Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEDANG PERGI
Logan kembali berkumpul bersama Vin dan Richard di sebuah klub malam. Kepalanya yang pusing dan penat, membawanya kembali ke tempat itu.
Pintu ruang VIP di mana mereka berada kembali terbuka. Tampak tuga orang wanita dengan pakaian sekssi masuk ke dalam. Laura yang melihat kehadiran Logan di sana pun langsung melangkah lebar dan menempatkan dirinya di sebelah Logan.
“Apa kabarmu, Log? Aku merindukanmu,” bisik Laura dengan nada bicara yang begitu sensuual.
Namun, lagi dan lagi … tak ada rasa sama sekali di dalam diri Logan. Anacondanya seakan mati rasa dan tak bereaksi seperti dulu.
Aku bisa gila jika seperti ini. - batin Logan.
Laura mulai membuka kancing kemeja Logan satu demi satu, kemudian memasukkan tangannya hingga menyentuh dadda bidang yang penuh otot milik Logan. Laura kembali terbayang malam panasnya yang pernah ia rasakan bersama Logan dan ia ingin mengulanginya.
“Ahhh, Log,” hanya dengan menyentuh tubuh Logan, Laura mendessah. Inti miliknya sudah mulai berkedut minta untuk dipuaskan.
Namun, Logan sama sekali tak merasakan apa-apa. Ia bahkan merasa jijik dengan wanita di sebelahnya yang mengeluarkan suara-suara tak merdu sama sekali.
Jauh sekali ia dengan Alina. Suara Alina lebih merdu dan dessahannya pun begitu indah. - batin Logan. Tapi sedetik kemudian, ia berdecak kesal karena memikirkan wanita itu.
“Log, aku sudah tak tahan. Ayo,” ajak Laura agar Logan segera membuka kamar untuk mereka berdua.
Logan hanya diam tak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Laura. Ia bahkan menuangkan kembali minuman ke dalam gelas lalu menegaknya hingga tandas.
“Buka kamar? Untuk apa?” tanya Logan tanpa melihat ke arah Laura.
“Log, aku sudah tak tahan lagi,” racau Laura karena miliknya sudah berkedut luar biasa minta untuk dipuaskan. Ia bahkan menarik sedikit rok nya ke atas, kemudian menurunkan cellana dallam miliknya. Hal itu menjadi perhatian Vin dan Richard. Mereka berdua bersiul memperhatikan apa yang dilakukan oleh Laura.
Bughhh
“Ahhhh!!!” Untuk kesekian kalinya, Logan mendorong tubuh Laura hingga wanita itu terjerembab ke lantai dengan keadaan kaki membuka. Hal itu tentu membuat kedua pria lain membulatkan matanya karena melihat pemandangan di hadapannya.
“Menjijikkan!!” teriak Logan tiba-tiba, “Aku pulang!!”
Tanpa melihat lagi ke arah dua sahabatnya, Logan pun meninggalkan ruang VIP tersebut.
“Logan!” Laura yang ditinggalkan begitu saja langsung berteriak. Ia merasa malu luar biasa, selain itu hassratnya sudah di ubun-ubun dan bisa-bisa ia panas dingin kalau tidak segera disalurkan.
Vin dan Richard yang melihat kepergian Logan akhirnya juga beranjak dari sana dan meninggalkan semua wanita malam itu. Mereka juga seperti kehilangan selera saat melihat Logan pergi. Namun, tak lupa Vin meletakkan segepok uang di atas meja.
“Dibagi tiga ya. Ingat jangan bertengkar, apalagi jambak-jambakan,” ujar Vin tersenyum kemudian pergi dari sana.
**
Alina menikmati makan malamnya bersama Grandma Beatrice dan juga Carlos. Keduanya bersikap sangat baik pada Alina, hingga Alina merasa diterima di sana.
Namun malam itu ia tak bisa memejamkan matanya. Ia mengelus perutnya yang masih rata, di mana ada kehidupan baru di sana.
“Maafkan Mommy, sayang. Mommy berharap kamu sehat. Jikalau terjadi sesuatu padamu, Mommy akan terima. Mommy akan menyayangimu apa adanya,” gumam Alina pelan. Tak dipungkiri bahwa hatinya gelisah, mengingat Logan adalah kakaknya, satu Mommy meskipun berbeda Daddy.
“Kita tak akan bertemu mereka lagi, sayang. Kita akan hidup berdua saja di sini. Hidup tenang dan damai,” kata Alina yang kembali mengelus perutnya.
Malam ini adalah malam pertamanya berada di rumah itu. Ia tahu pasti akan sedikit kesulitan untuk tidur mengingat ini adalah tempat baru baginya. Ia tak pergi jauh dari Kita New York, hanya ke kota yang berjarak tiga jam dari sana.
Flashback On
Alina menghela nafasnya saat ingin menyerahkan tiket yang sudah ia beli menuju ke Toronto, Kanada.
“Bagaimana kalau Mommy mencariku di sana? Tentu kepergianku akan sia-sia dan mereka akan dengan cepat menemukanku,” gumam Alina.
Alina yang merasa ragu, melangkah ke arah tempat duduknya lagi. Sepertinya ia harus membuat keputusan lain. Akhirnya ia menitipkan kopernya ke salah satu tempat penitipan yang ada di bandara. Ia melangkah menuju ke konter check-in. Setelah selesai, ia melangkah menuju ruang tunggu.
“Ini waktunya,” Alina menyerahkan tiketnya sebelum akhirnya ia menaiki pesawat. Ketika ia melihat seluruh penumpang sudah naik semua, ia justru berjalan ke arah luar.
“Nona, anda mau ke mana?” tanya seorang pramugari.
“Ada barangku yang tertinggal. Aku harus mengambilnya dulu,” jawab Alina.
“Tapi pesawat akan segera berangkat, Nona.”
Alina tetap melangkahkan kakinya keluar dari pesawat. Ia langsung menuju ke tempat ia menitipkan koper dan mengambilnya. Ia pun keluar dari bandara dan segera mencari taksi untuk membawanya ke stasiun.
Flashback Off
Alina mulai berpikir akan pekerjaan yang bisa ia lakukan di tempat tinggalnya yang baru ini. Tak mungkin ia terus mengandalkan uang tabungannya yang kini tersisa sedikit, untuk bertahan hidup.
**
Logan sudah tak tahan lagi, akhirnya ia kembali ke Mansion Ruiz untuk menemui Alina. Bukankah wanita itu tak menuruti perintahnya hingga pernikahan Dad Darius terjadi, maka ia harus menanggung akibatnya. Untuk selamanya ia akan menjadi jallang bagi Logan, demikian pikirnya.
“Alina!” Logan memanggilnya dengan setengah berteriak.
Ia tahu Dad Darius tak ada di Mansion karena langsung pergi berbulan madu setelah acara resepsi pernikahannya.
“Tu-tuan …,” seorang pelayan dengan terburu-buru membawakan segelas air di atas nampan. Ia tak menyangka Logan kembali pulang, padahal hari sudah menjelang tengah malam.
Logan melewati pelayan itu begitu saja, bahkan tak menyentuh gelas berisi air yang biasanya menjadi kebiasaan Logan.
“Alina!”
“Tu-tuan.”
Langkah Logan begitu lebar karena ia ingin segera sampai di kamar tidur Alina. Ia ingin menuntaskan hassratnya, sekaligus memastikan apakah miliknya bisa berdiri jika bermain bersama Alina.
Logan membuka pintu kamar tidur Alina, tapi yanpak sepi. Tempat tidurnya pun masih terlihat sangat rapi.
“Tu-tuan, minum anda,” kata pelayan itu yang mengikuti langkah Logan, meskipun ia tak secepat langkah Logan.
“Di mana Alina?” tanya Logan pada pelayan itu.
Tak mungkin dia menginap di hotel ataupun ikut Daddy berbulan madu kan? - batin Logan.
“Nona Alina sedang pergi, Tuan.”
Logan berdecak kesal. Ia tak suka saat tak melihat keberadaan Alina di Mansion.
“Pergilah!”
Logan kembali masuk ke dalam kamar tidur Alina. Ia melihat tempat tidur dan kembali terbayang bagaimana ia menikmati tubuh Alina. Baru membayangkannya saja, miliknya langsung menegang dengan sempurna.
Sepertinya aku harus menuntaskannya sendiri kali ini. - batin Logan.
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻