NovelToon NovelToon
Cinta Di Ujung Senja

Cinta Di Ujung Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: LaLibra

Di dalam hening dan gelapnya malam, akhirnya Shima mengetahui sebuah rahasia yang akan mengubah seluruh hidupnya bersama Kim

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaLibra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH

"Saya terima nikah dan kawinnya, Shima Kinara Aisyah binti Jatmiko almarhum dengan mas kawin tersebut, tunai"

Dengan satu tarikan nafas, akhirnya Cello Adrian, sah menjadi suami Shima. Shima adalah gadis lugu yang dijodohkan ibunya, bu Rani, karena mempunyai hutang dengan kakak kandung Cello, Devan.

Devan bersedia melunaskan hutang bu Rani asalkan Shima mau menikah dengan Cello.

Shima gadis berusia 20 tahun, yang sialnya harus menikah dengan Cello, pemuda asli kampungnya namun hidup dikota yang merupakan anak Juragan tanah. Cello dengan perangai buruknya, sering mabuk-mabukan, berfoya-foya, dan hobby berjudi.

Mereka menikah di kediaman Bu Rani yang merupakan orang tua mempelai wanita.

Setelah acara pernikahan usai, Cello masuk ke kamar pengantin mereka.

"Kemasi barangmu cepat jangan membuatku menunggu"

"Kita akan kemana Mas? "

"Tentu saja kerumahku"

"Apa tidak sebaiknya besok saja Mas? "

Cello mencengkeram rahang Shima dengan kuat.

"Siapa kamu berani mengaturku? Jangan bertindak seperti istri sungguhan. Kau hanya gadis pelunas hutang kakakku. Entah kenapa kakakku bisa memilihmu menjadi istriku. Asal kau tahu, kau bukan tipeku sama sekali. Jadi, jangan pernah mengaturku"

Cello menghempaskan Shima dengan kasar. Shima yang jatuh terlentang di atas ranjang usang itu hanya bisa menangis. Cello keluar dan membanting pintu.

"Kenapa Ibu menjodohkan aku dengan lelaki kasar sepertimu Mas? Aku sebenarnya juga tidak mencintaimu, tapi aku bisa apa selain menerima? "

Dengan isak tangis, Shima mengemasi pakaian lusuhnya. Tak lama berselang Bu Rani masuk ke dalam kamar Shima.

"Maafkan Ibu, Shima."

Bu Rani menangis tersedu berhambur memeluk Shima.

"Maafkan Ibu, Nak. Bukan maksud Ibu ingin menjodohkanmu dengan Cello. Tapi, hutang Ibu dan mendiang ayahmu terlalu banyak, dan mereka mengancam akan menyakiti kamu dan memenjarakan ibu jika Ibu tidak menjodohkanmu dengan Cello."

"Lalu, dengan menikahkan aku dengan Cello, apa Ibu yakin jika Cello dan keluarganya tidak menyakiti aku, Bu? "

"Maafkan Ibu, Shima. Maafkan Ibu. "

Dengan penuh isak tangis, Bu Rani dan Shima saling berpelukan. Setelah Shima selesai mengemasi pakaiannya,terdengar pintu kamar di gedor dari luar.

"Heeei gadis bodoh, cepatlah! Aku muak terlalu lama berdiri di gubuk reyot ini"

Terdengar suara Cello berteriak dari luar kamar.

"Sudahlah Bu, aku pamit. Jaga diri Ibu baik baik ya! "

Shima berpamitan pada Bu Rani dan mencium tangannya.

Bu Rani mengantar Shima dan Cello sampai ke halaman. Di halaman rumah sudah terparkir mobil jemputan milik Cello.

" Kau duduk di depan dengan Sopir! Aku tidak mau bersebelahan dengan gadis miskin sepertimu! "

"Iya Mas"

Setelah, menempuh perjalanan yang menurun dan licin, sampailah mereka di rumah yang paling mewah di kampung tersebut. Cello langsung turun dari mobil tanpa menoleh pada Shima.

Shima turun dari mobil dengan membawa tasnya. Si sopir menghampiri Shima hendak membawakan barang bawaan Shima.

"Biar saya bawakan tasnya Bu"

"Ah, tidak usah Pak. Biar saya bawa sendiri saja. Dan gak usah panggil Bu ya Pak, panggil Mbak saja"

" Tidak apa-apa Bu. Sekarang kan Ibu sudah jadi istri majikan saya, jadi Ibu majikan saya juga. Jadi, biar saya bawakan ya Bu. Nama saya Dirman Bu.Nama Ibu, Bu Shima kan?"

"Iya Pak. Nama saya Shima. Terima kasih ya Pak. "

Terdengar suara teriakan dari teras rumah Cello.

"Biarkan saja Pak Dirman. Tidak usah di bawakan. Lagian, paling isinya juga kain lusuh. Cepatlah gadis Kampung! "

Lalu Cello melenggang masuk ke dalam rumah.

Shima tersenyum kepada Si Sopir, Pak Dirman.

"Sudah pak. Pak Dirman lanjut kerja saja. Saya bisa kok bawa sendiri. "

"Ibu orang baik. Semoga Ibu betah dan hidup bahagia di rumah ini dan bisa mengubah perangai Pak Cello." Suara si Sopir berbisik.

"Terima kasih Pak. "

Shima berjalan gontai memasuki rumah Cello. Rumah Cello adalah rumah paling bagus di kawasan tersebut. Bangunan berornamen klasik, sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan rumah warga sekitar. Dengan tanaman hias dan kolam ikan di samping rumah, menambah keindahan rumah tersebut.

Sesampainya di dalam rumah, Shima disambut oleh Devan dan istrinya. Devan adalah satu-satunya keluarga yang masih dimiliki Cello, setelah Tuan Baskara, ayah Cello dan Devan yang meninggal dua bulan yang lalu karena sakit jantung.

"Selamat datang adik ipar. " Santi, istri Devan menyambut Shima dan mengajaknya duduk di sofa empuk yang belum pernah di lihat Shima sebelumnya.

"Maafkan aku Shima. Aku terpaksa menjodohkan Cello denganmu. Cello sebenarnya anak yang baik, sampai tragedi itu terjadi. Aku yakin, kamu bisa mendampingi Cello dan bisa membuat Cello jadi anak yang baik seperti dulu. " Kali ini Devan yang berbicara.

" Iya Pak. Tapi kenapa harus Shima Pak.? "

Santi dan Devan kompak terkekeh.

"Jangan panggil pak dong Shima. Panggil kak Devan dan Mbak Santi. Kita kan sekarang keluarga, Cello adikku dan otomatis, kamu juga jadi adikku. " Ucap Devan.

"Hehe.. Iya k_kak Devan, maaf" Shima tersenyum kaku.

"Sudahlah sayang, antar Shima ke kamar Cello"

"Ayo Shima"

Santi menggandeng Shima, mengantarkannya ke kamar Cello. Santi mencoba mengakrabkan diri dengan Shima, karena dia juga pernah merasakan di posisi Shima. Menikah dengan Devan, juga atas perjodohan. Devan juga sama ketusnya dengan Cello waktu itu. Namun, setelah 6 bulan pernikahan, Devan bucin dengan Santi, hingga sampai saat ini usia pernikahan mereka hampir 5 tahun.

Devan dan Cello terpaut usia tidak terlalu jauh. Devan yang kini berusia 29 tahun, dan Cello berusia 24 tahun. Kini hanya tinggal mereka berdua. Ibu mereka meninggal saat melahirkan Cello dan ayahnya meninggal baru-baru ini karena terlalu memikirkan masa depan Cello.

Cello bekerja di kota, mengelola pulahan indekos milik ayahnya. Tapi, uang sewa perbulannya selalu saja habis tak bersisa entah kemana. Setelah ayahnya meninggal, Cello dipaksa pulang ke kampung karena diancam Devan. Jika Cello tidak pulang maka, Devan akan mengambil alih semua indekos ayahnya karena dalam surat wasiat, jika terjadi sesuatu pada Tuan Baskara, maka, Devanlah orang yang diwasiatkan untuk mengelola semua kekayaan Tuan Baskara. Karena mungkin, Tuan Baskara tahu, jika Cello memiliki perangai yang buruk.

Santi mengantar Shima sampai di depan kamar Cello.

"Nah, ini dia kamar Cello. Kamu langsung masuk istirahat saja. Didalam lemari yang putih, itu khusus pakaian kamu yang sudah mbak siapkan. Selamat istirahat ya"

"Makasih ya mbak. Tapi apa Cello mau satu kamar denganku.? Dia kelihatan sekali sangat membenciku. "

Santi terkekeh perlahan.

"Kalian kan suami istri,  Shima. Kamar Cello kamarmu juga, kalau nanti Cello belum menerima kamu, kamu sabar ya. Yang penting Cello gak main tangan. Biar Mas Devan yang akan bicara sama Cello, besok"

" Ya sudah, aku masuk dulu ya Mbaak. Makasih sekali lagi"

Santi tersenyum tulus.

"Iya, kalau butuh apa-apa, panggil mbak ya. Kamar mbak yang di sana" Sambil menunjuk kamar berpintu coklat.

"Iya mbak"

Santi meninggalkan Shima di depan kamar Cello. Jantung Shima berdetak lebih cepat.

Shima membuka pintu kamar Cello dan masuk kedalam.

"Siapa yang menyuruhmu masuk kamarku?"

1
shabiraalea
🌹untukmu kak
LaLibra: terima kasih kakak sayang 🥰
total 1 replies
LaLibra
Bagus, seperti kisah nyata
LaLibra
Hayuk komen yang banyak dong guys!
Blush✨☃️
Jleb!
LaLibra: /Heart/
total 1 replies
Celty Sturluson
Aku jadi pengen jadi tokoh di cerita ini!
LaLibra: 🥰
terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!