NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Asri

Mengejar Cinta Asri

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Poligami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

Mengambil sebuah keputusan membuat cinta terpisah antara Sam dan Asri, adalah suatu kesalahan besar yang di lakukan Sam, saat sudah tak ada beban dalam hidupnya kini Sam berusaha mengejar cinta sejatinya, begitu banyak rintangan yang di lalui tak lupa juga saingan besar untuk memperoleh kembali cinta Asri yang sempat hilang 6 bulan lamanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KESAKSIAN ASEP

Pak Fery pesimis dengan semangat yang Asri berikan untuknya.

"Tapi Papah merasa papah gak akan lama lagi, kanker otak yang Papah derita ini sudah lama sekali Asri, papah sudah tidak bisa beraktivitas seperti orang-orang, papah keluar masuk rumah sakit terus, jadi mustahil papah akan sembuh total"

Asri semakin bersedih mendengar Papahnya bicara seperti itu, lalu ia memeluk lagi sang papah.

"Papah .. Aku ingin papah melihat ku menikah"

Pak Fery tak mengerti mengapa Asri berbicara soal pernikahan, yang Ia tahu dari cerita Farhan bahwa ayah dari anak yang di kandung Asri sudah meninggalkan nya sejak lama.

"Memangnya siapa kekasih hati Kamu, apakah ayah dari anak ini?"

Tanya penasaran pak Fery terhadap Putrinya, Asri pun tersenyum menatap wajah papahnya tak lama Ia menganggukkan kepalanya dengan berkata,

"Iya Pah.. Dia akan kembali lagi, Dia akan kesini nnti, dan Aku ingin papah melihat pernikahan aku"

Namum pak Fery tak tahu apakah usianya akan terus berlanjut atau Ia akan meninggal dengan cepat. Setelah banyak berbincang Bu Dian pun masuk dan mengatakan jika pak Fery harus banyak istirahat.

"Ini sudah hampir malam, sebaiknya Kamu pulang"

Asri tersenyum kecil, rasanya Ia masih mau di samping sang Ayah, lalu Asri meminta sesuatu pada Bu Dian, hanya untuk kali ini Ia ingin menginap dan tidur di sebelah Papahnya, Bu Dian sungguh tak setuju dengan permintaan konyol dari Asri.

"Tidak.. Untuk apa Kamu tidur di samping suami Saya"

Pak Fery menyahuti,

"Biarlah Mah, hanya kali ini saja, Aku juga jarang bersamanya walau akhirnya Aku tahu keberadaan Putri ku"

"Tapi Pah.. Gak perlu tidur di kamar papah kan"

"Aku mohon Mah.."

Ucap Asri kini memohon kepada Bu Dian, tapi Bu Dian malah marah karena Asri memanggilnya mamah.

"Jangan panggil Saya dengan sebutan mamah, Saya bukan mamah Kamu"

Farhan mencoba melerai pertikaian ini, lalu Ia mencoba memberi pengertian pada Ibunya.

"Mah.. tolong lah sekali ini saja, Asri tidak pernah meminta ini sebelumnya"

Lalu Asri memohon lagi kepada Bu Dian.

"Aku mohon Mah, maksud ku Tante, hanya malam ini saja, Aku tidak akan pernah meminta lagi"

Karena banyak tekanan dari Farhan juga Fery, akhirnya Dian mengiyakan permintaan Asri untuk menginap dirumahnya dan tidur di samping Fery.

Asri pun tersenyum bahagia, lalu Asri mengucap banyak terimakasih kepada Bu Dian karena telah memberikan izin menginap.

"Kali ini ingat hanya kali ini, dan Saya melakukan ini karena anak Saya bukan karena permintaan Kamu"

Bu Dian berkata dengan sinis nya, setelah itu Dian keluar dari kamar Fery, begitu juga Farhan, sedangkan Asri tetap di dalam kamar Papahnya menjaga sang papah di sampingnya.

Sam membereskan meja kerjanya, Ia ingin segara pulang, beristirahat dan makan, ketika sudah beres dan Sam hendak melangkah membuka pintu, Sam terkejut dengan kedatangan Asep salah satu pegawai di kantor pak Faris.

"Kamu sedang apa berdiri di depan pintu ruangan Saya?"

Tanya Sam merasa kaget dengan kehadiran Asep.

"Aku ingin bicara sesuatu hal yang penting Pak"

Sam penasaran berita apa yang ingin disampaikan oleh Asep.

Lalu Sam mengajak Asep memasuki ruangan kerjanya, Sam langsung bertanya sesuatu hal penting apa yang ingin di bicarakan.

"Waktu itu, saya melihat rekan kerja Saya mati di bunuh orang Pak di gudang penyimpanan pabrik sebelum terjadinya kebakaran besar di gudang"

Sam terkejut mendengar berita yang di sampaikan Asep.

"Di bunuh.. siapa yang dibunuh Asep"

Lalu Asep mengingatkan Sam pada peristiwa kebakaran waktu itu yang memakan korban.

"Iya Saya ingat waktu itu di temukan satu korban, Rusli kalau tak salah namanya"

"Iya Pak dan saya melihat Dia di bunuh orang bukan karena terbakar api"

"Kalau Kamu melihatnya, kenapa Kamu gak melaporkan kejadian itu"

"Saya minta maaf Pak, waktu itu Saya syok, saya takut, tadinya Saya mau melaporkan apa yang saya lihat, tapi saat Saya berjalan ke ruang Pak Faris, Saya malah mendengar kabar kebakaran di gudang penyimpanan barang, Saya sungguh kaget Pak hingga Saya lupa masalah itu"

Kini Sam yakin bahwa kebakaran waktu itu adalah benar sabotase yang di lakukan oleh Herman, Sam merasa dirinya akan menang di pengadilan nanti.

"Asep.. Saya butuh kesaksian Kamu untuk bicara di depan pengadilan nanti, Kamu mau kan membantu Saya"

Asep terdiam, rasanya Ia masih takut jika harus mengungkapkan apa yang Ia lihat waktu itu.

"Aku mohon Sep... Aku butuh banyak bukti untuk menjebloskannya orang yang sengaja membakar gudang perusahaan"

Sam begitu memohon agar Asep mau buka suara di pengadilan nanti. hingga Sam berjanji jika bisa memenangkan kasus ini, Sam akan memberikan biaya sekolah untuk anaknya hingga lulus SMA.

Mendengar penawaran itu Asep tak ingin menyia-nyiakan kesempatan baik untuk anaknya tetap bersekolah.

"Baik Pak.. Tapi Saya akan katakan apa yang saya lihat saja Pak, Saya tidak ingin berbohong"

"Iya Sep.. Saya mengerti, Saya hanya butuh kamu bicara apa yang kamu lihat itu saja"

Setelah kesepakatan selesai Sam kini merasa lebih lega hatinya, karena sebentar lagi, Herman akan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Bu Anita sudah pulang dari kerjanya, namun saat sampai di rumah Ia tak melihat Asri, Bu Anita pun bertanya-tanya kemana Asri pergi, takut akan kejadian waktu itu terulang lagi, dengan segara Bu Anita menelepon Asri.

"Halo Asri kamu dimana Nak?"

"Aku di rumah Papah mah, maaf ya Aku lupa kabarin Mamah, jangan marah ya Mah"

Bu Anita menghela nafas lalu menjawab,

"Kenapa Kamu g bilang dari pagi, kan Mamah bisa antar Kamu, ya sudah Mamah jemput sekarang ya"

"Eh jangan Mah, Aku berniat ingin menginap semalam saja disini"

Bu Anita terkejut dengan permintaan Asri.

"Kamu ga salah bicara, menginap, Asri... Itu rumah Bu Dian, memangnya Bu Dian Mengizinkan Kamu menginap semalam disitu"

"Boleh kok Mah.. mamah Dian ga jahat jahat banget kok"

Bu Anita tak mengerti apa yang ada di pikiran Asri hingga Ia mau menginap di rumah Papahnya itu.

"Ya sudah terserah kamu saja, tapi kalau sampai Bu Dian bertindak kasar Sama Kamu, Kamu harus bilang sama Mamah ya"

Lalu Asri meyakinkan Bu Anita jika Bu Dian tidak akan menyakitinya, karena disini Ia berada dalam lindungan Farhan juga sang Papah.

"Ya sudah.. kalau begitu Mamah mau istirahat, besok pulang jam berapa mau mamah jemput"

"Gak perlu Mah, biar Aku di antar kak Farhan pagi, sekalian Dia berangkat ke Rumah sakit"

Setelah obrolan selesai Asri pun beristirahat lalu mendekati sang ayah.

"Papah belum tidur?"

Pak Fery terlihat seperti sedang menahan sakit.

"Papah belum ngantuk, Kamu tidur sana besok kan harus bangun pagi"

"Pah kok wajah papah pucat banget sih.. Papah udh minum obat"

Wajah pak Fery terlihat pucat sehingga membuat Asri menjadi khawatir.

"Papah gak kenapa-kenapa kok, sudah tidur sini, di samping Papah"

Asri begitu terlihat bahagia bisa tidur di samping sang Ayah, namun diam-diam Bu Dian mengintip kedekatan Asri dengan Fery, rasanya Ia tak terima melihat anak dari selingkuhannya menjadi dekat dengan suaminya.

Tak sengaja Farhan lewat dan melihat ibunya sedang mengintip di balik pintu.

"Mamah sedang apa?"

Bu Dian kaget mendengar suara putranya.

"Farhan mengagetkan mamah saja"

"Mamah sedang apa mengintip Asri dan Papah ya?"

"Jangan sembarang Kamu, ngintip-ngintip, mamah g ngintip kok, sudah ah.. Mamah mau tidur"

Farhan hanya tersenyum melihat kelakuan ibunya, lalu Ia ingin menutup pintu kamar papahnya, sebelum menutup ia menengok sekejap sedang apakah Asri dan papahnya itu.

"Asri begitu perhatian sama Papah"

Ucapnya dalam hati Farhan.

Kemudian Farhan baru ingat tentang ayah dari anak yang di kandung Asri, Farhan pun penasaran seperti apa rupanya Kakak dari Arif itu. Setelah itu dia menghubungi Arif di tengah malam.

Suara handphone berdering membangunkan Arif yang tengah tertidur pulas.

"Halo Dokter Farhan ada apa menelpon Saya malam-malam begini"

"Arif.. apa kamu sudah memberitahu Sam bahwa Asri tengah mengandung, kenapa Sam sampai saat ini belum juga datang ke bandung"

Arif memang belum membicarakan soal kehamilan Asri pada kakaknya, namun Arif menunggu waktu yang tepat, ketika sudah resmi bercerai dari Tini barulah Arif akan bicarakan soal kehamilan Asri.

"Tapi apakah tidak memakan waktu lama, bagaimana jika perceraiannya gagal"

Arif kini ikut berpikir sama dengan Farhan, lalu Farhan meminta nomor kontak Sam, Ia ingin menghubungi Sam langsung dan berbicara langsung di hadapan Sam.

"Dokter mau menyusul kakak Saya di Cirebon?"

"Kalau itu di perlukan Aku akan kesana, kandungan Asri sudah 7 bulan, Aku takut tidak akan sempat ada waktu lagi"

Arif pun tak segan memberikan kontak Sam kepada dokter Farhan, setelah obrolan selesai Farhan mengakhiri panggilannya.

Pagi hari tiba, Asri kini terbangun di jam 5 pagi, Ia beranjak bangun menunaikan shalat subuh, Ia berusaha membangunkan sang Ayah untuk mengajak shalat subuh bersama.

"Pah.. Papah... Sudah subuh bangun Pah, kita shalat yuk?"

Ajak Asri membangunkan Pak Fery, memegang bahu sang ayah bicara dengan suara lembutnya.

1
Nur Yawati
lnjut
Arya wijaya: Thank you Kaka atas like nya di setiap episode.. terimakasih banyak sudah mampir terus.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!