Istri Kontrak Tuan Impoten

Dika menepatinya untuk menemani Diva pergi ke makam orangtuanya. Sore itu hujan turun rintik-rintik, tapi tidak menyurutkan niat keduanya untuk pergi ke TPU Pondok Cabe. Hati Diva sedikit berdebar, ini pertama kalinya dia akan mengenalkan seorang pria pada orangtuanya dan sayangnya mereka sudah meninggal.

Jika Ayah dan Ibu Diva masih hidup, apa tanggapan mereka soal rencana pernikahan Diva dengan Dika ya? Mungkin Utomo tidak akan setuju dengan pernikahan itu, Dika sudah 37 tahun, sementara Difa masih 19 tahun. Baik buruknya Dika pun Utomo sudah tau semuanya, tidak ada yang terlewat.

Turun dari mobil, Diva langsung berjalan menuju sebuah makam paling ujung dibarisan depan. Sementara Dika mengekor dibelakang tanpa bicara sedikitpun. Tiba-tiba langkah kaki Diva berhenti, Dika pun ikut berhenti.

"Ini makam mereka?"

"Ya, baca saja tulisan diatas baru nisannya,"

Dika memejamkan mata, dia mengucap doa dalam hati kemudian kembali membuka kedua matanya.

"Utomo, aku akan menikahi putrimu lusa. Doakan semuanya akan berjalan dengan lancar ya. Maaf, karena aku telah menikahi putrimu dengan terpaksa bukan karena rasa suka," ucap Dika dalam hati.

Sementara itu Diva hanya diam saja, entah apa yang dia ucapkan dalam hatinya yang jelas Dika merasa sangat penasaran. Apa lagi Diva menangis tersedu-sedu, seolah baru saja menceritakan kalau dia telah masuk dalam jerat seorang monster.

Diva berjongkok, dia menaburkan buliran bunga diatas kedua makam orangtuanya. Setelah itu, dia mengajak Dika kembali ke mobil dengan kode lirikan mata.

"Sudah begitu saja? Aku bahkan tidak mendengar kamu mengucapkan sepatah katapun pada mereka,"

"Apa yang aku katakan pada mereka semuanya rahasia, Om tidak perlu tau,"

"Anak ini benar benar menyebalkan!" Dika menggerutu.

🍁🍁🍁

Dika menyeret sebuah koper milik Diva, dia merasa kasihan pada calon istrinya karena memiliki sedikit barang berharga. Para gadis lain diluar sana pasti memiliki banyak baju, tas, sepatu bagus. Apa hidup Diva begitu sulit sebelumnya?

Dua hari lalu, Dika menaruh Diva dikamar tamu saat menginap. Tapi hari ini tidak, dia membawa Diva pergi ke kamar miliknya. Kamar berukuran besar yang telah di dekor khusus ala-ala pengantin baru. Ada banyak bunga dan balon berwarna pink disana.

Diva melongo, sekujur tubuhnya mendadak terasa merinding. Kamar itu nampak begitu cantik dan romantis, padahal hubungan kedua mempelai aslinya kurang baik.

"Aku sedang hamil, aku tidak mau tidur di sofa," ucap Diva. Dia mengingat kalau Dika enggan melakukan kontak fisik, begitu juga dengan dirinya.

"Iya, aku yang akan tidur di sofa. Malam ini kamu tidur di kamar ini, biar aku yang akan tidur di kamar tamu," ucap Dika.

"Kenapa Om pindah dikamar tamu?"

"Kita belum sah menjadi suami istri Diva. Apa yang kamu harapkan? Kita tidur bersama malam ini?" Dika menaikan alisnya sebelah. Dia menatap wajah Diva dengan tatapan menggoda.

Pipi Diva merona, dia langsung membalik badan karena gugup. Diva mencubit bibirnya sendiri. Bagaimana bisa dia melarang Dika pindah kamar? Entah apa yang sedang Dika pikirkan tentang Diva saat ini. Yang jelas, Diva merasa malu karena telah salah bicara.

"Aku mau istirahat, tolong tutup pintu kalau keluar," Diva berlari kecil menuju tempat tidurnya.

"Hey, jangan lari lari seperti itu. Apa kamu lupa ada bayi dalam perutmu?" Omel Dika.

"Iya, maaf aku lupa. Lain kali aku tidak akan melakukannya lagi."

🍁🍁🍁

Dika masuk kedalam ruang kerjanya, tak lama Leon asisten pribadinya masuk sambil membawa nampan berisi satu gelas teh manis hangat dan satu toples kue kering. Leon melirik kearah Dika, jelas sekali majikannya sedang tertekan saat ini.

Bagaimana tidak? Dika benci wanita, tapi besok dia harus menikah dengan wanita. Dika harus bisa membuang rasa bencinya pada lawan jenis, kalau tidak rumah tangganya dengan Diva akan berjalan tidak mulus.

"Tuan, perlu kah saya mengundang beberapa teman dekat anda untuk datang ke acara besok?" Tanya Leon hati hati.

"Tidak perlu, aku tidak mau mereka mentertawakan aku karena telah menelan ludah sendiri,"

"Tapi cepat atau lambat mereka akan tau dari orang lain. Apa kelak tidak akan menjadi masalah dalam hubungan pertemanan Tuan dengan mereka?"

"Soal itu biar aku tanggung belakangan, untuk saat ini yang penting aku terhindar dari olok olok mereka dulu."

Dika memiliki dua teman dekat, mereka masih saudara jauh Dika. Dika pernah berkata pada mereka kalau dia akan melajang seumur hidup setelah hubungannya kandas dengan Zoya. Jika mereka tau tiba tiba Dika akan menikahi seorang wanita, pasti mereka akan mentertawakan Dika serta menindasnya habis habisan. Mau ditaruh dimana muka Dika nanti? Apa lagi kalau Diva melihatnya.

"Baiklah Tuan, saya pergi dulu. Kalau anda perlu sesuatu panggil saya saja." pamit Leon. Dika hanya merespon dengan anggukan pelan.

Bersambung...