Bismillahirrohmanirrohim.
بسم الله الر حمن الر حيم
Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.
اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد
KARYA INI SPESIAL UNTUK BULAN RAMADHAN.
MARHABAN YA RAMADHAN SEMUA 💖💖
Hana A'iza Afida seorang gadis yang hidup dalam keluarga kelas menengah, namun disaat semester akhirnya kuliah sang ibu memang sudah lama jatuh sakit kini kian parah dokter mengharuskan ibunya untuk dioprasi sayangnya baik Hana dan bapaknya tidak memilki uang untuk menjalankan oprasi sang ibu.
Hingga ada seorang yang menawarkan uang untuk biaya berobat ibu Hana dengan syarat tertentu. "Saya akan membayar biaya operasi ibumu bahkan sampai sembuh asal kamu mau jadi wanitaku dan tidak boleh bertemu dengan kedua orang tuamu lagi!"
Akankah Hana mengambil tawaran tersebut? Yuk baca kisahnya hanya di noveltoon!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Devisi Komunikasi
...Bismillahirrohmanirrohim....
...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
... 🍒Selamat membaca semua🍒...
Langkah kaki Hana masuk dalam sebuah ruangan dengan ragu, dia masih memikirkan cara bagaimana menyapa orang-orang yang berada didevisi komunikasi. Rasanya Hana ingin menangis saja sekarang, langkah kaki Hana berhenti tepat di depan sebuah kantor devisi komunikasi.
"Masa tidak," guman Hana pelan, masih ragu apakah dia harus masuk dalam ruangan tersebut.
Tangan Hana sudah mulai berkeringat dingin, dia tidak memilik keberanian untuk masuk dan menyapa orang-orang di tempat itu.
"Coba saja kalau ada teman yang kenal kan lebih enak dari pada sekarang, kamu harus berani Hana," ucap Hana pada diri sendiri untuk meyakinkan dirinya.
"Bismillah..."
"Kamu anak baru disini?" tanya seorang ketika Hana hendak masuk di kantor tersebut dengan perasaan ragu.
Ada orang lain selain dirinya Hana menoleh ragu, dia tersenyum tipis dengan laki-laki yang Hana yakin pasti seniornya di tempatnya magang saat ini.
"Eh, bukan kak saya salah satu anak magang disini," jawab Hana dengan ragu.
Laki-laki tersebut menatap Hana tidak yakin ketika merasa komunikasi yang Hana punya terlalu kaku tidak seperti orang yang pandai berkomunikasi.
"Kamu yakin masuk didevisi komunikasi?"
"Saya ditempatkan disini kak."
"Sendiri?"
Hmmm. "Hana mengangguk tidak yakin."
"Cek, ayo ikut saya!"
Bakal ada yang ngerepotin ini.
Sedangkan Hana sendiri bertekad untuk tidak merepotkan orang lain, dia akan mempelajari semua pekerjaannya dengan baik. Kamu tidak boleh merepotkan siapapun Hana.
"Kalian semua kita kedatangan anggota baru," semua orang sedang fokus bekerja menoleh pada Hana dan seorang laki-laki yang membawa Hana masuk.
"Anak baru or anak magang?" tanya salah satu karyawan yang ada didevisi komunikasi.
"Saya anak magang."
Tatapan antusias mereka seketika lenyap kala Hana menjawab pertanyaan yang terlontar barusan.
"Kamu masuk kedevisi komunikasi tapi tidak tau cara berkomunikasi dengan baik? Setidaknya jika tau cara berkomunikasi dengan baik perkenalkan dulu namamu!" ketus Intan salah satu senior paling cerewet didevisi tersebut.
"Maaf, perkenalkan saya Hana, saya anak magang disini para senior mohon bimbingannya," ucap Hana ragu-ragu bahkan dia tidak berani menatap semua orang.
"Saya harap kamu tidak menyusahkan kami," sahut Bima ketus, ketua dari devisi komunikasi laki-laki yang mengentar Hana barusan.
"Saya akan berusah keras berjanji tidak akan menyusahkan para senior."
Mereka tidak ada yang menjawab perkataan Hana langsung kembali mengerjakan tugas masing-masing.
"Itu tempat dudukmu!" tunjuk Bima pada salah satu kursi kosong disana.
'Bagaimana bisa dia masuk ke devisi komunikasi jika cara komunikasinya sangat buruk sekali.'
'Aku rasa dia akan menyusahkan kita.'
'Lihat saja kalau dia berani membuat beba kita, dia hanya seorang pekerja magang jangan sampai menyusahkan.'
Perkataan orang-orang itu sangat terdengar jelas di kuping Hana, dia berusaha untuk tidak menanggapi semuanya Hana memejamkan mata agar bisa fokus.
Jangan dengarkan perkataan mereka Hana!
Seorang menepuk pundak Hana pelan. Lalu Hana menoleh tersenyum ramah tapi sedikit takut kala senior disebelahnya yang memakai kaca mata akan marah pada dirinya.
"Kenalian aku Zahra, jangan didengerin apa kata mereka anggep aja angin lewat. Kamu harus semangat ini baru hari pertama bukan, jadi semangat Hana."
Sungguh Hana benar-benar merasa lega, dari sekian banyak orang yang tidak menyukai dirinya di hari pertama kerja di devisi komunikasi, masih ada orang yang mau menyapa Hana dengan ramah.
"Iya mbak Zahra terima kasih," sahut Hana tersenyum ramah.
Memang begitu Hana jika belum kenal dengan orang dia harus disapa lebih dulu agar bisa berkomunikasi dengan baik, tadi ketika bertemu Bima laki-laki itu bicara dengan nada keras membuat Hana takut.
"Kalau ada yang ditanyakan nanti tanya saja Hana jangan sungkan."
"Iya mbak."
Alhamdulillah Ya Allah, dari banyaknya orang yang tidak menyukai ku di devisi ini masih ada orang yang mau menyapaku dengan ramah. Aku harus bekerja lebih kerasa agar tidak menyusahkan siapapun.
Hana mulai mengerjakan tugasnya dengan sangat tekun, dia begitu teliti ketika membuat sebuah proposal sebagai persyaratan divisi komunikasi.
Tampaknya bukan hanya Hana yang mengalami kesulitan dihari pertama bekerja ada beberapa teman Hana juga mengalami hal serupa bedanya mereka bukan karena reka kerja tapi pada posisi mereka saat ini.
Waktu makan siang sudah tiba semua orang didevisi komunikasi mulai meninggalkan ruangan mereka, Hana juga sudah menyelesaikan pekerjaannya.
"Hana ayo ke kantin bareng," ajak Zahra.
"Hana selesaikan dokumen ini dulu, besok sudah harus dipakai untuk perencana komunikasi agar lebih baik." Bima memberikan dua berkas sekaligus. Hana menerimanya tanpa protes sedikitpun.
"Baik pak."
"Bagus." Bima berlalu begitu saja seraya melirik tajam Zahra.
"Mbak Zahra duluan saja ke kantin aku harus menyelesaikan semua ini dulu."
"Maaf Hana mbak tidak bisa membantu."
"Santai saja mbak."
Yang lain pergi makan siang mengisi perut mereka Hana masih sibuk di depan komputernya. Sky tidak sengaja lewat melihat Hana sendirian tidak istirahat untuk makan siang.
"Apa dia tidak pergi beristirahat," guman Sky pelan tanpa didengar Toni.
"Biarkan saja Sky untuk apa memikirkannya." Sky berlalu diikuti oleh Toni mereka akan makan siang dulu.
Waktu berlalu.
Selesai makan siang semua orang sudah kembali dalam ruangan mereka masing-masing dan Hana belum mengisi perutnya masih mengerjakan dokumen yang Bima suruh tadi.
"Hana ini makan dulu walaupun kerja perut harus tetap diisi."
"Masyaallah mbak Zahra baik sekali, saya sudah merepotkan mbak Zahra."
"Jangan sungkan kamu belum makan Hana makan dulu cepat."
"Iya mbak makasih banyak." Hana melahap makanan yang dibawakan oleh Zahra.
Ya Allah mbak Zahra baik sekali, semoga Allah membalas kebaikan mbak Zahra lebih baik pagi. Hana makan sambil melihat Zahra yang sedang fokus di depan komputernya.
"Kita ada rapat siap-siap," ucap Bima memberitahu semua rekan kerjannya.
"Hana buatkan minum untuk semua orang disini."
"Bukan ada ob yang membuatkan kita minum," bukan Hana yang menjawab tapi Zahra.
"Biarkan saja Hana yang membuat minum Zahra, agar dia bisa tau kantor kita," sambung salah seorang.
"Tapi...." Zahra hendak protes lagi tapi dicegah oleh Hana.
"Tidak apa mbak aku sudah biasa membuat minum kok. Bukan masalah besar."
Zahra akhirnya mengalah, dia heran dengan teman-temannya selalu tidak suka jika ada orang baru yang terlalu kaku. Mereka sebenarnya baik tapi jika bertemu orang yang sulit berkomunikasi masuk di departeman mereka jadi seperti sekarang.
Waktu terus berlalu hingga saatnya pulang tiba. Hana akan pulang bersama yang lain tapi lagi-lagi Bima menghampirinya.
"Hana sebelum pulang kamu selesaikan berkas hasil diskusi kita tadi."
...Maaf semua lama nggak up soalnya di kampung susah sinyal, dan ada beberapa kegiatan juga. Terima kasih buat kalian yang terus nunggu kisah terbaru Hana🙏...
ttp semangat thor💪💪