Demi masa depan, Tania Terpaksa menjadi wanita simpanan dari seorang pria yang sudah beristri. Pernikahan Reyhan yang di dasari atas perjodohan, membuat Reyhan mencari kesenangan diluar. Namun, dia malah menjatuhkan hatinya pada gadis yang menjadi simpanannya. Lantas, bagaimana hubungannya dengan Kinan, dan rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Diana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Toni, teman Tania.
“Belum, Tuan. Masih saya usahakan. Pemiliknya masih belum mau melepas propertinya.”
Kim yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya. Kini dia beralih pandang pada Reyhan yang masih menatap langit- langit apartemen.
Terdengar helaan nafas kasar dari Reyhan. Kim tahu jika tuannya ini tidak suka dengan jawaban Kim.
“Apa anda ingin saya mencari apartemen yang lain, Tuan?” Tanya Kim. Ia memberi solusi lain, pasalnya. Pemilik apartemen itu juga pengusaha kaya. Menjual properti sama saja membuang investasi buatnya.
“Tidak. Paksa pemilik lantai apartemen itu. Bukankah dia dari perusahaan XNX, saham kita kan ada disana, ancam dia dengan itu.” Reyhan tetap kekeh. Pasalnya, Tania juga tidak mau jika pindah lebih jauh.
Kim memicingkan mata, perkataan Reyhan barusan sangat tidak menggambarkan Reyhan. Dia sangat pantang dan anti mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Tapi lihat dia sekarang, bahkan dia sendiri telah melanggar sumpah dan peraturan yang bahkan tertulis di perusahaannya.
“Tuan. Apa anda yakin?” Kim bertanya memastikan, benarkah Dia harus melakukan itu? Ancaman untuk rekan bisnis itu bisa jadi sebuah boomerang. Meskipun Perusahaan Reyhan yang terbesar, tapi jika perusahaan- perusahaan kecil bersatu untuk menjatuhkan nya, itu tidak mungkin tidak terjadi kan?
“Hem. Lakukan apapun untuk mendapatkan lantai itu. Aku tidak yakin apa bisa bersabar lagi jika melihat pemuda itu berinteraksi dengan Tania.” Reyhan masih menyelidiki siapa pemuda itu dan apa tujuannya. Jika dia melihat ada hal yang tidak biasa dari pemuda itu, Reyhan tidak akan segan- segan menghabisinya.
“Baik, Tuan.” Kim sudah tahu harus berbuat apa, Reyhan sepertinya serius dengan ucapannya.
Sebagai orang yang sudah lama bersama Reyhan, Kim jelas tahu perubahan yang terjadi pada Bosnya itu. Meskipun dia hanya Sekretaris. Reyhan tidak segan jika harus menceritakan hal pribadinya pada Kim. Kim sudah di anggap teman oleh Reyhan, hanya saja Kim tidak berani terlalu santai dengan Reyhan.
“Tuan. Nyonya Kinan kemarin menghubungi saya, dia meminta agar kartu tanpa batasnya dikembalikan,” Kim memberitahukan tentang keresahannya. Pasalnya beberapa hari ini dia terus di teror Kinan.
“Hem, kembalikan saja. Aku rasa dia sudah tahu konsekuensinya jika mengusik Tania.” Reyhan mengangkat satu tangannya, lalu ia menutupi wajahnya dengan lengan.
Kali ini Reyhan memaafkan Kinan, meskipun dia sudah mengancam, tapi Reyhan yakin jika Kinan pasti jera karena kartunya sempat ia blokir.
“Baik, Tuan. Nanti saya hubungi pihak Bank.” Kim mau tidak mau harus terlibat dalam hubungan rumit Reyhan. Sampai dia sendiri tidak sempat dengan percintaannya sendiri.
Di dalam kamar…
Setelah Tania selesai makan, dia langsung berendam air hangat di dalam betap. Tubuhnya yang pegal terasa sedikit rileks. Tania tidak mau mandi terlalu lama, dia pun langsung membilas tubuhnya di bawah shower. Lalu mengeringkan tubuh dan rambutnya masih menggunakan bathrobe.
Selesai berpakaian, Tania keluar kamar, menuju dapur. Itu artinya dia harus melewati ruangan tempat Reyhan dan Kim berada. Disana, Tania melihat Reyhan yang dengan posisi bersandar dan menutup wajahnya dengan lengan.
Meskipun hanya terlihat sedikit, tapi wajah tampan Reyhan tidak bisa di sembunyikan. Reyhan terlihat sangat lelah, atau sedang memikirkan suatu hal. Sedangkan Kim sedang fokus dengan laptopnya.
Kim dan Reyhan seumuran, tapi Reyhan lebih tinggi. Kim berkulit sedikit tan sedangkan Reyhan putih. Keduanya memiliki darah campuran. Jadi, tidak salah jika keduanya memiliki wajah yang tampan, tubuh tinggi dan rahang yang tajam.
Tania membuka pintu kulkas, ia sedikit tercengang. Kulkasnya penuh dengan minuman dan makanan. Sebagian kesukaan Tania, sebagian lagi makanan sehat yang harus di makan. Pilihan Reyhan pastinya.
“Wah. Apa dia yang berbelanja?” Guman Tania. Lalu ia mengambil satu cup es kopi kesukaannya.
Tania menenggak es kopinya, lalu menutup pintu. Seketika dia terbatuk, Reyhan menatapnya dengan tajam membuat Tania kaget hingga tersedak.
Sejak kapan dia melihat kesini. Batin Tania. Dia memukul- mukul dadanya.
Tania berjalan, ingin kembali ke kamar. Langkahnya terhenti saat Reyhan memanggil namanya.
“Tania,” panggil Reyhan. Tania menengok “Kemarilah.”
“Iya, Mas,” Tania menghampiri Reyhan yang masih duduk di sofa.
Tania duduk persis di samping Reyhan. Pria itu langsung memeluk pinggang Tania.
“Kau masih lapar?” Tanya Reyhan. Ia menjatuhkan kepalanya di pundak Tania.
“Enggak. Aku hanya ingin minum kopi.” Tania menunjukan es kopi yang di pegangnya.
“Hem.”
“Itu isi kulkas Mas yang beli, ya?” Tania masih penasaran dengan isi kulkasnya.
Reyhan mengangkat kepalanya, “memangnya aku se kurang kerjaan itu?” jawab Reyhan dengan bersungut- sungut.
Haha, benar juga. Buat apa dia harus sampai membuang waktu untuk berbelanja isi kulkas. Meskipun Reyhan senang memasak, tapi dia selalu menyuruh orang kepercayaannya untuk belanja.
“Maaf- maaf. Aku mau kembali ke kamar, Mas. Besok aku mulai masuk kuliah.” Tania harus segera tidur agar besok dia bisa bangun pagi.
“Hem. Tidurlah, nanti Mas menyusul.” Reyhan melepas tangannya pada pinggang Tania.
Gadis itu langsung berdiri. Dia membawa es kopinya, dia ingin bangun pagi tapi dia minum es kopi.
Saat masuk ke kamar, Tania membuka laptopnya. Ia membuka email yang tidak ia buka sama sekali saat pulang kampung. Bahkan dia tidak mengaktifkan nomor yang menyimpan kontak teman kuliahnya, dia hanya berhubungan dengan Reyhan.
Ternyata banyak sekali Email yang masuk dari Toni, dia mengirim beberapa materi yang telah terlewat saat Tania pulang kampung. Juga dia mengirimkan tugas- tugas yang diberi oleh dosen.
[Aku mengumpulkan tugas pak Mindra atas namamu. Aku menghubungimu tapi nomormu tidak aktif.] Pesan dari Toni.
Pak Mindra merupakan dosen killer, dia tidak pandang bulu. Siapapun yang tidak patuh dengan tugasnya, maka akan diberikan nilai yang buruk.
Bersyukur Tania punya teman seperti Toni. Jika tidak, mungkin dia akan mendapat nilai E dan harus mengulang tahun depan.
Tania mengambil ponselnya di laci, lalu ia hidupkan ponsel itu. Benar saja, ada begitu banyak panggilan dan pesan. Beberapa ada yang dari Sekar.
[Tania, aku minta tolong, ya. Tolong berikan orang tuaku hadiah. Nanti aku kirim ke alamatmu, katakan saja oleh- oleh darimu.] Pesan dari Sekar. Dia menghubungi Tania beberapa hari lalu. Jika tidak salah ingat, itu hari kedua Tania di kampungnya.
“Ah, bagaimana aku lupa memberikan Sekar nomor ini.” Tania merutuki kebodohannya. Jika saja dia memberikan nomornya pada Sekar. Dia pasti bisa memberikan hadiah untuk orang Tua Sekar. Dan bodohnya Dia melupakan orang Tua sahabatnya.
[Sekar, maafkan aku. Aku tidak membawa ponsel saat pulang kampung kemarin, dan aku baru saja membuka pesan darimu. Maaf.] Balas Tania pada pesan Sekar. Dia berharap sahabatnya itu tidak marah.
Besok aku akan minta maaf secara langsung di kampus. Batin Tania.