedua cucu papa itu pemuda yang baik dan bertanggungjawab, Pa."

"Benar, tuh, apa kata Papa, Opa!" Aksa buru-buru menimpali. "Baik, bertanggungjawab, suka menolong, tidak sombong ...."

"Sudah-sudah! Jangan diladeni perkataan opa kalian itu! Asal kalian tahu, opa kalian sewaktu masih muda sama absurdnya dengan kalian."

"Sialan lu, Rey. Pakai buka kartu di hadapan cucu!"

Laki-laki berusia senja yang semakin terlihat berwibawa itu, hanya mengedikan bahu tak lagi menanggapi protes dari sang besan. Eyang Rehan lalu kembali fokus menatap cucunya.

"Atau barangkali, kamu butuh waktu untuk berbicara berdua dengan Nak Hamam, Sayang?"

"Memangnya boleh, Eyang?"

"Tentu saja boleh, Sayang," jawabnya penuh pengertian.

"Bukankah begitu, Nak Umar?" Eyang Rehan lalu menatap Kyai Umar dan kyai kharismatik itu mengangguk, setuju.

"Yang penting ada yang mendampingi kalian," lanjut eyang kakungnya Medina.

"Aksa saja Eyang." Penuh semangat, Aksa menawarkan diri.

Medina menyambut baik tawaran sang eyang karena memang dia merasa perlu berbicara lebih serius dengan Hamam. Gadis itu lalu menghambur ke dalam pelukan sang eyang.

"Makasih, Eyang. Memang hanya Eyang yang paling mengerti Dina."

Setelah puas memeluk eyang kakungnya yang selalu menjadi rebutan antara Medina dengan para sepupu, gadis itu lalu beranjak menuju taman samping. Menyusul Hamam yang sudah terlebih dahulu berada di sana, bersama Aksa.

"Apa yang akan kamu bicarakan, Dik?" tanya Hamam tanpa basa-basi, yang lagi-lagi membuat Medina menjadi keki.

Bersambung ...

🌹🌹🌹

Mau bicara apa lagi, Din? Mau ngajakin main petak umpet, ya? 😅😅

Kakak... yg udah save nmr WA-ku, ping aku, yah 🙏

Gegara hp kemarin eror, jadi gak bisa double up. InsyaAllah malam ini aku usahakan double. Nantikan, ya...

1
Yani Cuhayanih
tuuh kan tumben medina mikir panjang gk gegabah....
Yani Cuhayanih
semoga pernikahan medina gk ggl...kenapa juga gk nlpn ortu nya vico...
ya salam
Yani Cuhayanih
zara gk tahu malu mo nikung medina...
Merpati_Manis (Hind Hastry)
Assalamu'alaikum... selamat malam semua 🤗
sesuai janjiku, di akhir bulan ini aku umumkan siapakah penghuni ranking pertama yang kasih dukungan pada kisah Medina-Hamam. Dan ... pendukung teratas adalah Kak Greenindya 🥰
Untuk pemenang, silakan chat aku, ya, untuk kirim alamat lengkap. Insyaallah novelnya aku kirim pertengahan bulan Juni, karena masih dalam proses cetak 🙏

Buat kalian yang pengin meluk aku, eh.. meluk novelku, bisa hub aku, yah, via chat di sini atau yg sudah save nmr wa ku bisa langsung japri.

mksh banyak untuk kalian semua. lope sekebon 😘😘
Citra Julinar
the best Thor 👍 ga pernah bosen klo baca Alamsyah Family 😍❤❤❤🌹🌹🌹
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh apresiasinya, Kak 🥰🙏
total 1 replies
Yani Cuhayanih
Gus hamam ini bukan taktik buat cemburu medina kan ..dgn memgundang Zara...ko gk kepikiran sama aku..wah wah...ada udang di balik ttp piring ..sediakan di tukang seafood..kalo udang di balik bakwan itu mah kecil dik..yg gde itu udang lobster..di restoran..mantaaaaaap
Merpati_Manis (Hind Hastry): udang dibalik, kasihan udangnya Kak. 😁😁
total 1 replies
Sri Rahayu
Masyaallah dah tamat critanya,,lanjut cerita yg lainnya.selamat ya Thor...
Merpati_Manis (Hind Hastry): tamat, Kak.. mksh hadirnya 🥰🙏
total 1 replies
zian al abasy
gpp donk manja ma suami sndri bu dosen..drpd bu dosen mlah mau mnja"sm suami orng 🤣🤣🤣
zian al abasy
hmmm dosen ganjen bnget sii hehee..dosen ko gk tau waktu si gnggu orng ajh
zian al abasy
ad gk suami ky gus hamam lg..nongol lg mom hehe..lg bnyak krjaan gk smpet buka novel ttp 💪mom
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh do'anya, Kak 🤗
sehat2 juga buat kakak dan keluarga
zian al abasy: 😭😭😭😭 cm medina donk yng bs miliki 🤣🤣💪n seht sllu mom
total 3 replies
Yani Cuhayanih
Aku juga keseeel dech katanya bestie jadul..ko cuma chat salam aja..gk ada kelanjutanya...mana gk satu kontak gk ada usw..nya keseeeeeel ..dech bestie dari hongkong ko sunyi amiiit....
Yani Cuhayanih
Hamam dah jatuh cinta sama dina..ayo ngaku..
Yani Cuhayanih
ngarep bangeet siih din...itu hamam yg meluk kamu...
Yani Cuhayanih
Dina gengsi ko di piara bilang aja hati mu dah klepek2 sama hamam...iya toh...
Yani Cuhayanih
kenapa mesti di cut ceritanya di saat akan finish...othor sama zulid nya sama medina....ooh gk kuku
Merpati_Manis (Hind Hastry): 😄😄😄🤭🙏🙏
total 1 replies
Yani Cuhayanih
Penampilan siih ok...tp kenapa hamam jauuuuh ketinggalan..gk macho bosss
Merpati_Manis (Hind Hastry): hihihi,, dia kan santri, Kak
total 1 replies
Yani Cuhayanih
Gokil demi mengggagalkan pernikahan belain balap motor...jdkan motor medina mogok di tengah lintasan ..sedikit licik gk pp thor semoga gk di catat jd amalan zulid...hahahaha
Merpati_Manis (Hind Hastry): wkwkwk....
total 1 replies
Yani Cuhayanih
aku penasaran sama jawaban hamam
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh hadirnya, Kak 🥰🙏
total 1 replies
Yani Cuhayanih
Mungkin aku juga akan mencoba..utk mengetes calon menantu ku...aku juga pengen punya menantu seorang ustadz..biar klop sama anaku yg jd guru mengaji...doakan nya orhor dan para readers semua...Aaaamiiiin
Merpati_Manis (Hind Hastry): aamiin 🤲🤲
total 1 replies
Fitriana
ceritanya bagus... buat ngakak...
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh hadir dan apresiasinya, Kak 🥰🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!