NovelToon NovelToon
Legenda Pedang (Mata Dewa)

Legenda Pedang (Mata Dewa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:27.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Ketika kelahirannya membawa petaka.
Ketika dirinya harus kehilangan kedua orang tuanya.
Ketika dirinya harus tinggal di kekaisaran Zhang untuk menutupi identitasnya.

Malam itu, puluhan orang datang menyergap rumahnya. Pertarungan pecah antara ayah dan ibu Lin Hao dengan orang-orang itu. Demi melindungi Lin Hao kecil, mereka rela sampai mengorbankan nyawa.

Lin Hao kecil memilih untuk melarikan diri. Naas dirinya tetap tertangkap. Namun siapa sangka, perkataan salah seorang dari orang yang menangkapnya itu membuat emosi Lin Hao tak terkontrol. Mata Dewanya bereaksi. Guncangan hebat tercipta. Orang-orang yang menangkapnya itu langsung kehilangan nyawa. Saat ini pedang pemberian ibunya juga menimbulkan reaksi dan memanggil sosok makhluk abadi.

Lantas apa yang terjadi dengan Lin Hao? Mampukah dia membalas dendam atas kematian kedua orang tuanya?
Nantikan kisahnya di Legenda Pedang (Mata Dewa)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 11 ~ Berlatih

Halaman kediaman Jiu saat ini tengah diisi oleh tiga orang pemuda. Mereka tidak lain adalah Lin Hao, Jiu Ruo dan Shi Lin. 

“Kuatkan cengkraman pedang namun lemaskan pergelangan tangan. Ini bisa membantumu mengendalikan pedang tanpa rasa tegang. Jangan anggap pedang sebagai bagian dari benda asing, tapi anggaplah seperti tubuh sendiri.” Lin Hao memberikan instruksi pada Shi Lin dan juga Jiu Ruo.

Sebelum memulai berlatih pedang sendiri terlebih dahulu Lin Hao membiarkan Jiu Ruo memegang pedang dan mengayunkannya beberapa kali. Begitupun juga dengan Shi Lin. Ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pemahaman mereka tentang menggunakan pedang. 

Jiu Ruo sangat canggung, di tidak terbiasa menggunakan barang-barang seperti pedang dan senjata lainnya. Selama ini dirinya hanya sibuk mencari tanaman herbal dan meramu obat ketimbang berlatih beladiri dan menjadi seorang kultivator. Hal ini membuat tebasannya sangat kaku. 

Berbeda hal dengan Shi Lin, gadis itu memang sudah dibekali ilmu berpedang oleh ayahnya sejak berumur 8 tahun. Bisa dibilang, gadis itu merupakan salah satu jenius sekte Teratai Awan. Diusianya yang mencapai 10 tahun, dia sudah berhasil mencapai ranah Pembentukan Qi tahap 3.

Berbekal tekad yang kuat, Jiu Ruo perlahan mulai berhasil mengayunkan pedang dengan baik. Arah laju pedang yang semula berbelok, kini mulai bisa diposisikan sehingga menciptakan tebasan lurus. 

Mereka melakukan pelatihan berulang selama seminggu. Dalam kurun waktu tersebut pula lah tampak kemajuan per harinya. 

Shi Lin semakin baik memainkan pedangnya. Pengontrolan pedang yang semakin terarah, menciptakan tebasan tajam dan mematikan. Gerakannya pun semakin lincah. Seperti saat ini, dia tengah menantang saudara sepupunya, Shi Yin yang memiliki basis kultivasi ranah Petarung tahap 3.

Bertarung dengan mengandalkan pedang, keduanya saling unjuk pemahaman. Meskipun usia yg terlampau 5 tahun, namun Shi Lin berhasil memaksa kakak sepupunya bertarung imbang untuk waktu yang lumayan.

“Lin'er, darimana kau belajar teknik berpedang seperti itu. Serangan-seranganmu sangat tajam, kalau saja pengalaman bertarung kita sama, aku tidak yakin bisa bertarung imbang denganmu!” ucap Shi Yin saat keduanya menghentikan latih tanding.

“Dari seseorang. Tapi aku tidak akan memberitahu Kakak sepupu!” Shi Lin tersenyum malu-malu, saat ini ingatannya melayang, mengenang kembali saat-saat dimana dirinya bisa melihat jelas wajah tampan Lin Hao yang sangat dekat dengan wajahnya, saat pemuda itu tengah meluruskan gerakannya yang salah.

“Hoihoi, sepertinya adik kecil ini sudah menyukai seseorang.” Shi Yin menggoda Shi Lin. Benar saja, gadis kecil itu langsung menciut, wajahnya memerah, ekspresinya sangat tidak bisa berbohong kalau dia sedang salah tingkah.

“Kakak Sepupu!” Shi Lin merengek manja, tangannya bergerak langsung mencubit pinggang Shi Yin. Rona pipinya telah memerah. Wajahnya antara cemberut juga salah tingkah.

“Hehehe… Kau memang sangat lucu saat salah tingkah!” 

Shi Yin semakin malu, dia lantas membuang muka dengan bibir monyong.

“Lin'er, air hangatmu sudah dingin. Kapan kau akan mandi?” Ibu Shi Lin berteriak dari dalam rumah.

“Oh iya!” Ekspresinya berganti menjadi terkejut. Tanpa pikir panjang gadis itu beranjak meninggalkan sepupunya dan bergegas masuk ke dalam rumah untuk melaksanakan ritual tiga jam mandi. Shi Yin hanya menggeleng melihatnya.

***

Lin Hao saat ini tengah duduk bersila sembari menyerap vitalitas energi alam murni menjadikannya energi Qi spiritual miliknya. Dia merasakan perasaan hangat mengalir disela-sela dantian. Pemahamannya dalam hal mengelola vitalitas energi eksternal mengubahnya menjadi energi internal telah masuk ke ranah pembentukan Qi tahap tiga. Selama seminggu ini dia telah memulai proses penyerapan energi alam. Tubuhnya benar-benar semakin bertenaga, tampilannya memperlihatkan perubahan signifikan. Wajahnya bertambah cerah dengan tubuh yang semakin terisi.

Sirkulasi energi yang terus menerus meningkat, menyebabkan ledakan teredam dalam tubuh itu.

Baamm…

Perlahan dia membuka kedua matanya, tampak pupil emas miliknya bersinar sesaat sebelum kembali berganti warna menjadi cokelat.

“Ranah Petarung tahap 1!” ucapnya dengan intonasi merendah. 

“Lou Dou, apakah benar-benar tidak ada jalan lain untuk meningkatkan sumber vitalitas energi alam yang terserap. Mengapa sangat terbatas?” ucap Lin Hao yang merasa kecewa. 

“Kau sudah cukup beruntung telah mencapai ranah Petarung hanya dalam kurun waktu seminggu. Orang-orang di dunia ini bahkan ada yang sampai membutuhkan waktu bertahun-tahun hanya untuk menerobos dinding ranah Petarung semenjak pertama kali berkultivasi.”

“Hmm, sepertinya aku membutuhkan tempat yang lebih memiliki vitalitas energi alam melimpah,” gumam Lin Hao. Dia lantas beranjak dari tempatnya dan mencari Jiu Ruo, ada keperluan yang harus di urus dengan lelaki itu.

Akan tetapi sejenak dia menghentikan langkah kala menyadari satu hal. 

“Lou Dou, bukankah proses penyerapan energi eksternal bisa juga dengan memanfaatkan vitalitas benda-benda tertentu, semacam kristal roh? Hmm, aku jadi berpikir, bagaimana kalau memanfaatkan vitalitas energi kultivator lain, melakukan proses asimilasi dan menjadikannya milikku sendiri! Bukankah ini lebih instan?”

Dia benar-benar bisa berpikir hingga ke tahap itu. Namun ini hanyalah sebuah hipotesis yang timbul saat pemuda itu memahami sifat-sifat energi Qi.

“Kau juga bisa melakukannya. Namun, cukup sulit, tidak semudah yang dibayangkan. Seseorang harus mencapai ranah tertentu baru benar-benar bisa membuka peluang melakukannya. Akan tetapi, aku tidak yakin. Setahuku, ini hanya digunakan oleh orang-orang serakah yang menginginkan kekuatan lebih hingga berani menggunakan metode tertentu untuk mencuri vitalitas eksistensi lain. Bahkan seorang dewa sekalipun tidak akan bisa melakukannya jika tidak mempelajari metode itu,” jelas Lou Dou.

“Hmm, seperti itu ya. Apakah metode itu cukup rumit?” Lin Hao mengelus dagunya.

“Sebenarnya tidak. Namun, tergantung apakah kau bisa memahaminya atau tidak. Tapi, metode ini termasuk satu dari metode menyimpang. Sudah banyak eksistensi serakah yang dibutakan oleh kekuatan hingga merusak keseimbangan. Jika kau berniat untuk masuk menjadi satu dari bagian orang-orang itu, maka aku akan membunuhmu!” ucap Lou Dou yang berhasil membuat Lin Hao bergidik ngeri. 

“Hmm, baiklah. Terima kasih atas penjelasannya. Aku tidak tertarik untuk mempelajarinya.” Lin Hao berkata santai sembari melanjutkan perjalanan.

“Cih, tidak tertarik mempelajarinya? Bahkan kau berani bereksperimen dengan menjadikan Landak Hitam sebagai target selain daripada kristal roh.” Lou Dou berkata dingin. 

“Eh, itu hanya hewan. Lagipula aku tidak berhasil kan?!” Lin Hao buru-buru menyangkal. “Ah iya. Jiu Ruo, aku ada perlu dengannya!” Pemuda itu mengalihkan perhatian, mempercepat langkah, demi menghentikan bahasan tersebut. Beruntung Lou Dou benar-benar berhenti untuk membahas sehingga tidak menyinggungnya lebih jauh.

1
Sofandsyah
Up..up...yg banyak thoor
Sarip Hidayat
waaah
berman Lase 😎😎😎😎😎
mantull Thor
BaronMhk
semangat lin hao
Maz Tama
menarik alur cerita nya
Jimmy Avolution
up...up...up...
Jimmy Avolution
gaspol thor
Jimmy Avolution
gaskeun
Jimmy Avolution
lanjut
Jumadi 0707
kog pengangkatan murid lin haou gk dibahas tau tau diksh baju gk ada pengenalan gurunya siapa
Huang Albern
good
Sarip Hidayat
waah ujian yg sangat hebat
Jumadi 0707
enak jg mulainya Thor lanjuut
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
berman Lase 😎😎😎😎😎
mantulll boskuu
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!