Sebuah kenyataan pahit harus diterima oleh Liliana.
Suami yang dia cintai tiba – tiba mengatakan akan menceraikannya setelah dia melahirkan anak yang sedang dikandungnya.
Meskipun mereka menikah karena keterpaksaan ,Liliana sangat mencintai suaminya.
Namun badai besar itu datang dan memporak – porandakan rumah tangga mereka setelah Harrold menemukan kembali kekasih yang telah meninggalkannya tepat dihari pernikahan mereka dan membawanya pulang kerumah, tinggal satu atap dengannya.
Hati Liliana yang hancur semakin bertambah hancur ketika dia mengetahui fakta jika drama pernikahan ini sengaja dibuat oleh keluarga Harold untuk menjebaknya dalam skema licik yang telah mereka buat.
Mampukah Liliana bangkit dan keluar dari skema keji yang menjeratnya ?
Ikuti perjuangan Liliana dalam novel disetiap episodenya....
HAPPY READING.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Edo yang berusaha mencari orang untuk menghapus berita tersebut terlihat frustasi karena hingga detik ini tak ada satupun yang berhasil menghilangkannya.
Bukan hanya tak hilang, berita tersebut semakin luas tersebar dan telah menjadi trading topic disemua media yang ada.
Bahkan mereka juga mulai menyoroti kepemilikan LLA group dan YJ grup yang kini dikelola oleh Harold dan Fendi.
Semua pebisnis negeri ini sangat tahu jika dua perusahaan besar itu milik Wicaksono sebelum dia dan istrinya meninggal dunia.
Dan pernikahan antara Harold dan Liliana sebagai anak tunggal dari Wicaksono membuat semua orang tak curiga jika kedua perusahaan tersebut pada akhirnya dipimpin oleh Fendi dan Harold yang merupakan mertua dan suami Liliana.
Yang tak mereka duga adalah kepemilikan dua perusahaan besar itu yang sengaja dipindah alihkan tanpa persetujuan Liliana atau bahasa kasarnya mereka curi dari menantunya dengan menggunakan wasiat Wicaksono yang masih diragukan kebenarannya.
Beberapa orang yang hendak melayangkan protes mengenai kepemilikan tersebut terpaksa menghentikan aksi mereka karena pemidahan kepemilikan telah dilegalkan secara hukum sehingga dua perusahaan besar tesebut sudah sah menjadi asset keluarga Bahtiar sepenuhnya.
“ Kupirkir mereka orang baik tapi tak ubahnya hanya seperti seekor serigala berbulu domba ”
“ Kasian Liliana, sudah diselingkuhi, bayinya dibunuh, semua hartanya diambil bahkan difitnah dengan kejam seperti itu ”
“ Jika saja tak ada video tersebut mungkin kita selamanya akan dibutakan oleh fakta yang ada ”
Beberapa gunjingan didalam grup yang Magie ikuti membuat dadanya sesak menahan amarah dan rasa malu yang teramat sangat.
Magie terus saja meruntuki kebodohan anak bungsunya yang pembuat onar tersebut dalam hati berkali – kali.
Tak ingin Sisil kembali membuat ulah, Magie pun menyita ponsel Sisil dan mengurungnya didalam kamar agar tak lagi membuat keributan hingga memperparah kondisi perusahaan yang saat ini sudah berada diujung tanduk akibat harga saham yang terus mengalami penurunan secara signifikan.
“ Edo, apa tak ada cara untuk bisa memulihkan kondisi perusahan seperti semula ? ”,tanya Magie penuh harap.
“ Sepertinya akan sangat sulit nyonya mengingat saat ini tuan Harold masih berada didalam penjara dan sebentar lagi akan menjalani persidangan ditambah dengan adanya kabar jika perusahaan tersebut telah tuan Fendi curi dari tangan nyonya Lili secara paksa tentu saja hal itu semakin memperburuk keadaan dan semakin susah untuk mengembalikan kepercayaan investor terhadap kita ” , ucap Edo menjelaskan.
Magie hanya bisa terduduk lemas diatas sofa sambil menatap sang suami yang terbaring lemah diatas ranjang dengan berbagai alat menancap ditubuhnya sebagai penopang kehidupannya saat ini.
Wanita itu tak menyangka jika semuanya akan hancur dalam sekejap hanya karena kecerobohan kedua anaknya yang tak bisa mengontrol emosi dalam diri mereka hingga menimbulkan bencana seperti ini.
Tapi lagi – lagi wanita itu masih belum sadar diri dan terus menyalahkan Liliana yang kini sudah menjadi mantan menantunya akibat nasib sial yang diterima keluarganya saat ini.
“ Jika saja wanita itu terus menurut dan tak mempermasalahkan hubungan antara Harold dan Imelda mungkin masalahnya tak akan menjadi seperti ini ”, runtuk Magie dalam hati.
Magie yang baru saja mengingat Imeldapun segera menghubungi orang suruhannya yang dia tugaskan untuk mencari dan mengawasi gerak – gerik wanita itu agar dia tak lagi menganggu rencananya.
Tring tring tring...
Beberapa foto dan video yang masuk kedalam ponselnya membuat kedua mata Magie melotot sempurna dengan dada naik turun menahan amarah.
“ Dasar j****g !!! ”
“ Sampai kapanpun tak akan berubah !!! ”, geram Magie penuh emosi.
Melihat foto Imelda yang tersenyum bahagia bersama kekasih masa lalunya yang Magie tahu adalah ayah dari anak yang dulu wanita itu kandung hingga dia kabur dihari pernikahannya dengan Harold membuatnya meradang.
Dia sangat menyesalkan keputusannya menyetujui Imelda kembali masuk dalam kehidupan Harold hingga pada akhirnya menyebabkan bencana seperti ini.
Magie yang tak bisa menyentuh Liliana untuk sementara waktu akan menjadikan Imelda pelampiasan kekesalannya akibat pemberitaan viral yang kini tengah melanda keluarganya.
“ Edo, kamu blokir semua kartu yang Harold gunakan selama ini ”
“ Aku tak akan membiarkan wanita j****g itu menikmati uang anakku sepeserpun mulai detik ini ”\, perintahnya tegas.
Edo yang mendapatkan perintah tersebut segera melesat keluar untuk menjalankan tugasnya dengan baik.
Bukan hanya Magie yang syok akan berita yang baru saja dia dapatkan, Haroldpun juga sama syoknya hingga tubuhnya langsung luruh kelantai akibat tak kuat mendapati fakta yang ada ditangannya.
“ Tidak....ini pasti editan ”
“ Imelda tak mungkin mengkhianatiku ”, guman Harold sambil menggeleng – gelengkan kepalanya beberapa kali.
Harold yang masih belum sepenuhnya percaya berusaha untuk meminjam laptop petugas dengan uang yang Martin berikan ketika terakhir kali mengunjungi di lapas karena ada flashdisk didalam map yang diterimanya.
Hati Harold langsung hancur lebur waktu melihat video panas Imelda bersama lelaki lain yang tersaji didepannya itu.
Goyangan dan desahan yang Imelda lakukan dengan binal membuat Harold merasa menjadi orang paling bodoh sedunia karena masih saja mempercayai wanita itu hingga dia mengorbankan cinta tulus istri dan nyawa calon anaknya yang sebentar lagi terlahir kedunia.
“ Dasar j****g !!! ”
“ Beraninya kamu mengkhianatiku seperti ini setelah semua hal yang kulakukan untukmu ”, ucap Harold penuh sesal.
Para petugas yang mencuri lihat video yang sedang Harold tonton hanya bisa mencibir dalam hati.
“ Begitulah nasib lelaki tak setia. Membuang berlian hanya untuk sebuah batu kali yang tak berguna ”, ucap salah satu petugas mencemoh.
Harold hanya diam sambil meraup kasar wajahnya mendengar sindiran para petugas yang ada dalam ruangan tersebut terhadap dirinya.
Benar apa yang petugas itu ucapkan. Dirinya adalah lelaki bodoh yang telah membuang istri yang begitu tulus mencintainya dan memberikan segalanya untuknya dan mengantinya dengan wanita yang ternyata hanya menginginkan hartanya saja dan berselingkuh dibelakangnya.
Setelah mencabut flashdisk yang terpasang dan mengembalikan laptop kepetugas, ada sebuah kertas terjatuh kelantai dan ada nama rumah sakit diatasnya yang membuat Harold penasaran sehingga membungkuk untuk mengambilnya.
Tangan Harold mencengkeram kertas tersebut dengan erat melihat laporan medis jika Imelda telah melakukan aborsi satu minggu dari tanggal pernikahan yang seharusnya mereka gelar.
“ Jadi, siapa sebenarnya lelaki yang membuatnya berpaling dariku dan membuatnya berkhianat seperti ini ”, guman Harold penasaran.
Harold melangkah cepat kedalam selnya karena petugas menyuruhnya untuk segera kembali karena sudah terlalu lama berada di luar sel.
Setelah berada dalam selnya, Harold kembali melihat semua isi dalam amplop tersebut berharap ada satu foto yang memperlihatkan dengan jelas wajah lelaki yang menjadi selingkuhan Imelda tersebut.
“ Larry...”
“ Jadi dia penyebabnya ”, desis Harold dengan kedua mata memerah penuh amarah.
Harold melihat beberapa tanggal yang ada dibawah foto membuatnya tersenyum sinis dan penuh kekecewaan.
“ Jadi sudah selama itu Imelda membohongiku ”
“ Bahkan aku jugalah yang menyokong biaya kuliahnya hingga dia menjadi sarjana dan bekerja didinas seperti sekarang ”
“ Hahahaaa....sungguh lucu ”, Harold terlihat menertawakan kebodohannya selama ini.
Harold sama sekali tak menyangka jika dia dijadikan boneka dan mesin ATM oleh Imelda selama ini.
Tanpa sadar, Harold menangis sesenggukan meratapi nasibnya yang sungguh malang tersebut.
Hal yang tak pernah dia lakukan selama ini karena tingginya ego yang dia miliki, tapi sekarang semuanya hancur karena dikhianati oleh orang yang sangat dia cintai dan percayai selama ini.