NovelToon NovelToon
Simpanan Tuan Anjelo

Simpanan Tuan Anjelo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:47k
Nilai: 5
Nama Author: Ama Apr

Zeona Ancala berusaha membebaskan Kakaknya dari jeratan dunia hina. Sekuat tenaga dia melakukan segala cara, namun tidak semudah membalikan telapak tangan.

Karena si pemilik tempat bordir bukanlah wanita sembarangan. Dia punya bekingan yang kuat. Yang akhirnya membuat Zeona putus asa.

Di tengah rasa putus asanya, Zeona tak sengaja bertemu dengan CEO kaya raya dan punya kekuasaan yang tidak disangka.

"Saya bersedia membantumu membebaskan Kakakmu dari rumah bordir milik Miss Helena, tapi bantuan saya tidaklah gratis, Zeona Ancala. Ada harga yang harus kamu bayar," ujar Anjelo Raizel Holand seraya melemparkan smirk pada Zeona.

Zeona menelan ludah kasar, " M-maksud T-Tuan ... Saya harus membayarnya?"

"No!" Anjelo menggelengkan kepalanya. "Saya tidak butuh uang kamu!" Anjelo merunduk. Mensejajarkan kepalanya tepat di telinga Zeona.

Seketika tubuh Zeona menegang, mendengar apa yang dibisikan Anjelo kepadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ama Apr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

Butiran bening berjatuhan bersamaan dengan kucuran air dari shower yang membasahi badan. Berdiri mematung dengan tatapan kosong melongpong.

"Kamu itu wanitaku, Zeona! Dan aku sudah memperingatkan kepadamu, jauhi Alden! Tapi kamu tidak menghiraukan laranganku! Kau kira aku tidak tahu bahwa kemarin selepas menemuiku, kau malah pulang bersama anak ingusan itu! Aku tahu! Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri! Camkan ini baik-baik! KAU SELAMANYA AKAN MENJADI MILIKKU! MENJADI BUDAKKU! SUKA ATAUPUN TIDAK SUKA. KARENA ITU SUDAH SANGAT JELAS TERTERA DI PERJANJIAN YANG KITA SEPAKATI. DUA MILYAR, KAKAKMU BEBAS DARI HELENA DAN KAU MENJADI BUDAKKU SELAMANYA! KAU TAK PUNYA HAK UNTUK PERGI DARIKU. SELAMA AKU MASIH MEMBUTUHKANMU, KAU HARUS TETAP ADA DI SISIKU. JIKA AKU SUDAH BOSAN, MAKA BARULAH KAU BOLEH PERGI MENINGGALKANKU!"

Kata-kata Anjelo tadi malam terus berdenging di telinga Zeona. Semua perlakuan kasar Tuan kaya raya itu berkelebatan di dalam ingatan. Bagaimana Anjelo mengerjainya dengan sangat liar dan keras.

"Ini adalah hukuman untukmu, Zeona. Karena kau tak mendengarkan laranganku! Jika kau masih terus berdekatan dengan Alden atau lelaki manapun itu, aku akan men*durimu jauh lebih brut*l dari ini! Ingatlah ... kau itu milikku!"

Yang awalnya tak bersuara, kini pecah mengangkasa. Zeona meratap tersedu mengingat semua perkataan kasar Anjelo.

Dia mengira Anjelo mulai peduli padanya dan hubungan suami istri di antara mereka akan berlangsung layaknya hubungan suami istri pada umumnya meski sembunyi-sembunyi, tapi perkiraan itu melenceng sangat jauh.

Harapan Zeona terlalu mustahil untuk menjadi nyata. Peristiwa semalam menjadi tamparan keras bagi dirinya, bahwa dia hanyalah pem**s nafsu untuk Anjelo. Tidak lebih dan hanya itu.

"Ssshhh ... huuu!" Zeona mengakhiri ratapannya. Dia mematikan shower. Mengusap wajah dengan kedua telapak tangan. Berjalan pelan ke arah handuk yang ada di rak dekat wastafel.

Jalannya pelan dan sedikit mengangkang karena perbuatan Anjelo semalam. Membuka pintu kamar mandi, Zeona mendapati Anjelo sudah berpakaian rapi.

Lelaki itu bergeming. Membenarkan letak dasinya yang menurut Zeona sudah terlihat sangat rapi.

"Cuci seprai, sarung bantal dan bajuku. Serta bersihkan kamar ini. Setelah itu, kau baru boleh pergi!" Suara berat Anjelo menusuk gendang telinga Zeona.

"B-baik, Tuan."

Tak ada tanggapan. Anjelo langsung pergi dari hadapan Zeona.

Setelah kepergian lelaki itu, Zeona tertunduk lesu di tepi ranjang. Meremas dadanya yang terasa sesak. "Tuhan ... kapankah aku dan kakak hidup bahagia?"

*****

"Mi, Papi kapan pulang dari Bali?" Alden memasukan roti ke dalam mulutnya setelah bertanya demikian pada sang ibu yang juga sedang menyantap sarapannya.

"Besok. Kenapa emang? Mau minta dibeliin oleh-oleh?" Marina balik bertanya setelah menjawab pertanyaan putra bungsunya.

"Nggak. Aku cuma nanya aja," sahut Alden.

Bibir merah menyala Marina membulat bagai huruf O.

"Mi ..."

"Apa?" Marina menatap wajah Alden.

Alden membuka mulut lalu menutupnya kembali. Ada keraguan yang terpancar dari wajah tampannya.

"Kamu mau bicara apa?" Menyadari anaknya ragu-ragu untuk buka suara, Marina pun mengulang pertanyaannya.

Tercengirlah Alden. Dia menggaruk batang hidungnya. "Gini Mi, di salon Mami ada lowongan pekerjaan nggak?"

Marina langsung mencurengkan alis mendengar pertanyaan dari anak bungsunya. "Buat apa kamu nanyain lowongan pekerjaan? Kamu mau kerja di tempat Mami?" Bukannya menjawab, Marina malah melemparkan pertanyaan balik pada Alden.

"Buat temenku, Mi. Dia lagi nyari kerja. Kasihan udah melamar ke sana ke mari tapi belum dapet juga."

Semakin mencureng alis badai Marina. "Temen kamu yang mana Al? Setahu Mami, semua temen kamu itu anak orang kaya. Mana ada mereka butuh pekerjaan."

"Buat Zeona, Mi. Gadis yang waktu itu aku kenalin ke Mami dan Papi pas pesta ulang tahunku." Alden menjelaskan.

Marina nampak berpikir dan detik selanjutnya dia membulatkan mata. "Ya Mami ingat. Gadis yang pake dress biru kumal?" sarkas Marina bergidik geli.

"Mi, jangan bicara gitu dong. Zeona itu sahabat terdekatku. Dibandingkan dengan teman-temanku yang lain, Zeona adalah orang yang paling tulus." Alden membela Zeona. Hatinya sedikit sakit mendengar ibunya menghina penampilan Zeona.

Marina mengangkat bibir atasnya. "Kamu itu jangan terlalu polos, Al. Mami yakin, di balik ketulusannya, pasti ada rencana besar yang tersembunyi. Dia pasti mau numpang hidup sama kamu!" tuduh Marina dengan wajah kesal.

"Mami apaan sih?" Wajah Alden terlihat memerah. "Selalu saja suudzon sama orang yang ada di bawah kita!" dengus Alden tidak suka.

"Mami bukan suudzon, Al. Tapi itu semua sesuai fakta. Kamu lupa sama apa yang terjadi dengan Papi kamu. Sahabatan sama orang miskin. Dikasih pekerjaan dan kepercayaan. Ujung-ujungnya apa, Al. Si Darsim sontoloyo itu malah bawa kabur uang perusahaan dan karena dia, kita hampir saja jatuh miskin. Untungnya, ada kakak ipar kamu dan ibunya. Coba kalau nggak ada mereka ... udah jadi gelandangan kita. Tidur di kolong jembatan dan hidup luntang lantung jadi pemulung. Ihhh ... amit-amit!" Marina mengakhiri ocehan panjang lebarnya dengan gidikan ngeri.

Setiap mengingat masa sulitnya waktu itu selalu membuat Marina gemetaran dan sesak napas.

"Tapi tidak semua orang miskin seperti Om Darsim, Mi. Masih bany--"

"Udah! Udah!" Marina menyela ucapan Alden dengan cepat. "Nggak usah ngomongin orang miskin lagi! Mami nggak suka. Mami trauma!" Marina beranjak dari kursinya dan berlalu dari meja makan.

Meninggalkan Alden yang tertunduk lesu di tempatnya. Niat baiknya untuk menolong Zeona tidak terlaksana.

"Baru berteman dengan orang miskin saja sudah diceramahi panjang lebar sama Mami. Bagaimana kalau aku ditakdirkan menjalin hubungan cinta dengan Zeona? Mami pasti akan murka dan mungkin akan memarahiku selama tujuh hari tujuh malam." Alden mendesah panjang. 

"Ya Tuhan ... sesulit inikah kisah cinta si kaya dan si miskin? Perjuangannya berasa mau merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda. Ckk!" Alden menggusak rambutnya dengan kasar. 

"Belum tentu juga Zeona mau menerima cintaku. Tapi dilihat dari sorot matanya, dia sepertinya juga cinta sama aku." Senyum kecil terbit di bibir Alden. Dia mengangkat tangan kirinya, di mana ada gelang hadiah ulang tahun dari Zeona terpasang di sana. Merundukkan kepala, Alden menciumi gelang tersebut. "I love you, Zeona. Suatu saat nanti, aku akan menyatakan perasaanku kepadamu. Semoga jika hari itu tiba, kamu langsung mengatakan 'iya'." Tertawa-tawa sendiri Alden membayangkannya.

*****

"Pak Yudis, semoga kerja sama kita berjalan lancar!" ucap lelaki berkacamata sambil menjabat tangan Yudis Prawira.

"Iya, Pak Made." Yudis menanggapi. "Kalau begitu saya pamit mau kembali ke hotel. Terima kasih atas jamuan sarapannya," kata Yudis tersenyum kecil.

"Sama-sama, Pak Yudis. Selamat beristirahat!"

Yudis keluar dari resto tersebut. Menengadah ke atas memandangi indahnya langit Bali di pagi hari. Menurunkan kembali pandangan.

Pendar matanya berlarian. Menangkap lalu lalang orang-orang yang mulai beraktivitas. Karena jarak resto dan hotel cukup dekat, Yudis memutuskan untuk berjalan kaki sambil menikmati suasana pagi yang asri. Senyum ceria membingkai wajahnya.

Perlahan tapi pasti, senyum itu luruh dari wajah Yudis Prawira ketika kedua matanya menangkap pemandangan yang meremukkan jiwa dan raganya. 

1
Wanda Ani
kak cerita nya seru bgt sukaaaaa
Ama Apr: Makasih Kk🥰
total 1 replies
Desli Gunde
next
Ama Apr: Besok ya Kk
total 1 replies
Desli Gunde
bagus
Ama Apr: Makasih Kk🥰
total 1 replies
Su Santi
sedih
Ama Apr: Makasih Kk
total 1 replies
Su Santi
air mataku tak berhenti bacanya
Ama Apr: 🥺 makasih Kk sudah ikut merasa sedih atas kepergian Zalina
total 1 replies
Badri A54
lanjut torr aduhh baperr
Ama Apr: Makasih Kk
Besok ya🥰
total 1 replies
partini
holang kayah kehabisan baterai mau keluar negri lagi
lanjut Thor
Ama Apr: Hahaha
ada udang dibalik bakwan Kak🤣
Siap, besok ya
total 1 replies
partini
dag Dig dug nih Thor lanjut pls
Ama Apr: Besok ya Kak🥰
total 1 replies
partini
jangan di bikin lompat 5 th kedepan ya Thor dah banyak cerita seperti itu
Ama Apr: Haha, tidak Kak
Nggak kepikiran ke arah sana kok😅
total 1 replies
partini
ceritanya bikin makin penasaran
Ama Apr: Makasih Kk
total 1 replies
partini
lampir datang lanjut Thor
Ama Apr: Besok ya Kak
total 1 replies
partini
lanjut ,cuma video bertemu Kurang YESS deh toh
Ama Apr: Haha, besok dilanjut lagi Kak yg gurih gurih nyonyy nya🤣
partini: kurang gurih😁😁😁
total 3 replies
ikamel
bagus ceritanya
Ama Apr: Terima kasih Kak🥰
total 1 replies
Wanda Ani
lamjut kakaka
Ama Apr: Besok ya Kak🥰
total 1 replies
partini
👍👍👍
partini
makin menarik
Ama Apr: Makasih Kk🥰
total 1 replies
اختی وحی
jngn dibikin muter² thor, emaknya malah dibikin bodoh
Ama Apr: Nanti juga dia sadar sendir. Biasalah Bu Indi masih syok kan dia sayang banget sama Vivian
total 1 replies
Wanda Ani
ayo kak lanjut lagi yg buanyak hehehe
seru
aku zuka
Ama Apr: Siap Kk🥰
Makasih
total 1 replies
partini
ga sabar nunggu besok
Ama Apr: Makasih Kk🥰
total 1 replies
partini
penasaran lanjut Thor 👍👍
Ama Apr: Siap, besok ya Kak/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!