CINTA KITA BELUM USAI
Orang yang pintar akan menjadi terlalu bodoh memang jika sudah berurusan dengan yang namanya cinta. Dara muda dengan usia cukup belia malah dengan begitu nyaman menjalin cinta dengan pria matang yang usianya terpaut 15 tahun diatasnya. Memang tidak dipungkiri jika pesona si pria memang begitu mempesona sampai sampai banyak kaum hawa begitu memuja apalagi statusnya yang menjadi hot duda sekaligus hot daddy.
Ting
"Nanti malam mas mampir ke kost."
Begitulah isi pesan singkat yang pandu kirimkan kepada hana kekasih sekaligus bawahannya di kantor.
Hana yang mendapat pesan singkat tersebut langsung saka menampilkan senyum manisnya karena sudah bisa dipastikan jika nanti malam dirinya akan menghabiskan malam panjang dengan pria matang pujaan hatinya.
Tak sekalipun hana berniat membalas pesan yang pandu kirimkan karena sekarang yang ada dalam benak hana adalah segera menyelesaikan pekerjaannya dan pulang tepat waktu agar ia bisa mempersiapkan diri.
Waktu bergulir dengan semestinya tapi bagi pandu dan hana hari ini waktu yang mereka lewati terasa begitu lambat sekali.
Ting
"Pekerjaannya sudah selesai? Nanti mau dibawakan apa?"
Kembali pandu mengirimi hana pesan. Namun pandu harus menunggu sekitar sepuluh menit lamanya sampai hana membalas pesannya.
"Baru naik ojek mas, kalau mas ga capek tolong belikan lauknya biar aku nanti sampai kost tinggal masak nasi saja."
"Mau lauk apa?"
"Apa aja, sama sekalian martabak manis dan martabak telur."
"Ada lagi yang lain?"
"Ga ada, itu aja."
Berbalas pesan sebentar, pandu langsung menuju tempat biasa ia membeli makanan dan martabak pesanan hana. Hanya butuh satu jam semua yang ha inginkan sudah pandu dapatkan bahkan pandu kino sudah berdiri didepan pintu kamar kost sang kekasih.
Tok tok tok
Pandu mengetuk pintu dengan ekspresi wajah datarnya. Tak menghiraukan sekitar padahal suasana kost tempat hana tinggal lumayan ramai.
Tok tok tok
Kembali pandu mengulang mengetuk pintu kamar hana karena sudah hampir 10 menit menunggu hana tak kunjung membukakan pintu.
Belum sampai tangan pandu untuk mengetuk pintu lagi ternyata hana sudah lebih dulu membukakan pintu.
Ceklek
"Mas, maaf lama. Aku baru habis mandi." Cicit hana tak enak hati.
"Kenapa mandi duluan ga nunggu mas datang." Bukannya menjawab pandu malah bertanya hal lain.
"Eh"
Tak menunggu hana menjawab pandu malah masuk kedalam kamar menarik hana dari depan pintu lalu mengunci pintunya dengan gerakan cepat.
"Kenapa ga tunggu mas datang? Kan kita bisa mandi bareng." Ucap pandu lagi sambil menghirup ceruk leher hana yang masih beraroma sabun stroberi.
"Wangi banget." Gumam pandu yang masih betah menghirup bau tubuh hana.
"Mas geli" hana menggeliat karena memang ia merasakan geli di sekujur tubuhnya bahkan sampai membuat bulu kudu nya berdiri.
"Kangen" bisik pandu lagi.
Dan selanjutnya mereka bermesraan sampai meluapkan rindu yang katanya menyesakkan sampai harus segera dituntaskan. Dua jam setelahnya baru pandu dan hana duduk saling berhadapan dengan makanan yang sudah tadi pandu bawa.
"Makan yang banyak, kamu pasti laper banget." Ucap pandu sambil membersihkan sisa sambal kacang disudut bibir hana.
"Satenya sudah dingin jadi rasanya sedikit beda." Lanjut pandu lagi.
"Ga papa, ini masih bisa dimakan. Aku laper banget mas." Hana berbicara dengan mulut penuh makanan.
"Sudah makan saja dulu jangan makan sambil ngomong."
Perhatian, hal inilah yang menjadi alasan utama hana sampai menerima cinta yang pandu suguhkan. Memang dasarnya juga pandu memiliki sisi ke bapak kan jadi akan sangat gampang untuk mengayomi.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments