Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beneran atau Sandiwara???
"Mia sudah aku putuskan. " kata Sisie dengan mata berbinar.
"Apa? "
"Kau akan menggoda Arsen, dan aku akan menggoda Ben. Dia sangat tampan Mia, aku akan mengejarnya dan memilikinya. "
Mia langsung tersedak setelah mendengarkan ucapan sahabatnya itu. Dia tidak percaya, Sisie akan berkata seperti itu.
"Kamu serius? "
"Iya, sudah.. ayo sekarang kita pulang dulu. Ini aku sudah memilihkan sebuah gaun untuk untuk menggoda suamimu. "
Sisie menyodorkan sebuah gaun satin berwarna coklat susu yang sangat minim, dengan tali spagetti dan belahan dada terbuka.
"Sie kamu nggak salahkan pilihin aku baju seperti ini? " tanya Mia saat melihat baju tidurnya yang sangat kekurangan bahan.
"Enggak, ini masih biasa aja, masih sopan tau kalau cm buat mancing dia doang. Nanti kalau dia udah kepancing kita akan beli yang lebih transparan. "
Mata Mia terbelalak saat mendengarkan ucapan Sisie. Seperti ini dia bilang sopan? Gimana yang transparan.
Saat mereka sampai di kasir, Mia akan membayar baju laknat itu, tapi Sisie malah melarangnya.
"Ga usah, biar aku aja yang bayar. Anggap ini sebagai hadiah ulang tahun pernikahanmu. Aku kemarin belum sempat ngasih kamu apa-apa. Karena masih nggak percaya kalau kamu beneran udah nikah. Tapi sekarang aku percaya kok. " Kata Sisie sambil nyengir kuda dan memberikan kartu kredit nya kepada kasir. "
"Ini mahal lho, Sie... aku jadi nggak enak. "
"Udah nggak apa-apa, santai aja lagi. "
Setelah melakukan pembayaran Mia dan Sisie keluar dari toko pakaian dalam. Mereka memutuskan untuk berkeliling mall sebelum pulang ke rumah. Keluar masuk toko dan melihat-lihat barang tanpa membelinya.
Tanpa mereka sadari sedari tadi ada sepasang mata yang mengekori kemana mereka pergi, dan apa yang mereka lakukan. Seulas senyum tipis terukir, disudut bibir orang itu.
Saat di sebuah toko aksesoris, Mia berhenti dan ingin membeli sesuatu.
"Sie gelang ini bagus nggak?"
"Bagus." Jawab Sisie singkat sambil melihat gelang lainnya.
"Aku beli tiga ya, buat aku, kamu sama Aldo. Sebagai permintaan maafku kepadanya karena sudah menghilang dari hidupnya. " Kata Mia sambil terkekeh.
"Boleh. Besok kita akan janjian bertiga, saat itu sebaiknya kamu minta maaf sama dia karena sudah menghilang, sebelum dia marah sama kamu. Dan tidak akan membiarkanmu pergi lagi. Dia kelimpungan tau, saat kamu ngilang, Mi. "
"Ya udah deh, aku ambil ini sebagai tanda permintaan maafku. "
Percakapan ambigu kedua wanita itu membuat senyum di bibir orang itu menghilang, karena tanpa sengaja dia mendengarnya saat akan menemui Mia.
"Aldo? siapa dia? "
"Sie ayo, kita bayar. Aku mau pulang, belum nyalain lampu juga. Aku kan takut gelap, Sie. "
"Nanti aku anterin sampai kamu nyalain lampu, repot amat. " sungut Sisie tapi dia juga mengikuti Mia membayar gelang yang dibelinya.
"Bagus banget ini, untuk siapa?" tanya Sisie penasaran.
"Ada deh, untuk orang spesial pokoknya. Bagus ya? "
"Iya bagus, pasti buat Aldo. "
Sisie yang sebenarnya tau ada Arsen di sana malah memancing Arsen. Dia ingin tau bagaimana respon Arsen saat Mia dekat dengan pria lain.
"Sok tau... " ketus Mia.
"Ya, siapa lagi yang deket sama kamu kalau bukan si Aldo. Dia kan selalu ngejar-ngejar kamu dari dulu, Mi. Mungkin saat Kamu kembali ini, dia bakal ungkapin perasaannya sama kamu. "
Sisie terus memancing Arsen yang sepertinya sejak tadi mencuri dengar percakapannya dengan Mia. Tapi raut wajah Arsen sungguh tak terbaca.
"Kamu ini ngomong apa sih, Sie. Nggak jelas banget. "
"Yey, dibilangin nggak percaya. Aldo itu cowok normal, yang suka sama cewek cantik seperti kamu, Mi. Siapa sih yang nggak suka sama kamu, kakak tingkat aja banyak yang suka, tapi sayang kamu nya aja yang nggak peka. "
Sisie semakin membakar genderang perang antara Mia dan Arsen. Sebelum pasangan Arsen yang gantengnya naudzubillah itu datang dan mengajaknya keluar dari sana.
"Sie sebenarnya kamu ini ngomong apa sih. Dari tadi ngomongnya nggak jelas. Kamu sudah minum obat apa belum? " Omel Mia kepada sahabatnya itu.
Setelah membayar di kasir, Mia segera menarik tangan Sisie agar segera keluar dari sana." Kita cari makan. Aku mau bawa pulang aja, aku ingin sampai rumah tepat waktu, Karena aku ingin menepati janjiku pada Arsen. "
"Iya... iya istri sholeha. "
Mia dan Sisie keluar dari mall itu, dan mencari makan untuk Mia. Sebelum mengantarnya pulang.
°
°
Di sebuah restoran, di ruang privat. Tampak dua orang pria sedang menikmati makanannya dalam diam, tanpa ada yang bersuara sampai salah satu dari mereka membuka mulutnya.
"Bagaimana? Apa kau menikmati pernikahanmu? " tanya Ben sambil mengusap mulutnya dengan tisu.
Arsen hanya menganggukkan kepalanya.
"Tadi pagi aku sengaja kerumahmu dan bertemu dengan istrimu. Dia sangat cantik."
"Ya, dia memang sangat cantik, polos dan dia mau menikah denganku walau aku mengatakan kepadanya kalau aku adalah seorang gay. "
"Demi uang? "
"Demi menebus rumah peninggalan kedua orang tuanya. "
"Apa kau sudah tertarik padanya?" Tanya Ben penasaran.
"Dia baik, tulus. Bahkan dia rela memberikan sesuatu yang berharga bagi seorang wanita padaku walau tanpa cinta, hanya demi memberikan seorang cucu untuk orang tuaku. " Arsen mengingat ucapan Mia tadi malam.
Ben mengernyit mendengarkan ucapan Arsen. "Apa kau sudah menyentuhnya? "
Arsen menggeleng. "Aku masih belum berani menyentuhnya."
Ben mengangguk mengerti, lalu tersenyum sinis "Sampai kapan? kita akan seperti ini? Aku sangat tampan dan kau juga tampan, Jika bagi pasangan sesama jenis mungkin kita benar-benar akan menjadi pasangan yang serasi. Tapi... "
Mereka berdua tertawa bersama.
"Yah, kita memang sudah terkenal dengan hal itu, pasangan sesama jenis yang sempurna. Biarkan saja mereka berpendapat seperti itu. Aku tidak ingin wanita itu datang lagi padaku dan merengek ingin kembali kepadaku saat aku sudah berkuasa dan melupakan apa yang telah dia lakukan padaku waktu itu. "
"Ya, wanita-wanita seperti itu memang harus diberikan pelajaran. Memangnya siapa yang mau kembali dengan wanita yang sudah melukai hati kita untuk kedua kalinya. Itu terlalu mustahil. "
"Kau benar, lalu kau sendiri bagaimana, Ben? Apa wanita itu masih mendekatimu? "
"Ya, dia sangat menjijikkan. Bahkan saat aku menunjukkan foto mesra kita saat liburan bersama dia tidak percaya dan mengatakan kalau aku bohong."
"Cih, dasar wanita tidak tau diri. "
"Ya, kau benar. Dia sangat tidak tau diri. Sekarang, ayo tanda tangani kesepakatan bisnis kita."
Ben segera menyodorkan berkas dihadapan Arsen. Sebuah kesepakatan bisnis tentang pembuatan Villa dan penginapan di Bali. Arsen segera menandatangi tanpa pikir panjang karena dia sangat mempercayai Ben.
"Sudah...Senang bekerjasama dengan anda, Tuan Ben Adam."
" Senang juga bekerja sama dengan anda Tuan Arsen. "
Mereka berdua saling berjabat tangan dan berpelukan sambil menepuk-nepuk punggung satu sama lain.
"Partner bisnis dan partner kekasih yang sempurna. " ucap Arsen kemudian.
"Anda benar tuan Arsen. Kita akan melakukan ini sampai kita benar-benar mendapatkan seseorang yang mampu menggetarkan hati kita. Dan benar-benar tulus mencintai kita. "
"Tentu saja, sesuai kesepakatan awal kita sebagai pasangan gay. " Ucap Arsen sambil memeluk tubuh Ben lagi dan tersenyum lebar begitu juga Ben melakukan hal yang sama seperti apa yang Arsen lakukan.
Mereka berdua sepertinya sangat bahagia karena sudah berhasil membohongi dunia.
(termasuk para readers)
🏃♀️....🏃♀️....🏃♀️....🏃♀️....🏃♀️....🏃♀️....🏃♀️....🏃♀️....🏃♀️...🏃♀️
PLEASE TOR CERITA NYA BEN DAN SISIE