"
Suatu perkawinan pengganti, mengikatnya erat di sisinya.
Dave adalah pria yang membuat semua orang di kota ketakutan, dia kejam dan bengis, terutama membenci wanita.
Nadia adalah wanita kaya yang diintimidasi oleh orang lain, dan dia sama sengsaranya dengan Cinderella di rumah.
Awal berpikir kalau pernikahan ini akan segera berakhir, dan keduanya akan segera bercerai.
Tanpa diduga, setelah menikah, dia sangat memanjakannya!
""Apakah kamu pikir aku tidak akan tahu jika kamu menyembunyikan identitasmu? Gadis cupu.""
Nadia tampak terkejut, ""Bagaimana kamu bisa tahu?!”"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24. BERTEMU MAWAR DAN GINA.
Bi Ona tak menjawab sama sekali dia hanya menundukkan kepalanya.
"Sudalah, sebaiknya kita masuk saja untuk memulai acaranya, biarkan bibi ini saja yang mengurus masalahnya, toh kami sudah memberi nasehat pada putrinya. Di terima tidaknya, itu
sudah jadi urusanya," Yunita mengajak semua teman-temanya untuk masuk ke dalam rumah.
Sepeninggalan Rudy dan teman- temanya, Nadia pun mohon pamit pada bi Ona.
"Bi Aku permisi dulu, kapan- kapan kita bertemu lagi," Nadia memeluk tubuh bi Ona.
"Nona Nadia harus sabar. Bibi yakin suatu saat nanti mereka berdua pasti menyesali apa yang telah mereka lakukan pada Nona Nadia," bi Ona
megusap lembut pucuk kepala Nadia.
"Semoga saja, tapi jika itu terjadi Aku akan membalas mereka lebih kejam dari apa yang telah mereka lakukan padaku, Kalau begitu, bibi hati-hati dan jaga kesehatan, Nadia permisi
dulu," Nadia mencium punggung tangan milik bi Ona.
"Nona juga hati-hati dan jaga kesehatan. Jagan lupa selalu meminta perlindungan pada Yang
Maha Kuasa,".
"Terima kasih bi atas nasehatnya," Nadia berbalik dan melangkah keluar dari halam rumah milik Rudy.
Setibanya di depan taxi, Rita segera membuka pintu buat Nadia.
"Terima kasih Rit," Nadia tanpa memandang Rita karena dia tidak mau kalau sampai sahabatnya itu tahu kalau dia habis menangis.
"Loh kok... mata Nona Nadia basah, Apa Nona Nadia habis menagis?," Rita yang saat itu terus memperhatikan wajah Nadia.
"Tidak kok Rit!. Pak, Ayo lanjut lagi," Nadia sedikit menepuk punggung kursi milik pak sopir.
"Baik Non," Balas pak sopir kemudian mulai menghidupkan mesin mobilnya.
Rita tak berani lagi bertanya. Di sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam. Hanya suara mesin kendaraan yang sesekali terdengar di
telinga mereka hingga tidak terasa kini taxi yang mereka tumpangi sudah masuk kedalam halaman mall.
Setelah membayar argo taxi, mereka berduanya melangkah masuk kedalam bangunan mall.
Wajah Nadia yang tadi terlihat sedih berangsur-anggsur mulai kembali seperti sedia kalah.
Nadia dan Rita langsung menuju kearah toko yang menjual segala jenis bahan kue.
Butuh waktu 30 menit lamanya hingga mereka berdua keluar dari dalam toko dengan menjinjing
beberapa kantong plastik berisi beberapa bahan kue yang mereka butuhkan.
"Rit, Apa semuanya sudah lengkap?," tanya Nadia sebelum mereka benar-benar pergi meninggalkan toko itu.
"Ummh......," Saya kira sudah cukup Nona.
"Kalau begitu Ayo kita cari makan sebelum kita pulang," Keduanya pun melanjutkan perjalanan mereka.
Belum juga dua, tiga kali mereka
melangkah, Rita tiba-tiba menepuk jidatnya.
"Astagfulirullah, hampir lupa, kita belum beli Vanili, maaf saya Nona," ucap Rita sedikit menyesal.
"Tidak apa-apa, kamu masuklah kembali biar Aku menunggumu di kursi itu," tunjuk Nadia pada kursi panjang yang terbuat dari besi yang
berada paling pojok.
Rita memangguk dan mulai berbalik badan dan kembali masuk kedalam toko yang tadi.
Sepeninggalan Rita, Nadia pun melangkah kearah kursi yang sempat dia tunjuk.
Setelah tiba di kursi panjang itu, Nadia pertama-tama meletakkan barang belanjaanya diatas
kursi.
Belum juga dia duduk, matanya sudah
menangkap sebuah poster yang menempel pada dinding kaca.
" PENTAS MODEL "
"HAY KAWAN-KAWAN YANG MEMILIKI WAJAH CANTIK DAN JUGA MEMILIKI BAKAT TERPENDAM, INILAH SAATNYA KALIAN
MENUNJUKAN ITU DI AJANG BERGENSI DAN JUGA TERBESAR YANG PERNAH ADA DI KOTA INI.
HADIAHNYA TIDAK MAIN-MAIN LOH.
SATU UNIT RUMAH MEWAH, PIAGAM, KONTRAK SELAMA DUA TAHUN DI TAMBAH RATUSAN JUTA UANG TUNAI BAGI
PEMENANG NOMOR SATU, DUA DAN TIGA.TUNGGU APA LAGI, SEGERA DAFTARKAN DIRI ANDA MULAI DARI SEKARANG SEBELUM ANDA TERLAMBAT. DAN MENYESAL.
PENDAFTARAN BOLEH MELALUI MEDIA ONLINE ATAUPUN DATANG
LANGSUNG KEGEDUNG SEKERTARIAT KAMI
JALAN BERUANG NO 30 LANTAI 3.
UNTUK INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI NOMOR YANG TERTERA DI BAWAH :
085 888 555 777
081 889 444 668
INI.....DITUNGGU YA.
Kira-kira begitulah isi dalam poster tersebut. Sakin asiknya membaca poster pada dinding kaca,
tanpa Nadia sadari dua orang gadis datang menghampirinya.
"Apa kamu mau ikut juga dalam lomba bergensi itu?," tanya salah seorang dari mereka.
Nadia seketika berbalik dan mendapati Mawar dan temanya sedang berdiri di belakanya
sembari menenteng kanton plastik berisi alat cosmetik.
Nadia tidak menjawab, dia malah duduk untuk menghindari perdebatan dengan Mawar seperti yang sering dia lakukan.
"Mawar-Mawar mana mungkin kakakmu ini mau mengikuti kontes seperti itu. Ini kontes kecantikan bestiee bukan konter orang aneh, cupu dan dekil," tawa Gina sahabat Mawar.
"Iya juga sih. Lagian, tak mungkin juga dia bisa mengalahkan pesona dan kecantikan seorang Mawar yang semua orang juga sudah tahu di
setiap even kecantikan pasti Akulah yang selalu keluar jadi juaranya..hi ..hi," Mawar menambahkan dan ikut tertawa.
"Betul sekali katamu. Gadis culun berkacamata dengan rambut di kepang dua masuk kontes
kecantikan?, Aduh apa kata dunia. Kalau kontes badut-badutan ya mungkin saja," kembali keduanya terbahak-bahak sembari
memegangi perutnya sakin tidak kuatnya menahan tawa.
Mendengar tawa kedua orang yang ada di hadapanya, Nadia berdiri berdiri dan melangkah mendekat kearah mereka.
"Apa kalian berdua sudah puas tertawanya?," ucap Nadia sambil melipat kedua buah tanganya di
depan dada.
"Ada yang marah nich! hii...takut," balas Mawar lalu kembali tertawa.
"Mawar- Mawar kamu memang tidak pernah bisa berubah. Kamu selalu memandang orang dengan sebelah matamu seolah-olah dirimulah
yang paling sempurna di dunia ini," ucap Nadia masih pada posisinya.
"Ya memang kenyataanya begitu kok. Coba kamu tanyakan pada seluruh pengunjung mall yang ada disini, siapa diantara kita yang paling
cantik dan paling keren,".
"Ha ...ha ..ha ..," Seketika tawa Nadia pecah hingga membut Mawar dan Gina saling menatap satu dengan yang lain.
"Ada apa denganya?, kenapa dia tertawa seperti.orang yang lagi kerasukan roh jahat?," tanya
Gina pada Mawar.
"Aku juga tidak tahu, mungkin menghuni mall ini sudah merasuki tubuhnya," balas Mawar sembari mengedikkan bahunya.
"Tadi kamu bilang kalau kamu lebih cantik dan selalu menang dalam kontes?, Mawar Mawar, Apa kamu sudah lupa dengan kejadian sepuluh tahun yang lalu!, dimana Aku selalu
mengalahkanmu di setiap kontes pemilihan anak berbakat. Setiap pulang kerumah, kamu selalu menagis dan mengambil piagamku dan mengaku pada semua orang kalau kamulah pemilik piagam itu.
Aku selalu diam karena Aku kasihan padamu. Dan mulai saat itu pula, kamu selalu merengek kepada ibu dan ayahmu agar Aku tidak lagi
mengikuti kontes dan menyuruh mereka untuk mengubah penampilanku seperti ini agar kamu
tidak lagi tersaingi olehku.
Sejak kecil kamu memang sudah cerdik Mawar seperti ular berkepalai 2
dan itu membuat Aku salut padamu dalam arti kamu selalu melakukan apa pun demi mencapai tujuanmu, walau akan ada hati yang tersakiti oleh perbuatanmu itu,.
MASIH KURANG COMENT, YUCH COMENT AGAR AUTOR MAKIN SEMANGAT NULISNYA. JANGAN LUPA IKUTI TERUS AKU DI YOUTUBE YA TIAP HARI UPLOAD TERIMA KASIH.