Berwajah ayu dan selalu berpakaian syar'i , lemah lembut, taat beribadah dan penurut adalah sifat yang dimiliki oleh seorang gadis bernama Cut Dara Maristha, memiliki darah kental Aceh karena kedua orangtuanya berasal dari Aceh. Gadis pemilik senyuman indah, seindah bulan purnama.
Naas, sebuah kecelakaan mobil merubah hidup Dara tiga ratus delapan puluh persen. Sang pemilik mobil yang menabrak dirinya, meminta agar Dara menikahi suaminya sebagai permintaan terakhirnya. Pria yang memiliki sifat dingin dan sangat membenci wanita alim dan lembut karena masa lalunya.
Apakah Dara akan menerima permintaan terakhir itu? Tidak ada yang tahu rencana besar sang maha pencipta untuk makhluk ciptaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Syila berlari untuk menghampiri Dara yang terduduk di pinggir jalan dengan keadaan yang berantakan.
"Dara, apa yang kamu lakukan hah? Bangun Ra" seru Syila membantu Dara berdiri, Dara memeluk Syila dan menumpahkan air matanya di pundak Syila.
"Dia tidak mau mendengarkan penjelasan ku Syil, dia selalu salah faham. Apa yang harus aku lakukan? Katakan Syil" ucap Dara begitu memilukan, Syila mengusap kepala Dara dengan lembut.
"Sudah lah, sudah cukup kamu menderita seperti ini Ra. Sudah cukup kamu menangisi pria tak punya perasaan seperti dia. Malam ini kamu tidak perlu pulang, pulang ke asrama Ok?" ucap Syila yang di jawab gelengan oleh Dara.
"Ra, dia harus di beri pelajaran. Jangan menolak, kamu harus ikut denganku ke asrama. Kita akan lihat apakah dia akan mencarimu atau tidak. Kamu sedang hamil Ra, jadi aku gak mau kamu kenapa-napa. Pulang denganku" ucap Syila merangkul Dara dan membawa Dara menuju mobil.
"Tapi Syil..."
"Cukup Dara, kali ini biarkan aku ikut campur urusan rumah tangga kalian. Jika seperti ini kamu akan terus menderita Dara" ucap Syila memotong ucapan Dara dengan nada marah, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dara tidak lagi bicara karena ia tahu Syila orang yang keras kepala dan tidak mudah untuk di goyang.
"Tidur lah, aku lihat kamu sangat lelah" ucap Syila melirik Dara sekilas, Dara hanya mengangguk pelan dan membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman. Ia memandang keluar jendela dan air matanya tak berhenti menetes, ucapan Arham masih terngiang di telinganya.
***
Di rumah Arham membanting pintu kamarnya dengan kasar, Ia masih sangat marah dan kesal atas kejadian tadi.
"Kenapa kau membuatku kecewa Dara, aku sudah mencoba untuk membuka hatiku untukmu. Tapi kau yang menutupnya kembali" seru Arham menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Hatinya saat ini sangat panas karena mengingat Dara berduaan dengan Ilham, Arham menjambak rambutnya sendiri karena begitu prustasi.
"Aaakhhhhh..." teriak Arham memukul ranjangnya, ia benar-benar tidak mengerti dengan hatinya yang begitu sakit saat melihat Dara bersama dengan Ilham.
Arham bangkit dari duduknya dan melangkah pasti menuju kamar mandi, ia menghidupkan shower dan menguyur tubuhnya tanpa membuka pakaian. Saat ini hatinya benar-benar sangat panas dan butuh ketenangan.
Di asrama Dara duduk di ranjang sambil memeluk kedua kakinya, air matanya sedari tadi tak ingin berhenti keluar. Ia terus memikirkan Arham dan perkataan Arham yang terus menghantui dirinya.
"Kenapa bapak tidak pernah percaya dengan Dara?" ucap Dara lirih, Syila yang sedari tadi memperhatikan Dara pun memahampiri Dara dan merangkul pundak Dara.
"Sudah lah Ra, jangan memikirkan hal itu lagi. Kasian anak yang ada di perut kamu, dia pasti akan ikut bersedih" ucap Syila memeluk sahabatnya, hatinya juga begitu teriris saat melihat air mata Dara.
"Assalamualaikum" ucap seseorang yang baru sampai, ia mengernyit saat melihat Dara.
"Wa'alaikumusalam" ucap Dara dan Syila bersamaan.
"Kamu kenapa Ra?" ucap orang itu yang tak lain adalah Nissa, Nissa duduk di samping Syila dan menggenggam tangan Dara.
"Ada sedikit masalah tadi, bagaimana urusan keluarga kamu sudah selesai?" ucap Syila mewakili Dara berbicara.
"Alhamdulillah sudah beres, tapi kenapa Dara menangis?" tanya Nissa menatap Dara yang begitu menyedihkan, Dara menarik selimutnya sambil merebahkan diri. Kepalanya benar-benar sangat pusing dan tubuhnya lemas.
"Nanti akan aku ceritakan" ucap Syila menatap Nissa, lalu pandangannya beralih pada Dara yang mulai memejamkan matanya.
"Ikut aku sebentar" ucap Syila menarik tangan Nissa, Nissa sangat terkejut karena Syila menariknya keluar kamar.
"Ada apa?" tanya Nissa saat ke duanya sudah berada di luar.
"Ini tentang Dara, kita gak bisa diam seperti ini melihat Dara selalu sedih dan menangis" ucap Syila memasang wajah sedihnya, ia menatap Nissa lekat.
"Lalu apa yang harus kita lakukan Syil? Kita tidak bisa ikut campur urusan rumah tangga mereka" ucap Nissa menatap Syila penuh tanda tanya, Syila pun bingung karena tidak tahu harus berbuat apa.
"Kita biarkan Dara di sini beberapa hari, aku ingin lihat apa yang akan di lakukan pak Arham, apa dia akan mencari Dara atau tidak? Kamu harus bantu aku untuk meyakinkan Dara, dia pasti tidak akan setuju dengan apa yang kita lakukan" ujar Syila, Nissa mencoba mencerna ucapan Syila.
"Kenapa pak Arham begitu bodoh sampai-sampai tidak menganggap Dara, dia terlalu jual mahal" ucap Nissa ketus.
"Dia memang sangat bodoh, mana Dara lagi hamil lagi" ucap Syila yang berhasil membuat Nissa membulatkan matanya, Nissa memang belum tahu jika Dara sedang hamil.
"Dara hamil? Kenapa aku baru tahu?" teriak Nissa menatap Syila tajam, Syila menutup mulut Nissa karena takut suaranya terdengar oleh Dara dan penghuni asrama lainnya.
"Ck, kecilin suaranya nanti Dara bangun. Aku aja baru tahu tadi pagi" ucap Syila pelan, Nissa melepaskan tangan Syila dari mulutnya dan menatap Syila tajam.
"Terus kamu gak kasih tahu aku, teganya... teganya...teganya padaku" ucap Nissa bersenandung, Syila yang mendengar itu memutar kedua bola matanya.
"Habis kamu sibuk sendiri" ucap Syila ketus, Nissa yang mendengar itu hanya tersenyum.
"Tapi tunggu, kok bisa sih Dara hamil? Kan tu dosen Killer gak mau ngakuin Dara sebagai istrinya. Wah parah tuh dokil, mau manisnya aja. Awas aja kalau ketemu aku bejek-bejek jadi ayam penyet" ujar Nissa penuh emosi, Syila yang mendengar itu pun menggelengkan kepalanya.
"Emang lo berani?" tanya Syila, Nissa pun sedikit berfikir dan langsung menggelengkan kepalanya.
"Uh,, gaya kamu mah. Udah ah aku mau masuk" ucap Syila yang langsung pergi meninggalkan Nissa yang masih diam di tempatnya.
"Cih, bilangnya aja gak mau. Tapi anak orang sampe hamil, dasar dokil gila" ucap Nissa berbicara sendiri, lalu ia langsung ikut Syila masuk kedalam kamarnya.
Lsnjuuuut tentang anaknya Dara di Ara syantiik ...😘😘😘