kisah ini menceritakan tentang gadis kecil yang menjadi bayang bayang sodara kembarnya , yahh gadis itu bernama Alesya Devina Pranciko ,sejak kecil dia selalu menjadi tameng kakanya yg memiliki imun tubuh lemah , semua orang hanya memperdulikan Layla Vikana Pranciko dan melupakan kehadiran Alesya..
akankah kebahagiaan berpihak kepada Alesya !?
mungkinkah Alesya bertemu Arkana lalu bahagia ,atau sebaliknya !?
apakah Arkana penyelamat hidup alesya ?!
akankah alesya membalas segala perbuatan jahat keluarganya !?
yukk simak ceritanya ,ini sangat seru dan menarik , banyak ketegangan didalamnya ,komplik ,percintaan yg sangat menggemaskan 👉
selamat membaca ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSYAKAYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bujuk akso
**
Alesya menutup pintu dengan keras , meninggalkan akso yang lagi - lagi tercengang akan sikap nya .
Akso mengerjap, ia tertawa marah , alesya bilang lupakan hubungan mereka ? Mana mungkin bisa melupakan hubungan darah ! Gilak ! Apa segitunya alesya marah dengan dirinya.
Mereka semua keluarga ! Meski akso akui jika dirinya sedikit tidak menyukai alesya , tetap saja alesya adik nya , saudara darah dagingnya . Mana mungkin akso bisa mengabaikan alesya seperti itu .
Sampai sekarang akso belum juga mengerti
Jika keluarganya yang dirinya banggakan itu , sangat amat beda dengan apa yang alesya lihat .
Dan akso juga belum benar - benar mengerti jika alesya sudah berada di titik terendah .
"sial ! "
Akso mengumpat sembari berjalan gontai meninggalkan kamar alesya .
"Mana adik kamu ,akso ?" hilda mengerutkan keningnya saat mengedarkan pandangan kesana kemari mencari keberadaan alesya . Namun ia tak melihat sosok alesya di belakang akso .
Akso menggeleng nafasnya terdengar berat , bahkan matanya tampak tidak fokus saat duduk .
"kenapa sayang ? "
"Dia masih marah sama , mama ? " tanya hilda merasa kecewa
Hilda sadar sikapnya sangat begitu keterlaluan pada alesya tadi malam.
Hilda ingin meminta maat namun egonya menghentikan itu
"enggak, katanya dia masih kenyang ," balas akso tak ingin sang ibu berpikiran buruk
Hilda mengangguk samar " udah ,ayok makan ! Layla di makan makanan nya sayang , nanti keburu dingin " ucap hilda kepada layla yang hanya diam sembari mengaduk- ngadukan makannya saja tanpa ada niat memakannya.
"iya, ma "
" makan , jangan pedulikan dia " suara bimo terdengar dingin , seolah yang sedang ia bicarakan bukan anaknya sendiri.
Semuanya mulai makan dengan perlahan , hanya akso yang tampak linglung , matanya juga tidak fokus . Entah mengapa perasaannya menjadi tidak nyaman , dari hari ke hari semakin jelas hatinya tidak senyaman dulu .
*
Alesya tersenyum lebar , ia melihat dirinya di pantulan kaca dengan puas .
Rambut sepinggangnya alesya kepang dua , dengan rambut depannya sengaja ia uraikan sedikit . Penampilan alesya sekarang tampak polos sekali
"Perfect! "
Gumam alesya puas setelah mengoleskan sedikit pelembab pada bibirnya .
Alesya menyampirkan tas gendongnya di sebelah bahunya , kemudian keluar kamar dengan langkah gontai .
Alesya menuruni tangga dengan langkah cepat , bisa alesya lihat semua anggota keluarganya tengah berkumpul di ruangan makan .
"Alesya , selamat pagi " layla dengan ceria menyapa alesya . Ia seakan melupakan kejadian siang kemarin .
Alesya mengangkat sebelah alisnya , ia kira layla akan kembali mengadu seperti yang sudah-sudah.
Tanpa menjawab sapaan layla , alesya duduk , ia mengambil sandwich atas meja .
"Kalau ada orang yang berbicara ,jawab ! Kau tidak bisu , kan ? " sinis bimo .
Alesya menghela nafas kasar ,ia tak ingin merusak suasana paginya yang baik , alesya dengan enggan meletakan sandwich nya kembali .
"aku gapapa kok " sanggah layla
Alesya memutar matanya malas , emang nya dia kenapa ? Kenapa layla berbicara seakan-akan dirinya tengah menyakiti nya ? Layla bertindak seakan-akan alesya tengah bertindak menindasnya .
"Alesya " hilda menarik nafasnya gusar , putri bungsunya itu sepertinya masih belum memaafkan dirinya .
Terbukti semenjak hari itu , alesya belum pernah berbicara dengannya .
"kamu masih marah sama mama ,alesya ? " tanya hilda sembari menatap alesya lekat .
Bimo mengangkat kepalanya " marah? " tanyanya.
Hilda menghela nafas pelan " alesya salah paham tentang hubungan arga dan layla " ujar hilda sembari terseyum lemah .
Bimo mengerutkan keningnya tidak suka , bukankah mereka sudah membicarakan hal ini ? Alesya seharusnya mengerti,kan ?
"tidak ada kata salah paham disini , kita semua tau arga dan layla itu saling mencintai ? Mengapa kau selalu mempersulit hubungan mereka , alesya ?! "
"saling mencintai ? " alesya tertawa mengejek , ucapan sang ayah bagaikan lelucon di telinganya .
Alesya meredakan tawanya , bisa ia lihat wajah bimo sudah berwarna merah gelap menatapnya dengan tajam .
" merebut kebahagiaan orang lain untuk kebahagiaan nya sendiri , ck , " alesya berdecak
"egois sekali memang " ucap alesya dengan menggeleng gelengkan kepalanya dengan pelan .
"padahal kalian selalu tau ,kan ? " alesya menatap bimo dan hilda bergantian.
Ekspresi malu melintas di mata bimo , memang benar dirinya mengetahui hubungan putri bungsunya dan anak sahabatnya sedari lama . Tapi lalu kenapa ? .
Putri yang lain juga menyukai lelaki itu , alesya seharusnya mengalah demi kakanya ,kan ? Alesya juga tau alesan nya itu apa mengapa ia harus ngalah dengan kakanya , karna kakanya lemah tidak seperti dirinya ,mengapa alesya tidak mengerti hal itu ?
Terlebih lelaki itu juga mencintai layla.
bimo tidak jahat ,bukan ?
"Lalu kenapa ? Mereka saling mencintai . Jangan egois , alesya. Mengalah pada kakakmu dia tidak seperti kamu ! "
Mata coklat tua Alesya bergetar , mengalah ? Alesya terlalu sering melakukan itu ! Bahkan sedari kecil alesya selalu mengalah untuk saudara kembarnya itu .
Lantas , alesya harus mengalah seperti apa lagi kali ini yang menurut bimo katakan ?
" mengalah ? Mengalah seperti apa lagi yang harus saya lakukan ? Mengalah dalam hal apa yang belum saya lakukan untuk saudara kembar saya selama ini ? " ujar alesya sembari tertawa getir .
Alesya menggeleng samar , tidak habis pikir dengan jalan pikir bimo .
Sudahlah , tak ingin harinya semakin memburuk , alesya berdiri ,dengan tak acuh ia berlalu pergi begitu saja .
"Alesya ! Ayah belum selesai berbicara! " teriak bimo keras .
Alesya menghentikan langkahnya , ia berbalik sembari menatap bimo dengan mengejek.
"papa? " alesya tertawa renyah , bimo memang ayahnya namun tidak dengan peran nya .
Bimo tercengang , ia menatap kepergian alesya dengan bingung , hatinya masam saat alesya selalu melawan perkataan dirinya.
Dan lagi ,apa maksud alesya barusan ? mengapa alesya menatapnya dengan penuh ejekan saat dirinya menyebut kata " papa" ?
Akso menghela nafas kasar " aku berangkat " entah sejak kapan , akso mulai terusik dengan suasana rumahnya sekarang .
Akso mulai menyadari sikap pilih kasih dari orang tuanya terhadap alesya.
"aku ikut ,bang " layla yang sedari tadi diam mulai berbicara , ia menghela nafas kecewa saat akso tak berbalik . Sepertinya abangnya itu tidak mendengar panggilan dirinya .
"Biar papa antar , kaka kamu mungkin ada hal penting jadi buru-buru " ujar bimo , ia tidak tega melihat wajah kecewa dari anak kesayangannya itu .
Layla tersenyum lebar " terimakasih ,pa" ujar layla sumringah
"alesya " akso dengan sepeda motornya berhenti di depan alesya , mereka sudah berada di luar rumah .
Mata alesya menyipit saat melihat akso
"apa?" tanyanya ketus
"gue anter " sahut akso cepat .
Alis alesya berkerut , dirinya tidak salah dengar,kan ? Apa akso sudah mendapat hidayah ? Atau akso sudah mendapat uang kaget sehingga hatinya sudah lurus kembali ?
"gak usah ,gw bisa berangkat sendiri " tolak alesya
"kenapa jalan kaki , kenapa gk di anter supir ?"
Alesya hanya diam ,tidak membalas ucapan akso .
Akso menghela nafas pelan , berbicara dengan alesya sekarang membutuhkan ekstra kesabaran .
"Naik " akso kembali berbicara dengan nada memerintah .
"gak "
"naik alesya sekolah sebentar lagi masuk , lo gk mau telat ,kan ? "
Alesya dengan keras kepala menggeleng , alesya sudah memutuskan untuk menjaga jarak dengan mereka semua .
Demi menjaga kesehatan mental dan juga hatinya .
"Gw bisa sendiri "
"gak usah sok baik ! " Alesya dengan acuh tak acuh kembali berjalan , mengabaikan akso sepenuhnya .
Akso menghembuskan nafasnya kasar , kenapa rasanya alesya semakin menjauh ?
sungguh ini membuat hati akso sakit , ingin dekat dengan alesya kembali rasanya sangatlah sulit padahal alesya adiknya sendiri .
Sadar akso sejak kapan lo nganggep alesya adik lo sendiri , dari dulu sampai sekarang lo nutupin indentitas alesya bahkan temen lu pun gk tau kalau alesya adik lo juga .
Apa banget si akso ini ,kesel banget author 😠😠😠🤧
buat alesya sukses thor n gak butuh keluarganya. malah lebih sukses dr keluarganya