Seyra Adlina, wanita muda 23 tahun dengan paras cantik, menjalani kehidupan ganda yang menarik. Di siang hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kecil dan di malam hari bertransformasi menjadi pelayan di sebuah club malam. Hubungannya dengan sang pacar harus berakhir karena pengkhianatan yang ia saksikan sendiri. Perasaan patah hati dan marah, membuatnya melakukan tindakan tidak masuk akal dalam keadaan mabuk
Takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang CEO yang mengetahui identitas dan latar belakangnya yang selama ini disembunyikan. Situasi tak terduga memaksa mereka untuk menikah kontrak dengan tujuan masing-masing.
Mampukah benih-benih asmara tumbuh diantara mereka setelah melewati berbagai tantangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maisaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dendam Masa Lalu
Suasana malam yang sepi di dalam ruangan gedung sekolah, terasa kering dan berdebu, dipenuhi dengan aroma lapuk dan usang, bau api dan abu terbakar sudah tidak terlalu kuat lagi, tetapi masih terasa.
"Sekarang lo tau kan gue siapa?" tanya pria itu, menyeringai semakin mendekatkan diri ke Seyra
"Kevin?!" Seyra mengerutkan dahinya lalu melebarkan matanya, memastikan apakah orang yang sekarang ada didepannya adalah benar orang yang dia kenal
Bola mata mereka kini saling bertemu, pria itu menunduk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Seyra.
"Ya, ini gue" tegasnya, menatap tajam Seyra
"Lo gila ya? Lo dateng ke kehidupan gue cuma buat neror gue dengan alasan yang gak jelas" teriak Seyra, berusaha memberontak dari ikatan tali yang menjebaknya
Kini Kevin semakin memajukan wajahnya ke Seyra, hingga jarak wajah mereka hanya sejengkal saja. Seyra menundukkan wajahnya, karena ia tidak nyaman dan risih dengan kedekatan wajah Kevin.
"Ya, gue emang gila, dan semua gara-gara lo Seyra" teriak Kevin depan wajah Seyra. Dia mengangkat dagu Seyra dengan ibu jari dan telunjuk, membuat wajah Seyra yang tadinya menunduk, kini mendongak menghadapnya
"Lo nolak cinta gue, lo mempermalukan gue di depan banyak orang. Dan lo? Lo lebih milih buat nerima Arga daripada gue. Lo yang udah buat gue kayak gini Sey, lo" bentak Kevin, melepas dagu Seyra kasar, menyentaknya ke samping
"Jadi karena itu, karena itu lo ngelakuin ini?" teriak seyra, karena sudah geram dengan Kevin
Dulu, pas masih SMA Kevin sempat menyatakan perasaannya ke Seyra, di lapangan sekolah. Namun saat itu, Seyra tidak memiliki perasaan kepada Kevin dan menolak perasaan Kevin. Tepat di hari itu juga, Arga menyatakan perasaannya ke Seyra, setelah Kevin lebih dulu menyatakannya. Dan ya, Seyra menerima perasaan Arga tapi tidak dengan Kevin. Karena saat itu, memang benar kalau Seyra tidak memiliki perasaan suka atau cinta ke Kevin, sedangkan untuk Arga, seyra menyukai Arga sejak pertama kali masuk SMA. Bisa dibilang kalau Arga adalah cinta pertama Seyra.
"Kalo emang iya kenapa?" tanya Kevin dengan suara berat, membelai rambut panjang Seyra
Jujur, saat itu Seyra merinding karena Kevin yang menyentuhnya. Dia memejamkan matanya, mencoba menjauhkan wajahnya dari Kevin. Namun, kalau dia diam saja dan gak memberontak sedikitpun, Kevin pasti sudah melakukan lebih dari itu.
"Lepasss" teriak Seyra, membuat Kevin perlahan melepas belaian rambut Seyra
"Lo dendam sama gue gara-gara hal itu? Gue gak nerima lo, karena gue emang gak punya perasaan apa-apa sama lo. Gue gak bisa memaksakan hati gue buat nerima orang yang gak gue cinta sama sekali. Sedangkan Arga? Sebelum gue kenal sama lo, gue udah lebih dulu suka sama Arga, makanya gue nerima dia. Lo gak bisa maksa gue Kevin" tegas Seyra menjelaskan semuanya ke Kevin
Kevin yang saat itu marah mendengar Seyra, tiba-tiba mencekik leher Seyra, membuat membuka mulut dan mata lebar karena kesulitan bernafas. Beberapa kali, Seyra menggelengkan kepalanya dan mencoba melepaskan diri dari cekikan Kevin. Namun Seyra tidak cukup kuat untuk memberontak dari tangan Kevin yang berotot.
"Seharusnya lo terima aja gue saat itu, sekarang lo nanggung akibat atas perbuatan lo sendiri" melepas tangannya dari cekikan Seyra
Setelah Kevin melepaskan cekikannya, Seyra kesulitan bernapas dan batuk-batuk sedikit.
"Sekarang lo mau apa? Gue juga udah putus sama Arga, lo mau bunuh gue? Selama Arga di luar negeri, lo kemana aja. Kenapa pas gue putus sama dia, lo tiba-tiba datang terus melampiaskan dendam lo sekarang, kenapa Vin?" teriak Seyra sekuat tenaga, menggerakkan tubuhnya agar bisa terlepas dari ikatan tali itu
Mendengar pernyataan Seyra, Kevin mengangkat sudut bibirnya, berjalan mengelilingi Seyra yang masih diikat dengan tali.
"Untuk masalah itu, gue udah tau" ucap Kevin, berhenti dibelakang Seyra
"Gue yang ngehasut bokapnya buat gak ngerestuin lo sama Arga" membisikkan halus di telinga Seyra
Seyra diam sejenak, berusaha berpikir jernih atas perkataan Kevin. Dia tidak tahu, ternyata selama ini Kevin sudah segila itu, sudah seobsesi itu dengannya.
"Vin, lo benar-benar gila, gue gak nyangka kalau selama ini lo segila itu" tekan Seyra dengan nada suara lemah karena dari tadi berteriak
"Ada hal yang lebih gila lagi dari itu" ujar Kevin menaruhkan dagunya di bahu Seyra
"Sekolah ini, yang terbakar empat tahun yang lalu. Itu ulah gue, gue yang bakar sekolahan ini, dan itu gara-gara lo" suara Kevin terdengar berat di telinga Seyra
Seyra hanya membisu tidak menyangka akan Kevin yang berbuat begitu. Kevin tega membakar sekolah tempat dia menuntut ilmu karena cintanya ditolak.
"Sekarang gue cuma mau tubuh lo" Kevin melihat wajah Seyra yang sudah pucat, dengan dagu yang masih menempel di bahu Seyra
...***...
Setelah kurang lebih 30 menit perjalan, Virsha dan dan yang lain sudah sampai di lokasi. Mereka semua bergegas turun dari mobil. Sebelum mereka berlari masuk ke gedung sekolah itu, Agung menyadari satu hal. Salah satu ruangan di lantai 3 memantulkan sedikit cahaya, membuat bayangan orang yanga ada didalamnya terlihat samar.
"Tunggu, ruangan di lantai 3" ucap Agung, membuat mereka yang hendak berlari cepat untuk masuk berhenti sejenak
"Itu kelas 12A Mipa" jelas Joya
Mereka semua, langsung berlari ke lantai 3 dengan cepat, terutama Virsha. Langkah Virsha sangat cepat, dia yang berlari paling depan memimpin yang lain di belakang.
...***...
BRAKKK!!! (suara pintu yang di dobrak)
Kevin yang saat itu sudah mulai merobek paksa baju blus hitam yang dipakai Seyra, sontak terkejut melihat kedatangan tiga anggota polisi. Seyra memang tidak sebodoh itu, sebelum dirinya masuk ke gang jalan pintas untuk pulang, dia terlebih dahulu mengirim pesan ke nomor polisi.
"Tolong, ada penguntit yang mengikuti saya di belakang"
Setelah mengirim pesan dan melangkahkan kakinya ke dalam gang gelap itu, Seyra sempat menelpon ke nomor polisi itu lagi, lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas. Agar penguntit itu tidak curiga dengannya, dan berpikir kalau dia hanya menyetel musik untuk didengarkan dengan earphone.
"Sekarang lo selesai, Kevin" tekan Seyra dengan nada lemah tidak berdaya, menyeringai puas atas kerja kerasnya
"Shitt" umpat Kevin menggeretakkan giginya marah
Kini Kevin tidak bisa berbuat apa-apa, dan berakhir menyerahkan diri ke polisi. Sebelum Kevin dibawa oleh polisi, Virsha dan yang lain sampai disana.
Virsha menatap tajam ke arah Kevin dengan tangan yang mengepal, menuju ke arahnya dan melayangkan satu pukulan keras di rahang Kevin. Kevin yang hendak membalas pukulan itu, langsung di pegang keras oleh polisi dan membawanya pergi dari sana.
Sedangkan Joya, melihat Seyra tak berdaya dengan lengan bajunya yang sudah sobek, lalu berlari ke tempat Seyra dan berusaha membebaskannya dari ikatan keras tali itu diikuti Virsha, Agung dan Riven.
