Anin akhirnya menemukan alasan yang mungkin menjadi penyebab suaminya bersikap cuek terhadapnya. Tidak lain adalah adanya perempuan idaman lain yang dimiliki suaminya, Kenan.
Setelah berbicara dengan sang suami, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Anin meminta suaminya untuk menikahi wanita itu.
" Nikahilah ia, jika ia adalah wanita yang mas cintai," Anindita Pratiwi
" Tapi, aku tidak bisa menceraikanmu karena aku sudah berjanji pada ibuku," Kenan Sanjaya.
Pernikahan Anin dan Kenan terjadi karena amanah terakhir Ibu Yuni, ibunda Kenan sekaligus ibu panti tempat Anin tinggal. Bertahannya pernikahan selama satu tahun tanpa cinta pun atas dasar menjaga amanat terakhir Ibu Yuni.
Bagaimana kehidupan Anin setelah di madu? Akankah ia bisa menjaga amanah terakhir itu sampai akhir hayatnya? Atau menyerah pada akhirnya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAT 9 Terlanjur Kecewa
Menjaga Amanah Terakhir (9)
' Ken, serius kamu nikah lagi? Sudah punya dua istri sekarang?," Aksa mencerca sahabatnya.
Ia yang mendengar desas-desus pernikahan Kenan langsung mendatangi Kanan saat itu juga. Walaupun harus menunggu beberapa saat di ruangannya karena Kenan sedang keluar.
" Ck, hebat kamu. Aku saja belum satu pun yang mau aku ajak ke pelaminan. Lah kamu malah sudah dua," kelakar Mario yang saat itu juga langsung antusias saat di ajak Aksa mendatangi Kenan untuk mengetahui kebenarannya. Apalagi ia sudah menelpon Samudera yang mengatakan apa yang mereka dengar benar adanya.
Kanan hanya mendelik. Ucapan Mario ini bukan seperti sebuah pujian tapi lebih terdengar seperti olokan untuknya.
" Dan menyedihkannya, kamu bahkan tidak memberitahu kami. Tapi, Samudera kamu beri tahu," Aksa memasang wajah sedihnya.
" Hah, jangan berlebihan, Aksa. Wajahmu malah terlihat menjengkelkan," ucapan Kenan malah membuat mereka tertawa.
"Lagipula, Sam tahu lebih dulu karena dia lah yang membantuku mempersiapkan akad dadakan itu," jelas Kenan.
Ia tak terpikirkan untuk memberi tahu dua sahabatnya yang lain karena itu memang hanya akad saja. Ia juga tak ingin merepotkan banyak orang.
" Ah, padahal istri pertamamu itu cantik loh."
" Jangan memuji wanita di hadapan suaminya. Itu bisa membuat salah paham," kesal Kenan .
" Ck, tidak bisakah kamu berikan istri pertamamu untukku yang jomblo," Mario tak peduli dengan wajah Kenan yang mulai muram.
" Jangan harap. Sampai mati pun aku tidak akan melepaskan Anin," geram Kenan
" Ini nih definisi laki-laki serakah. Semuanya mau dimiliki,'
" Kamu tahu,Ken? Di luaran sana mungkin banyak yang berharap bisa memiliki istri pertamamu? Mungkin Mario hanya bergurau. Tapi, laki-laki lain belum tentu,"
Kenan bungkam. Yang dikatakan Aksa memang benar. Bukankah ia sudah membuktikan sendiri tadi. Saat karyawati Anin mengatakan tentang seseorang yang meminta kontak pribadi Anin.
Sudah jelas apa tujuannya bukan? Juga tentang orang-orang yang terang-terangan mendekati Anin sekalipun tahu Anin sudah bersuami.
Istri yang tidak ia hiraukan, justru menarik di pandangan laki-laki lain. Entah kenapa, Kenan membenci itu. Benci saat ada yang berharap bisa memiliki Anin.
Baginya, Anin hanya miliknya seorang. Kenan tidak suka siapapun mengganggu miliknya.
" Daffa masih mengurusi perusahaan yang ia rintis?," tanya Kenan kemudian.
Ia teringat Daffa, salah satu sahabatnya yang kini menetap di luar negeri. Semenjak perusahaan ayahnya tidak bisa diselamatkan, ia dibantu para sahabatnya merintis usaha baru.
" Kamu tahu, semenjak ia patah hati, ia jadi g1la kerja. Perempuan itu benar-benar tidak berperasaan. Saat Daffa di atas, ia menempel seperti lintah. Namun, saat Daffa di bawah, ia pergi membuang Daffa." kesal Mario.
Ia sendiri sebenarnya tak pernah bertemu dengan wanita yang menjadi kekasih Daffa itu . Sebatas tahu ceritanya saja. Itupun dari ibunda Daffa.
" Makanya, mencintai itu sewajarnya saja. Jangan berlebihan. Bucin sampai buta mata dan hati. Sudah tahu di porotin, masih saja di ladeni," timpal Aksa.
" Kamu juga harus hati-hati, Ken. Jangan sampai seperti itu. Kalau sudah habis hartamu, baru kamu sadar. Dan itu sudah terlambat."
Kenan mengangguk. Ia sadar itu. Karena itu, ia menolak saat Laras minta mobil baru juga bulan madu ke luar negri.
Membeli rumah dan biaya resepsi pendidikan saja sudah cukup menguras kantong. Sekalipun ia ingin membelikan istri keduanya benda mewah lain, mungkin lain kali. Bukan sekarang ini.
" Daffa minta maaf tidak bisa datang ke pesta pernikahanmu,"
...******...
Hari yang ditunggu pun akhirnya tiba. Dengan pakaian pengantin yang mewah dan cukup terbuka, Laras berdiri di pelaminan dengan sangat bahagia.
Auranya benar-benar Berbeda.
Di sudut lain, di tempat makanan yang berjajar rapi, Zoya mendumel.
" Hah, aku tidak jadi menjadikannya idola. Punya dua istri tandanya tak setia," gumam Zoya sambil memandang ke arah pelaminan. Betapa terkejutnya ia saat sadar bahwa yang menjadi pengantin adalah Pak bos dan wanita lain.
" Haha. Wajah tampan itu memang bahaya.," Fatur yang juga menjaga stand bersama Zoya terkekeh.
" Ya, lebih baik tampang biasa tapi setia,"
" Maka... Pilihlah aku jadi pacarmu. Yang pasti setia menemanimu. Jangan kalau hau salah pilih yang lain. Yang Leon belum tentu setia. Jadi, pilihlah aku," Zoya malah mendelik mendengar Fatur menyanyi.
" Kasihan Mbak Anin. Pak bos memang jahat,"
"Sudahlah. Kamu tidak boleh begitu. Mbak Anin pasti punya alasan memberi suaminya izin menikah lagi,"
" Benar, pernikahan mereka kan karena di jodohkan. Jangan-jangan....,"
" Hush, gosip terus. Kita fokus saja dengan tugas kita. Tidak perlu sibuk mencampuri urusan orang lain,"
" Hish, kamu memang tidak asyik,"
" Aku baru asyik kalau kamu mau jadi pendamping hidupku,"
Zoya membuang muka. Lama-lama ia bisa baper bila terus di rayu begitu. Hatinya kan lembut.
Tapi, Zoya tak mau goyah. Fatur pada dasarnya memang suka bercanda. Jangan sampai ia sudah termakan rayuannya, namun malah ujung-ujungnya memang jadi bahan bercandaan Fatur.
Di atas pelaminan, Tante Nazma dan keluarganya sedang memberi selamat.
" Tante itu kan keluargaku. Kenapa malah bersikap seperti tamu?," ada rasa sedih menjalar di hati Kenan.
Nazma sekeluarga memang benar-benar hanya hadir untuk memberi selamat saja.
" Tanpa perlu kamu tanya, harusnya kamu tahu jawabannya," lirih Najma pada sang keponakan.
Hatinya terlanjur kecewa. Keponakan yang ia banggakan ternyata bisa bersikap seperti ini. Sementara sekarang sudah terlanjur, jadi mau bagaimana lagi.
" Maaf, Tan,"
" Hmm. Sesuai ucapan Tante tempo hari, kami akan mengajak Anin ikut ke villa."
Kenan hanya mengangguk.
Laras tidak terlalu mendengar obrolan keduanya karena tidak terlalu peduli. Yang ia pedulikan hanyalah saat ini statusnya sudah menjadi nyonya Sanjaya. Walaupun yang kedua.
Kenan menatap nanar kepergian keluarga tantenya yang bahkan langsung pulang tanpa menikmati hidangan terlebih dahulu.
Ada kehampaan yang ia rasakan. Ia bahgia bisa bersanding dengan wanita yang ia inginkan. Namun, kenapa rasanya hambar? Apalagi yang ia rasakan kebahagian itu tidak dirasakan oleh keluarganya juga.
Bukan seperti ini yang aku inginkan. Batin Kenan.
Dimanakah Anin?
Tentu ada di belahan kita yang lain. Maksudnya ada di panti.
Sekalipun memberikan izin, ia tak sekuat itu menyaksikan pernikahan suaminya sendiri.
Cinta? Kenapa semua yang ia lakukan tidak bisa membuat suaminya jatuh cinta padanya. Apa dia kurang baik? Apa kurang taat pada suami? Atau apa?
Alasannya tidak ada yang salah atau kurang dari apa yang sudah Anin lakukan selama ini. Hanya saja, dari awal Kenan sudah membentengi diri agar ia tidak jatuh cinta pada istrinya?
Bi Titin mengusap punggung Anin. Ia pun merasakan sakit yang Anin rasakan.
" Jadi pergi dengan Bu Najma?,"
Anin mengangguk sambil terkekeh. " Mana bisa Anin menolak, Bi? Tante Najma sangat pandai merayu dan membuat Anin merasa bersalah jika menolak ajakannya.
" Ya, berlibur lah. Kamu juga butuh menghibur diri,"
Anin tersenyum.
" Mbak, Ada yang ingin bertemu," Indah menghampiri Anin dan BibTitin di taman belakang.
TBC