Dua tahun diabaikan oleh suami karena suatu kesalah pahaman yang bahkan tidak diketahuinya
Permintaan untuk perceraian oleh suami yang bahkan tidak pernah memandangnya membuat Yuna mengambil langkah berani untuk tidur dengan lelaki sewaan
Lalu apa yang akan terjadi jika gigolonya adalah suaminya sendiri?
Hanya tulisan ringan, slow update
Mohon tinggalkan komentar setelah membacanya...please🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siksaan kenikmatan
Dari kejauhan terdengar suara mesin mobil berderu kemudian berhenti, dapat Yuna lihat di gerbang mansion berhenti sebuah taksi yang kemudian keluar seseorang dengan perawakan tubuh seorang pria sempurna dari kursi penumpang. Terlihat si pria berbicara pada si sopir taksi yang berakhir dengan taksi tersebut yang kembali berjalan meninggalkan si pria sendirian di gerbang mansion. Yuna menajamkan penglihatannya mencoba untuk sekedar melihat wajah pria itu yang diyakininya sebagai gigolonya. Namun dari jarak sejauh itu ditambah dengan outfit si pria yang dominan hitam membuat Yuna sulit untuk sekedar menikmati indahnya wajah tersebut
Kemudian terlihat si pria melakukan gerakan memasang sesuatu diwajahnya lalu berbalik dan melangkah kehalaman mansion dengan wajah yang sudah tertutupi topeng. Keinginan Yuna untuk melihat wajah itu kembali pupus untuk saat ini. Yuna bergegas berbalik kedalam kamarnya dan mengambil topeng merahnya juga
"Akhirnya dia datang!" gumam Yuna dengan wajah bersemu merah. Membayangkan dirinya sebentar lagi akan melakukan hal cabul dengan gigolonya cukup membuatnya malu
" Dan aku tidak lagi kesepian sekarang..." lanjutnya lirih seraya memasang topeng merah itu di wajahnya, lalu bergegas turun ke lantai satu untuk menemui gigolonya
Dilihatnya gigolonya masuk dengan santai membuka mantel yang dipakainya karena dinginnya udara malam. Sikap gigolo itu tidak canggung sama sekali di tempat yang bisa dibilang asing dan baru pertama kalinya dia masuki, bahkan Yuna melihat sang gigolo dengan santai bertindak dan akrab dengan suasana dan tata letak mansion
Kening Yuna berkerut bingung, dia mulai merasa curiga pada si gigolo tapi untuk saat ini dia tidak bisa bertindak untuk merealisasikan kecurigaannya. Yuna butuh kehangatan si gigolo saat ini apalagi dengan udara malam yang semakin bersuhu rendah setial detiknya
Dengan anggun Yuna menuruni tangga penghubung lantai satu dengan lantai dua sembari matanya terfokus pada si gigolo yang menatap kiri-kanannya memastikan sesuatu
"Kamu datang! Tapi ini sudah sangat terlambat, tubuhku hampir membeku kedinginan." Suara Yuna mengejutkan si gigolo dan melabuhkan tatapan pada sosok Yuna yang tampil dengan tampilan menggoda malam ini apalagi dengan gerakan elegan Yuna yang berjalan anggun menuruni tangga menujunya
Dibalik topeng hitamnya, mata Aaron terpaku pada sang istri. Tidak pernah Aaron sangka istrinya ternyata seindah ini. Aaron menelan saliva-nya dengan susah payah dengan penampilan Yuna. Pakaian tipis dengan warna menyala yang Yuna kenakan sudah cukup membuatnya bergairah untuk menarik sang istri menuju ranjang segera apalagi dengan sikap menggoda yang Yuna tampilkan
Yuna menatap bingung pada si gigolo yang terdiam lalu terkekeh kecil saat matanya melihat jakun si gigolo yang bergerak naik turun pertanda kalau pria itu sedang menelan ludah. Apa Yuna harus bangga pada dirinya sendiri karena mampu membuat seorang pria tergoda pada fisiknya?
"Aku bosan, jadi tadi aku berdiri di balkon untuk sekedar melihat bulan," ujar Yuna menjelaskan kenapa dirinya bisa begitu kedinginan. Tidak ada tanggapan seperti biasa, si gigolo hanya diam tanpa mengeluarkan suaranya yang semakin membuat Yuna penasaran seindah apa suara pria yang selama ini menghabiskan malam dengannya
"Bisakah dia melihat apa maksud dari perkataanku?" batin Yuna bertanya bingung dengan reaksi si gigolo. Wanita itu tersenyum dengan tidak adanya reaksi tersebut
"Kamu masih saja diam!" seru Yuna yang kemudian menarik tangan si gigolo untuk menaiki tangga menuju kamarnya dilantai dua. Kamar yang harusnya menjadi saksi malam pernikahannya dengan Aaron kini malah digunakannya untuk berselingkuh dengan seorang gigolo
"Aku tidak bisa membaca ekspresinya karena topengnya itu, sungguh menyebalkan!" batin Yuna kembali menggerutu
Memasuki kamar tidur Yuna yang tertata dengan begitu rapi dan bersih serta udara yang begitu segar, membuat Aaron yang sedang menyamar sebagai gigolo tersadar akan satu hal, dirinya benar-benar tidak mengenal sang istri dan tidak pernah ingin mengenalnya, terbukti dari sikapnya yang mengabaikannya sang istri selama dua tahun lebih, Aaron bahkan belum pernah menginjakkan kakinya dikamar Yuna setelah pernikahan mereka. Keduanya langsung pisah kamar di malam pertama pernikahan
Yuna mendudukan diri diatas ranjangnya dan menatap pada si gigolo yang tampak kebingungan dan asing dengan kamarnya. Yuna merasa dirinya terlalu banyak berpikir tentang si gigolo yang tadi mencurigakan tapi nyatanya gigolonya ini memang terlihat kebingungan
"Apa yang kamu lakukan hanya diam saja! Lepaskan pakaianmu!" seru Yuna yang membuat Aaron tersentak dari takjubnya pada kamar istrinya itu. Dia lupa kalau malam ini harusnya menjadi malam dimana dirinya memberi hukuman pada sang istri yang telah berani dekat dengan pria lain disaat dirinya bahkan seribu kali lebih baik dalam hal apapun dengan laki-laki yang ditemui istrinya
Tangan Aaron bergerak melepaskan kancing demi kancing kemejanya hingga memperlihatkan dada bidang, otot abdomen, dan lengan kokohnya yang tentu saja tindakannya itu tidak luput dari tatapan liar sang istri yang tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya malah terkesan menikmati suguhan binalnya
"Wuah! Kau memiliki tubuh yang indah!" ujar Yuna sembari menjilat bibirnya menggoda. Dia bersikap layaknya wanita dominan malam ini tanpa tahu kalau yang dihadapinya saat ini adalah macan kelaparan yang sedang dipenuhi emosi
Setelah melepas seluruh penutup tubuhnya hingga kini yang tersisa hanyalah tubuh polos yang dihiasi otot-otot menggodanya, Aaron mendekat pada sang istri yang tersenyum menggoda seakan sangat menantikan dirinya mendekat
"Jangan sampai kau pingsan lagi malam ini!" batin Aaron sembari menggapai tengkuk sang istri dan menciumnya brutal, sedang tangan lainnya bergerak cepat membebaskan kain penutup pada tubuh sang istri
"Ahh...pelan-pelan..." pekik Yuna saat tangan kasar si gigolo menggapai gundukan kembarnya dengan frontal. Apa lagi kali ini? Kenapa Yuna merasakan emosi yang sama kembali hadir pada si gigolo seperti saat dirinya disetubuhi dengan kasar waktu itu
Seakan tuli, si gigolo bergerak liar tanpa peduli dengan pekikan Yuna. Memarik kasar kain.yang tersisa pada tubuh Yuna hingga tidak peduli jika kain itu nantinya tidak lagi berguna untuk dipakai oleh Yuna
"Ach lagi...sebelah sana...eum.." Yuna menggeliat dalam permainan liar si gigolo. Memekik dalam kenikmatan yang tercipta. Tidak mau mendengar ocehan Yuna, si gigolo bergerak cepat membungkam kembali bibir Yuna dengan ciuman kasarnya, tidak peduli jika besoknya bibir itu akan membengkak
Tidak mau terima kalah begitu saja, Yuna bergerak menggantikan posisi menindihi si gigolo. Bibirnya naik tersungging sebuah senyuman
"Aku tidak tahu apa yang membuatmu bersemangat sekali? Tapi aku suka," ucap Yuna sembari memposisikan wajah pada leher si gigolo dan menggigitnya keras hingga timbul bercak kemerahan di leher satin itu
Aaron hanya mampu terkejut dengan apa yang sedang terjadi. Yuna berubah sangat liar sekarang, dan sekarang pandai memuaskan. Tidak seperti saat pertama kali dulunya. Istrinya sekarang sangat berpengalaman dalam memuaskan lawan jenis dan Aaron harus mengakui siapa guru sang istri yang telah membuat Yuna sedemikian rupa. Itu adalah dirinya sendiri dalam bentuk gigolo
Tidak ingin larut dalam ketakjubannya pada perubahan sang istri, Aaron bergerak kembali mendominasi permainan. Melakukan apapun hal liar pada tubuh sang istri yang belum pernah terbayang di pikirannya
pergumulan itu terus terjadi hingga beberapa lama kemudian keduanya sampai pada puncaknya. Yuna terkulai lemas tak berdaya, dia benar-benar disiksa dalam kenikmatan, dan itu sukses membuat senyum penuh kepuasan di wajah Aaron
Aaron baru saja hendak menyingkir dari sang istri saat matanya menangkap benda berkilau di jemari manis sang istri
"Berlian!" batinnya menduga dan tentu saja dugaannya tepat sasaran. Itu sungguhan cincin berlian yang melingkari jemari Yuna dan tidak mungkin istrinya itu mampu membelinya dengan penghasilannya yang tidak seberapa kecuali itu adalah pemberian seseorang, dan pikiran Aaron langsung tertuju pada satu-satunya pria yang pernah dilihatnya dekat dengan sang istri, Ivan Bonnie
"Sial! Aku ingin memotong jemari itu..." batin Aaron mengumpat kesal, lalu kembali bergerak menggapai tubun polos Yuna dengan kasar. Tidak peduli jikapun Yuna akan memohon ampun setelah ini, Aaron akan membuat Yuna mengingat dirinya untuk selamanya walau dia tidak tahu, apa alasan dia harus melakukan semua ini pada sang istri
Benarkah dirinya memang telah jatuh cinta pada Yuna?
.
.
.
Untuk seluruh pembaca cerita saya...kalian boleh komentar seburuk apapun dan juga sejelek apapun pada cerita saya ini tapi tolong jangan berikan rate bintang 1...kalau kalian tidak suka kalian skip saja, jangan dibaca🙏
Saya sadar cerita saya jauh dari kata bagus apalagi penulisannya yang masih sangat amburadul... Untuk itulah kenapa saya selalu minta kritik dan saran dari pembaca saya
Jika ada yang bilang saya penulis yang baperan dan ngemis kasihan, kalian benar!! Jadi tolong skip saja cerita jelek ini jika tidak suka, jangan tinggalkan rate bintang 1
Terima kasih🙏