Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Sembilan
Vanya keluar dari ruangan Marley dengan perasaan kesal, ia benci karna tidak berhasil membuat Marley menyentuh nya kembali. Tapi, pada saat Vanya ingin memasuki mobilnya tak sengaja ia melihat David.
“David..” Panggil Vanya, ia senang sekali bertemu dengan David disini.
“Eh ada Vanya, ada apa nih?” Tanya David, ia memang ramah kepada setiap wanita. Apa lagi David sama saja seperti Marley, merupakan seorang cassanova kelas atas.
Bahkan David pernah menghabiskan malam nya dengan tiga wanita sekaligus, itulah kebiasaan nya.
“Aku ingin bertanya, apa kau tahu tentang wanita yang dibeli mahal oleh Marley?” Tanya nya, David menggelengkan kepalanya cepat.
“Aku tahu kalau Marley membeli wanita, tapi aku tidak tahu.. Seperti apa bentuk dari wanita itu.” Jawab nya, karna Marley tidak pernah bercerita kepadanya secara langsung.
“Ada kemungkinan, jika Marley belum bosan pada wanita itu. Itu sebab nya dia acuh tak acuh kepada ku, sebentar lagi juga akan mencari ku.” Ucap nya bangga, David hanya mengangguk saja sekalipun ia ragu dengan itu.
Vanya menatap gedung yang menjulang tinggi itu, dimana ada tulisan besar Bercio Corporation. Vanya menghela napas panjang, ia sudah menyukai Marley yang merupakan partner ranjang nya.
David tersenyum tipis, “kau menyukai Marley?” Tanya nya, dengan cepat Vanya mengangguk.
“Jika kau bisa membantu ku mendapatkan Marley, maka aku akan memberi kenikmatan kepada mu secara gratis”
“Oke, aku terima tawaran itu. Aku akan menghubungi mu nanti, akan aku usahakan membantu dirimu bersama dengan Marley.” Ucap nya, tangan David meremas buah dada Vanya lalu pergi.
Vanya tersenyum sinis kala berhasil mendapatkan dukungan dari David, setidaknya pria itu yang dekat dengan Marley pada saat ini. Ia menjilat bibir nya lalu masuk kedalam mobil, memikirkan cara yang bagus untuk ia lakukan.
Sementara itu, David memasuki ruangan Marley. Ia melihat Marley yang sedang fokus bekerja dan sibuk dengan pena di tangannya.
“Seperti nya tuan Bercio sangat sibuk” Ucap nya, seketika Marley menatap ke arah nya.
“Ada apa?” Tanya nya langsung, ia tahu jika David tidak pernah datang tanpa tujuan. Pasti ada sesuatu hal yang membuat nya datang ke Perusahaan Marley, itulah kebiasaan nya selama ini.
“Aku ingin juga merasakan wanita yang kau beli di Club malam itu”
“Astaga, ternyata Katy tidak bisa menjaga sebuah rahasia.” Kata Marley, ia menyibukkan diri dengan dokumen kembali. Sekalipun ia tidak memperdulikan David, percuma menanggapi pria itu.
“Kau belum bosan dengannya?” Tanya David, ia ingin tahu siapa wanita yang sangat disembunyikan oleh Marley. Bahkan dibeli dengan bayaran yang tinggi, dan dibawa pergi dari Club. Itu yang membuat David penasaran, ia membayangkan betapa cantik nya wanita itu.
Saat David ingin berkata lagi, Alga masuk.
“Tuan, sudah saat nya untuk pergi menuju Restoran yang sudah kita reservasi. Pak Janu menunggu kita disana, sekarang juga kita akan berangkat.” Ucap Alga, Marley mengangguk mantap.
Marley merapikan dokumen yang berserakan di meja, ia tidak memperdulikan David sama sekali.
“Kau tahu, jika kau sembunyikan seperti ini. Semakin membuat ku yakin, untuk mencari nya. Mencari wanita yang telah kau beli itu, aku harus merasakan nya.” Ucap David angkuh penuh dengan rasa percaya yang tinggi.
“Lakukan kalau kau bisa.” Sahut Marley, ia berlalu pergi bersama dengan Alga. Meninggalkan David seorang diri, ia tahu tingkat keserakahan dari David. Damian adalah korban nya dulu, Marley hanya tidak ingin mempermasalahkan nya lebih jauh saja.
Di dalam mobil, Marley memikirkan David yang penasaran kepada Bintang. Ia takut jika Bintang akan ditangkap oleh David, atau bahkan Bintang akan kabur.
“Alga, setelah ini.. Aku ingin kau menjaga Apartemen ku dengan ketat. Jangan biarkan Bintang pergi seorang diri, harus ada orang yang mengawasi.” Perintah nya, Alga sampai terkejut mendengar nya.
“Baik, tuan. Akan saya lakukan, sekarang juga.”
Marley menghela napas lega, ia jadi kepikiran dengan Bintang. Ia takut Bintang di culik, sekalipun ia tidak tahu mana ketakutan nya sebenarnya.
Takut perawan Bintang diculik, atau takut jika Bintang nya yang diculik?
Marley memijat kedua ujung alis nya, beberapa hari ini Bintang memang mengacaukan pikirannya. Ia tidak tahu kenapa, terlalu cepat memang.
“Aku mengkhawatirkan Bintang, karna dia sama seperti Sarah. Tidak berdaya, aku hanya ingin menolong nya saja.” Ucap nya, Alga tersenyum mendengar ucapan Marley.
~
Bintang memasak makanan sederhana yang ia sukai, Alga telah memberinya banyak bahan makanan. Bintang makan seorang diri, Apartemen ini sangat luas jika hanya tinggal seorang diri.
Setelah selesai makan, Bintang pergi menuju balkon kamar Marley. Ia duduk sambil menikmati angin sore hari yang bertiup, rasanya sangat segar dan damai.
Bintang masih memakai kemeja putih Marley, karna baju yang dibeli oleh Alga kebesaran untuk nya. Tidak nyaman, malah lebih nyaman kalau memakai kemeja Marley.
“Sudah sore, waktunya mandi” Katanya, Bintang bersenandung kecil sambil mengambil handuk dan mengambil pakaian ganti nya.
Saat sedang asyik memilih pakaian ganti, pintu kamar terbuka. Terlihatlah Marley yang berdiri tegap didepan pintu, ia menatap intens Bintang yang juga menatap nya.
“Mandilah, aku ingin mengajak mu jalan-jalan malam ini. Dan beli pakaian baru, dan apapun yang kau inginkan.” Ucap Marley dengan tangan disaku celana nya.
Bintang tersenyum senang, ia langsung berlari menuju bathroom. Marley tersenyum melihat tingkah Bintang yang sangat menggemaskan, ia masuk ke dalam kamar.
“Aku akan meminta Hak ku secara perlahan saja, bagaimana pun ini pertama kali untuk nya. Jangan sampai aku membuat nya trauma, itu bisa bahaya.” Gumam Marley didalam hati.
Marley berbaring diatas kasur, ia memikirkan perkataan David tadi.
“Aku harus hati-hati sekarang dengan David, jangan sampai ia tahu tentang Bibin ku.”ucap nya, Marley memikirkan cara yang terbaik agar Bintang tidak terlihat oleh siapapun.
Marley jadi overthinking sendiri, biasanya ia tidak pernah seperti ini. “Aku panik, jika perawan nya hilang saja. Tidak yang lain, iya aku yakin itu.”