Di khianati dan dijebak oleh saudara tirinya, hingga diusir oleh ibu kandungnya sendiri karena dianggap telah mencoreng nama baik keluarga besar Sanjaya.
Hamil dan melahirkan tanpa didampingi keluarganya. Aurora berhasil membesarkan putri semata wayangnya, bekerja sebagai pengasuh cucu keluarga kaya tak membuatnya gengsi dan putus asa.
Pertemuan Aurora dengan Almer cucu laki-laki keluarga Gilbert membuatnya merasakan ikatan batin antara ibu dan anak bukan hanya itu saja Aurora harus terlibat dengan permasalahan anak majikannya Anggara Gilbert, CEO tampan tak tersentuh yang menolak segala cara perjodohan orang tuanya.
Bagaimana perasaan Aurora saat tahu Anggara lah sosok pria yang menidurinya malam itu ? Bagaimana dengan Anggara saat mengetahui jika Aurora lah sosok wanita yang dirinya cari selama ini ? Apakah Anggara akan bertanggung jawab atas kejadian malam itu ? Jangan lupa untuk mampir !
follow ig : dlbtstae_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Aurora dan Valenzy
Tiga hari telah berlalu, setelah pertemuannya dengan Dokter Verz, Rosa terlihat tidak berani mendatangi rumah sakit tanpa mengenakan masker dan kacamatanya.
Apalagi saat mendengar besannya kembali masuk rumah sakit, mau tak mau Rosa harus menjenguk besannya jika tidak dia pasti dicecar oleh menantunya yang tidak mau bergantian menjaga Dea. Sedangkan putrinya lebih memilih berada dirumah dengan alasan menjaga Reza.
“Huhhh, kenapa jadi aku yang seperti ini sih ! Anak dan suamiku tidak mau apa gantian jenguk besan dan mertuanya. Merepotkan aku saja ! “ sungutnya kesal.
Rosa bergegas berjalan menuju ruang rawat besannya, namun tanpa sengaja Rosa melihat Aurora yang keluar dari ruang rawat di depan kamar besannya.
“Rora ? Buat apa dia disini ? Siapa yang baru dirinya jenguk ? “ tanya Rosa penasaran.
Namun, Rosa dengan cepat menggelengkan kepalanya, baginya sudah tak peduli dengan kehidupan Aurora, dia juga melupakan jika dirinya saat ini dalam keadaan terancam bagaimana tidak, di depannya ada sepasang suami istri yang tengah berjalan melewati lorong rumah sakit yang sama dengan dirinya.
Bugh ! Seorang wanita cantik tak sengaja menabrak Rosa dari depan membuat Rosa yang tak siap terjatuh duduk di lantai dingin rumah sakit.
“Ah, maaf-maaf ! “ ujarnya panik.
“Ahhh, bokongkuuuuuu !!! “ pekiknya kesal. Tanpa sadar ia membuka masker dan kaca matanya, lalu menatap tajam orang yang menabraknya.
“Ka—
“ Rosa ! “
Degh ! Jantung Rosa hampir copot saat dia bertemu kembali dengan Dokter Verz beserta istrinya. Rosa dibuat panik, saat wanita itu mengenali dirinya. Dengan cepat, kembali mengenakan masker dan kacamatanya.
Namun, Dokter Verz lebih cepat bergerak membuat Rosa memberontak.
“Lepas !! Lepaskan aku !! “ teriaknya memberontak.
“Tidak, aku tidak akan melepaskanmu ! Sebelum kau memberitahukan dimana keberadaan putriku, Rosa !! “ bentak Dokter Verz.
“Rosa, katakan dimana putriku berada ?! “ desak Valenzy.
Mendengar suara keributan, Arumi dan Anggara keluar begitu juga dengan Rexo dan Deon.
“Mama, ada apa ? “ tanya Rexo. “Kalian siapa ?! Beraninya membuat keributan disini dan mengapa anda memegang tangan mama mertua saya !! “ teriak Rexo.
“Dokter Verz, ada apa dengan kalian ? “ tanya Arumi heran.
“Dia, dia menculik putriku ! Aku mencari putriku ! Putriku diculik dia ! Dia penculiknya !” racau Valenzy membuat Dokter Verz sontak melepaskan pegangannya dari Rosa dan langsung memeluk istrinya dengan erat seraya menenangkan suasana hati istrinya.
Rosa yang merasa terlepas dan aman segera melindungi dirinya dari sepasang suami istri itu. Perdebatan kembali terjadi antara Rexo dan Dokter Verz. Rosa mengaku tidak mengenal keluarga gila itu, ia menyebut bahwa wanita itu gila membuat Dokter Verz tidak terima.
“Kamu yang membuat istriku seperti ini ! Kamu juga yang menculik putriku !! “
“Tidak ! Aku tidak mengenal kalian bagaimana bisa menculik putrimu !! “ sanggah Rosa mengelak apa yang di tuduhkan Dokter Verz kepadanya.
“Sudahlah, ma ! Jangan ladenin keluarga itu ! “ ujar Rexo membawa mertuanya untuk masuk ke dalam.
“KAU AKAN MENYESALI PERBUATANMU ROSA RASYANDA !! “ kutuk Dokter Verz.
Sepeninggalan keluarga Deon, Arumi mengajak Dokter Verz dan istrinya untuk masuk ke ruang rawat cucunya. Mereka akan mengobrol disana, untuk mengetahui apa permasalahan dengan wanita bernama Rosa itu.
Valenzy yang masih menangis membangunkan Arisha yang sudah tertidur, bahkan Almer yang tertidur di sofa turut terbangun.
“Nenek ! Nenek baik !! “ pekik Arisha saat melihat wajah Valenzy yang mirip dengan mimpinya di alam bawah sadar.
*
*
*
*
*
Sementara itu, Aurora kembali ke rumah kontrakannya untuk mengambil beberapa pakaian miliknya dan juga pakaian milik putrinya.
Bibi Sally datang membawa makanan untuk Aurora. Beliau tahu jika Aurora belum makan, terlihat wanita itu sedang membuka satu persatu lemari tempat penyimpanan.
“Rora, makan dulu ! Bibi bawakan makanan untukmu ! “
“Ah, bibi. Maaf, Rora merepotkan ! “ kecutnya malu.
“Alah, kayak sama siapa aja… “ sahut Bibi Sally, keduanya makan dengan tenang sesekali membicarakan perihal keadaan Arisha yang mulai membaik.
“Kapan Risha pulang ? “ tanya Bibi Sally. “ Maaf ya, bibi belum sempat menjenguk Arisha, soalnya nggak ada yang bantu jaga warung. Mana pelanggan banyak mencari Arisha karena sudah seminggu lebih tidak melayani mereka sebagai pelanggan es teh manis… “
“Aurora belum tahu bi, semoga saja dalam minggu ini, “ Bibi Sally mengangguk.
“ Apa kalian tetap tinggal disini, bagaimanapun juga kamu sudah mengetahui siapa ayah dari putrimu.. “
“Rora nggak tahu bi, Rora bingung harus bagaimana… “
Bibi Sally menepuk tegas pundak Aurora, “ Semua itu pilihan kamu, tapi dengarkan dulu keinginan putrimu baru kamu putuskan.. “.
Aurora diam meresapi ucapan Bibi Sally kepadanya. Benar, dia tidak bisa memikirkan dirinya sendiri. Ada kedua anaknya, dia harus mendengarkan keinginan anak kembarnya walau dia harus memperjuangkan kebahagiaan kedua anaknya.
*
*
*
*
*
Sore harinya, Aurora buru-buru kembali ke rumah sakit. Dirinya benar-benar tidak memiliki ponsel yang dapat dirinya gunakan untuk menghubungi atau orang yang menghubunginya. Baginya ponsel tidak berguna tidak ada yang dirinya hubungi setelah ibu kandungnya mengusirnya tanpa membawa sepeserpun dibawanya.
“Rora, kamu mau kemana ? Kok bawa tas besar ? Diusir ya sama Sally ?” ujar seorang wanita sombong dengan nada mengejek.
“Sudahku katakan, mending menjadi pembantu di rumahku saja ! Walau gaji kecil hidupmu terjamin ! “
Aurora tak menanggapi, ia pergi begitu saja tanpa memperdulikan teriakan wanita sombong sok kaya.
Sedangkan di ruangan Arisha, bocah itu terlihat senang saat Valenzy mengajaknya bercerita. Dokter Verz merasa terharu saat melihat perubahan istrinya. Apalagi, Arisha sangat bisa menghibur suasana hati Valenzy.
Ada Almer yang menjadi korban kejahilan Arisha. Bocah itu terlihat senang karena bisa menjahili Almer, sosok abang baru baginya.
“Hahaha !! “ Tawa Valenzy menggelegar saat Almer pasrah dijahili oleh kembarannya.
“Kamu sangat lucu, mirip sekali dengan putriku ! Putriku juga dulu masih sebesar kalian suka menjahili papinya hingga pasrah.. “ ujarnya tanpa sadar.
Dokter Verz terdiam, dia juga baru sadar jika Arisha mirip dengan putrinya yang suka menjahili dirinya sebelum berangkat bekerja.
“Putrinya nenek dimana ? “ tanya Almer penasaran.
Valenzy terdiam, dia mengalihkan pandangannya dimana sang suami duduk bersama Anggara, pria tampan yang merupakan ayah kandung si kembar.
“Putri nenek hilang diculik orang, “ lirihnya.
Arisha dan Almer saling pandang, mereka berdua tahu jika diculik berarti diambil orang dan tidak dikembalikan. Arisha dan Almer sontak meraih tangan Valenzy membuat wanita itu menatap sendu kedua anak kembar itu.
“Jangan nangis, kata bunda. Bunda Lola juga nda ada olang tuana, “
“Nama putri nenek siapa ? “ tanya Almer.
“Velzy.. cantikkan namanya. Nama panggilannya Zyzy… “ jelasnya tersenyum manis.
*
*
*
*
Di sisi lain, Aurora baru tiba di rumah sakit. Ia turun dari angkot dan bergegas masuk ke dalam dimana letak ruangan putrinya. Tangannya membawa tas besar berisi pakaian putrinya dan dirinya, entah sampai kapan mereka akan menginap di rumah sakit.
Begitu tergesa-gesa takut putrinya mencari, Aurora tak sengaja menabrak sepasang suami istri yang sedang mengobrol.
Bugh !
“Ah, maaf ! Maafkan saya ! “ ujar Aurora berjongkok untuk mengambil tasnya yang terjatuh.
“Ah, harusnya kami yang minta maaf tidak melihat jalan.. “
“Ah, tidak apa-apa tuan ! “ kata Aurora setelah mengambil tasnya, ia segera berdiri untuk melihat siapa orang yang dirinya tabrak.
Degh ! Degh ! Degh !
Darah wanita itu terasa mendesir, saat melihat wajah wanita muda di hadapannya. Suaminya kembali mengingat-ingat seperti pernah bertemu wanita muda itu sebelumnya.
“Sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya.. “ ujar Dokter Verz saat mencoba mengingat dimana pernah bertemu dengan Aurora.
“Oh anda yang melakukan test DNA putriku dengan tuan Gara, ya kan ? “ tanya Aurora ingat.
“Ah, ya benar ! Kamu wanita itu ! “ ucap Dokter Verz senang dapat bertemu kembali dengan gadis yang sangat familiar menurutnya.
“Nama kamu siapa ? “ tanya Valenzy saat melihat Aurora.
“Nama saya, Aurora. Tuan dan nyonya bisa memanggil saya dengan nama Rora.. “ jawabnya sopan.
“Rora… . “
“Ah, maaf sekali nyonya, tuan, saya harus kembali ke kamar putri saya, takutnya anak saya menangis mencari saya yang belum kembali.. “
“Sekali lagi saya minta maaf nyonya, “
Sebelum Aurora pergi, Valenzy kembali bertanya. “ Rora, apakah kita bisa bertemu kembali ? “.
Aurora terdiam, ia merasa begitu nyaman saat berdekatan dengan kedua orang tua itu. Aurora tak menjawab, ia hanya tersenyum menatap wajah cantik Valenzy. Tanpa di duga, Valenzy membalas senyuman manis Aurora.
“Aku pasti akan mencarimu, Rora.. “
...***...
Up terakhir ya◡̈⃝︎
