Cinta beda usia namun murni bukan karena embel embel mencari materi tapi karena kesalahpahaman membuat kisah keduanya harus berakhir tanpa kata selesai. Hana yang merasa kecewa karena penolakan sepihak yang diberikan ibu si pria membuat hana memutuskan pergi membawa buah cintanya bersama pandu. Sementara pandu kelimpungan mencari hana sampai membuat hidupnya berantakan.
Penasaran sama kisahnya?
Yuk mampir, baca dan jangan lupa like serta dukungannya yaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranimukerje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Takut keceplosan
Hana sibuk dimeja kerjanya, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan karena hana tak ingin lembur malam ini. Saat hana sedang merenggangkan otot ototnya tanpa sengaja hana mendengar beberapa karyawan lewat sambil membicarakan pandu.
"Pak bos ga masuk hari ini katanya lagi sakit. Semalem masuk rumah sakit."
"Kamu dapet info dari siapa?"
"Aku tadi naik ke lantai pak bos buat cari tanda tangan tapi dicegat sama mas tama."
Tama adalah sekretaris sekaligus asisten pribadi pandu.
Hana samar samar bisa mendengar apa yang dibicarakan dua karyawan tersebut dan seketika hana meraih ponselnya yang sejak pagi ia biarkan didalam tas. Tak ada panggilan telpon atau pesan yang pandu kirimkan dan hal itu membuat hana jadi dilanda perasaan khawatir.
Baru saja hana membuka laman pesan untuk mengirimi pandu pesan tapi nyatanya pandu malah melakukan panggilan.
"Halo" jawab hana saat panggilan sudah terhubung.
"Kami dikantor?" Suara pandu terdengar lesu sekali.
"Iya mas, aku dikantor. Hmm, mas dimana?" Tanya hana tapi dengan suara yang sengaja dipelankan karena ia tak ingin ada orang yang tau kalau yang sedang menelpon dirinya adalah bos besar dikantor mereka.
"Mas di rumah sakit, arka semalam demam. Dan dia terus mengigau panggil kamu."
"Ha" hana sempat terkejut mengetahui kalau arka mengigau dan memanggil dirinya. Ada perasaan bingung tapi hana juga merasa senang diwaktu yang bersamaan.
"Han" panggil pandu lihir, tak biasanya pandu memanggil dirinya dengan nama pasti sekarang pandu sedang menjaga bicaranya.
"Iya mas, ada yang bisa aku bantu?"
"Sepulang kerja kamu bisa kesini? Arka masih nanyain kamu terus dari tadi."
"Bisa, sepulang kerja aku langsung kesana. Share loc aja nanti ya."
"Oke"
"Sekarang keadaannya gimana?"
"Demamnya sudah mulai turun, cuma dia masih sedikit lemas, kemungkinan menginap semalam lagi besok baru diijinkan pulang."
"Oke, nanti aku pasti kesana. Tolong mas tanyakan mau dibawakan apa nanti kabari aku ya."
"Oke oke"
"Mas sudah makan?"
"Sudah, tadi pesan gofood."
"Oke"
Sambungan telpon terputus setelah mereka saling berbasa basi. Tapi ternyata selama hana sedang menerima telpon teman disebelah meja hana memperhatikan hana yang tumben tumbenan menerima telpon dalam waktu lumayan lama apalagi panggilan mas yang hana ucapkan membuat teman disebelahnya sedikit curiga.
"Kenapa?" Tanya hana karena merasa dirinya sedang diperhatikan.
"Telponan sama siapa?"
"Temen"
"Tumben, mesra banget."
"Mesra dari mananya? Hanya ngobrol biasa aja, kamu pasti juga denger ga ada kata kata spesial."
"Tapi nada bicara mu lembut banget terus panggilan mas itu sepertinya ......"
"Hus, ayo kerja kerja."
Berusaha mengalihkan pembicaraan, hana sengaja melakukan itu karena jika ia terus didesak takutnya bibirnya akan keceplosan. Hana belum siap memberitahu orang orang tentang tentang hubungan asmaranya dengan sang bos besar. Tentu saja bukan karena hana adalah pelakor namun mental hana belum begitu kuat. Pandu bukan orang sembarangan apalagi statusnya duda anak tiga dengan kekayaan yang luar biasa bisa saja malah membuat hana jadi dinilai buruk padahal mereka berdua memang benar benar saling mencintai.
Sampai jam makan siang tiba, hana masih sibuk di mejanya. Melewatkan jam makan siang karena ingin cepat cepat menyelesaikan pekerjaan.
"Makan siang dulu han, kamu kok ngoyo banget hari ini."
"Hmm, aku ga pengen lembur."
"Emangnya mau kemana? Ini udah akhir bulan jadi kalau kita lembur kan udah biasa."
Hana mengangguk, apa yang temannya katakan memang benar. Divisi bagiannya bekerja memang kerap kali lebur apalagi jika sudah akhir bulan akhir tahun. Tapi kali ini hana memang benar benar ingin pulang tepat waktu karena sudah berjanji akan menjenguk arka dirumah sakit.
"Han"
"Hm, apa?"
"Yang tadi telpon siapa sih?"
Ternyata teman sebelah meja hana masih saja penasaran.
"Kenapa? Pasti aneh ya?"
"Aneh"
"Iya aneh, soalnya ponsel ku paling jarang bunyi di ruangan ini jadinya pas tadi tiba tiba ada yang telpon makanya jadi berasa aneh."
"Han bukan gitu."
"Tadi itu temen, dia minta tolong dicarikan sesuatu makanya aku mau pulang teng go hari ini."
"Penting banget?" Teman hana itu masih saja terus kepo dan membuat hana jadi sedikit jengkel.
"Iya, ya udah aku balik kerja lagi ya. Biar nanti ga kemalaman soalnya nanti tempatnya nanti jauh."
Hana kembali sibuk dengan pekerjaannya dan mengabaikan tataan penuh ingin tau yang ditunjukkan oleh teman sebelah mejanya. Hana termasuk karyawan yang tertutup bahkan teman teman satu divisi nya tak tau dimana hana tinggal dan latar belakang keluarganya pun hana tak pernah bercerita.
...****************...
senang bgt bikin bumil ngereog 🤣🤣🤣
jadi banyak nih 🤣
Anabelle perempuan ga punya malu
semoga pandu dan Hana bisa mempertahankan keluarga dan anak-anak Dr mak Lampir