NovelToon NovelToon
Merindu Jodoh

Merindu Jodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Moms TZ

Kamila gadis yatim piatu mencintai Adzando sahabatnya dalam diam, hingga suatu malam keduanya terlibat dalam sebuah insiden.

Adzando seorang artis muda berbakat.
Tampan, kaya, dan populer. Itulah kata-kata yang tepat disematkan untuknya.

"Apapun yang kamu dengar dan kamu lihat, tolong percayalah padaku. Aku pasti akan bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan. Kumohon bersabarlah."

Karena skandal yang menimpanya, Adzando harus kehilangan karier yang ia bangun dengan susah payah, juga cintanya yang pergi meninggalkannya.

"Maafkan aku, Do. Aku harus pergi. Kamu terlalu tinggi untuk aku gapai."

"Mila... Kamu di mana? Aku tidak akan berhenti mencarimu, aku pasti akan menemukanmu!"

Kerinduan yang sangat mendalam di antara keduanya, membuat mereka berharap bahwa suatu hari nanti bisa bertemu kembali dan bersatu.

Bagaimana perjalanan cinta mereka?
Mari baca kisahnya hanya di sini ↙️

"Merindu Jodoh"

Kisah ini hanya kehaluan author semata

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

...*...

 Kamila memegang benda pipih persegi panjang dengan tangan bergetar. Netranya berkaca-kaca sembari menatap tak percaya pada benda yang dipegangnya. Bibir mungil itu terkatup rapat, dengan tangan kiri terkepal menutup mulutnya.

Kamila benar-benar syok. Apa yang harus dilakukannya nanti. Bagaimana reaksi Ibu Rahayu jika tahu dirinya berbadan dua? Lalu bagaimana pula dengan penduduk dusun, mengingat dirinya adalah wanita single. Jangankan punya suami, menikah pun belum pernah. Kamila terdiam beberapa saat, guna menata hatinya. Dia mendongakkan kepalanya ke atas seraya memejamkan mata.

"Tenang, Kamila. Kamu tidak boleh panik. Bersikaplah sewajar mungkin seolah tidak terjadi sesuatu." Kamila berbicara sendiri di dalam hati.

Kemudian ia menarik napas berulang kali, dan mengeluarkannya, untuk mengatur napasnya. Setelah merasa tenang Kamila keluar dari toilet, lalu kembali ke ruangannya.

Sepanjang hari Kamila berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya. Ia mencoba mengesampingkan pikiran-pikiran buruk yang mulai menghantuinya.

Hingga pukul empat sore saat jam pulang kerja, Kamila dengan langkah gontai meninggalkan ruangannya menuju ke depan, di mana biasanya Fika menunggunya.

"Yuk ...! Maaf ya, menunggu lama."

"Tidak masalah, Kak! Santai aja kalau sama Fika, mah... hehehe." Fika berkata sambil menyengir, lalu beranjak dari tempat duduknya.

"Mau langsung pulang, Kak? Tidak ingin ke mana dulu, gitu?"

"Memang Fika mau apa?"

"Tidak ada."

"Ya sudah, kita pulang saja!"

Setelah itu tidak ada obrolan lagi di antara mereka, sampai akhirnya tiba di rumah.

"Makasih, Fika-chu," ucap Kamila.

Fika tertawa lebar ketika Kamila menyebut namanya Fika-chu. Lalu gadis belia itu pamit pulang ke rumahnya.

"Sama-sama Kak Mil-mil. Bye ....," sahut Fika.

 Kamila hanya tersenyum simpul menanggapinya, kemudian membawa langkahnya menuju ke rumah.

"Assalamualaikum, Bu," sapa Kamila.

Ibu Rahayu yang baru datang dari dapur, tersenyum menyambut Kamila sembari menjawab salam, "Waalaikumsalam."

Kamila lalu mencium takzim punggung tangan ibu angkatnya itu.

"Sudah pulang, Nak?"

"Iya, Bu. Kalau begitu Mila ke kamar dulu ya, Bu."

"Ya udah, sana!"

Mila masuk ke dalam kamar, sementara Ibu Rahayu memperhatikan anak angkatnya itu, seperti ada sesuatu yang dipikirkannya. Lantas Ibu Rahayu menggelengkan kepala mengusir pikiran buruknya, kemudian ke luar rumah dan duduk di teras.

Di dalam kamarnya, Kamila duduk termenung. Dia bingung harus bagaimana memberitahu Ibu Rahayu. Pasti wanita paruh baya itu akan terkejut mendapati kenyataan yang terjadi.

"Apa aku ceritakan semuanya soaja sama ibu, apa yang pernah aku alami?" gumam Kamila lirih.

"Hahhh ... di saat aku ingin melupakanmu, kenapa kamu justru meninggalkan jejakmu padaku, Do?" Kamila mengelus pelan perutnya yang masih rata.

"Apa itu artinya kita akan terus saling terhubung?"

Kamila menghela nafas dalam yang terasa berat.

"Tapi bagaimana mungkin, sedangkan dirimu sudah bersama yang lain?"

Mata Kamila mulai berembun, membayangkan bagaimana hari-hari yang akan dilalui ke depannya. Diusapnya butiran bening yang memenuhi kelopak matanya, sebelum akhirnya jatuh membasahi pipi.

"Kamu jangan cengeng, Kamila. Kamu harus bisa menerima kenyataan. Jadilah wanita kuat untuk anakmu nanti. Semangat!" Kamila mengepalkan tangan dan mengangkatnya ke atas.

Usai memberi motivasi pada dirinya sendiri, Kamila beranjak dari tempat duduknya, lalu mengambil pakaian ganti. Dia kemudian keluar dari kamar, menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Malam harinya selesai makan malam, dan membersihkan bekas mereka makan, Kamila berniat memberitahu Ibu Rahayu tentang kehamilannya. Karena bagaimanapun juga, hanya Ibu Rahayu keluarga satu-satunya yang dia punya saat ini.

"Bu, Mila ingin bicara sebentar."

"Mau ngomong apa to, Nak? Sepertinya penting?"

Kamila merogoh saku baju yang dipakainya. Lalu mengeluarkan benda kecil pipih persegi panjang dari sakunya. Kemudian memberikan benda itu pada Ibu Rahayu. Akan tetapi, wanita paruh baya itu terlihat kebingungan saat menerimanya

"Apa ini maksudnya, Nak? Siapa yang hamil?"

Sebelum menjawab Kamila tampak menarik napas berat.

"Itu punya Mila, Bu."

"Apa ...?" Ibu Rahayu membekap mulutnya, seketika matanya berkaca-kaca.

"Mila hamil, Bu." Kamila tertunduk takut sambil meremas jemari tangannya.

"Cobaan apalagi ini, Nak?"

"Maafkan Mila, Bu. Sebenarnya Kamila pergi karena ...." Kamila kemudian menceritakan semuanya pada ibu angkatnya, tanpa ada yang dia sembunyikan. Dia sudah siap dengan segala konsekuensinya, andaikata ia akan diusir dari dusun itu.

Namun di luar dugaan, Ibu Rahayu justru memeluk Kamila dengan penuh kasih sayang.

"Mari kita besarkan dia dengan penuh cinta kasih, Nak Mila. Ibu berdoa semoga suatu saat nanti, kalian bisa bertemu kembali dengan ayah dari bayi yang kamu kandung, lalu kalian bisa bersatu dan bahagia bersama."

"Aamiin, terimakasih, Bu."

"Dia tidak bersalah, Nak. Bayi ini yang akan menyatukan kalian nanti, InsyaAllah."

Begitulah, akhirnya Kamila bisa bernapas lega, sebab Ibu Rahayu bisa bersikap bijaksana, dan menerima keadaannya dengan tangan terbuka.

.......

.......

.......

 Selama sebulan ini, Zando tak pernah lelah mencari Kamila. Penelusuran dimulai dari kampung nenek Kamila di mana dulu gadis itu pernah tinggal, lalu ke kampung orangtuanya. Akan tetapi tidak ada jejak yang ditemukan Zando di sana.

Mama Zeya juga tidak ketinggalan, dengan kepiawaian meretasnya, ibu tiga anak itu ikut membantu pencarian.

Begitu pula dengan Adzana. Sebagai saudara kembar dia tidak mungkin berpangku-tangan menyaksikan kembarannya mengalami kesusahan. Bahkan tadinya dia ingin sekali memberi pelajaran, dengan meretas data agensi MW Entertaiment tersebut, andai sang suami tidak memperingatkannya.

Sisi jahat Adzana akan keluar, jika ada yang mencoba mengusik keluarganya. Akhirnya yang bisa ia lakukan hanya menurut pada Arbi suaminya, dan membantu mencari lewat data kependudukan. Akan tetapi banyak nama yang sama dan status yang berbeda, membuat Adzana meragu.

Zando juga menyebar orang-orang suruhan, namun semua nihil. Mereka belum menemukan keberadaan Kamila. Hal itu membuat Zando frustasi. Dia sering melamun dan mengurung diri di dalam kamar. Kadang mendatangi apartemen Kamila di malam hari, berharap gadis itu akan pulang.

"Mila, kamu di mana ....? Aku tidak akan berhenti mencarimu! Aku pasti akan menemukanmu!"

"Kenapa kamu pergi, Mil? Harusnya kamu menungguku. Aku pasti akan datang padamu, dan menikahimu. Tapi kenapa ...? Kenapa kamu memilih pergi, Mil?"

"Milaaa.... ha a ah...ha a ah... ha a ahh, Kamilaaa!"

Zando terus meratap dan merintih memanggil nama Kamila, sambil memegangi foto gadis itu. Rasa rindu dan khawatir yang berlebihan, serta rasa bersalah yang begitu dalam, bercampur menjadi satu, terus menggerogoti jiwanya.

Hingga akhirnya karena tidak tahan melihat putra satu-satunya terpuruk, Mama Zeya dan Papa Daniel berniat membawanya ke psikiater.

"Mama, kenapa membawa abang ke tempat seperti ini, sih? Abang masih waras, Ma!"

"Sudahlah, Bang! Abang harus bangkit. Mama yakin gadis itu pasti tidak menginginkan Abang seperti ini," tutur Mama Zeya.

"Apa Abang tidak malu, kalau suatu saat ketemu dengan Kamila, tapi kondisi Abang seperti ini, hemmm?" timpal Papa Daniel.

"Tapi, Pa?"

"Tidak ada tapi-tapian, Abang harus nurut sama mama," tegas Mama Zeya.

Akhirnya Zando menuruti papa dan mamanya mendatangi psikiater. Dan mereka bersyukur kondisi kejiwaan Zando baik-baik saja. Dia hanya terlalu syok dan beban pikiran yang berlebihan, sehingga membuat Zando terkadang lebih banyak termenung dan menyendiri, atau kadang bertindak di luar nalar. Namun kata dokter, Zando membutuhkan pengawasan dan perhatian dari keluarga, agar tidak bertindak di luar kendali.

...*...

Bersamaan dengan itu, muncul statement di akun media sosial Shahnaz, yang memberitahukan bahwa antara dirinya dan Zando telah putus hubungan. Dia juga mengungkapkan alasannya putus, karena kesibukan masing-masing dan sulitnya membagi waktu antara pekerjaan dan urusan pribadi.

Shahnaz juga mengatakan bahwa dirinya tidak pernah hamil, apalagi menikah dengan Zando. Dia menambahkan bahwa Zando adalah pemuda yang baik dan sangat menghargai wanita, serta sosok mantan terindah yang membuatnya gagal move on.

Shahnaz berencana akan melebarkan sayapnya berkarier di luar negeri, seperti impiannya selama ini, agar bisa melupakan Zando.

Pernyataan Shahnaz di akun media sosialnya itu, tentu saja menimbulkan beragam komentar dari netizen. Sebagian ada yang menyayangkan putusnya hubungan mereka, tapi ada juga yang mendukung keputusannya.

Berita putusnya Zando dan Shahnaz, kembali menjadi tranding topik. Berbagai media berlomba-lomba memberitakan di laman media mereka masing-masing.

Tak terkecuali seseorang yang tengah menyaksikan berita tersebut lewat layar LED, yang terpampang begitu jelas di hadapannya.

...*...

.

.

.

1
F.T Zira
dah lah.. habis kata aku.. sengklek akut🤧🤧🤧
F.T Zira
kalo perlu sih bukan cuma lima jari ya... tanda palu sekalian sepertinya oke di pipuinya🤐🤐
F.T Zira
muka nya tebel bet/Facepalm//Facepalm/
Marya Dina
jangan kamu do.
aku jaa yg denger pengen becek2 tu bocah.. gerem bangetttt
〈⎳ Moms TZ: dipersilakan
total 1 replies
〈⎳Mama Mia
eh ada gopal juga toh di sini? /Facepalm//Facepalm/
〈⎳ Moms TZ: iya sih....
〈⎳Mama Mia: meskipun utama pun, yang nama tokoh pasti banyak yang sama juga dengan punya orang lain
total 8 replies
Batsa Pamungkas Surya
cuuuz mantap
👑Queen of tears👑
ngigauuu /Curse//Curse//Joyful/
yang ada zando yang meminta kmu dibawa ke markas/Sweat//Panic/
👑Queen of tears👑
guyurrr 🤣🤣 apes dahh nasib mu mis mis/Facepalm/
👑Queen of tears👑
keenakan dia🙃 kuncir 1000 dulu rambutnya baru lempar ke penjara 🤣🤣
👑Queen of tears👑
aaa orang suruhan adzana ya/CoolGuy/
👑Queen of tears👑
siapa ini 🤔 mischa kah🧐
👑Queen of tears👑
wkwkwk 🤣🤣 ini kata pengawas 😆🤭
👑Queen of tears👑
aaa ternyata mischa ini kurang kasih sayang dan perhatian keluarga /CoolGuy/
👑Queen of tears👑
jangan laporkan dulu🤣 kasih pelajaran sendiri baru setelahnya laporin/Facepalm/
👑Queen of tears👑
sabarrr 😆😆nanti tak jodohin sama Anggita mau /CoolGuy//Joyful//Facepalm/
👑Queen of tears👑
apa yang dibisikkan ini, knp aku gak bisa dengar 🤣
👑Queen of tears👑
iya ekstrim kelakuannya /Grin/
👑Queen of tears👑
bakal berakhir dijeruji besi /Slight/
🌺Fhatt Trah🌺
sabar zando. ini ujian. sekarang fokus aja sama bayi kamu dulu. lalu temukan siapa pelakunya
🌺Fhatt Trah🌺
ya ampun kok bisa koma😭😭
trus gimana dgn bayinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!