GAVIN adalah pria dewasa yang usianya sudah menginjak kepala tiga. Orang tuanya sudah mendesak untuk segera menikah,terutama
mama nya.
Tapi Gavin menolaknya mentah-mentah. Bahkan mama nya sempat menjadwalkan kencan buta untuk putra tunggal nya itu dengan beberapa anak perempuan dari teman nya,dan yang Gavin lakukan hanya diam saja ,tak menghiraukan Mama nya yang terus berteriak meminta menantu dan cucu.
Hingga suatu hari, Gavin pergi kesalah satu kafe yang sering dikunjungi oleh para anak muda. Disana ia bertemu dengan seorang gadis yang tertawa bersama teman-teman nya. Gavin terpukau oleh gadis itu.
Tanpa tau siapa gadis yang ia temui dikafe itu, Gavin meminta kepada kedua orang tuanya untuk melamar gadis tersebut, tidak peduli jika usia mereka yang terpaut jauh, karena ia sudah mengklaim gadis itu sebagai istri nya nanti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marta Safnita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7.
Hari Sabtu adalah hari libur untuk semua kalangan dan dimanfaatkan seluruh keluarga untuk berkumpul bersama keluarga mereka masing-masing.
Begitu pula yang dilakukan oleh keluarga Adhitama sekarang, semua anggota sedang berkumpul diruang tengah.
Ada Redyna yang sedari tadi terus memperhatikan Raga tanpa mengalihkan pandangan terhadap ponsel, sesekali pria itu akan tersenyum ketika sedang mengetik kan sesuatu dibenda pipih itu.
Redyna jadi penasaran dengan yang dilakukan Abang nya,ia mulai merapatkan sedikit posisi duduknya mendekat pada Raga dan mengintip dengan lirikan mata keponsel milik Abang nya.
Seketika bola mata nya melotot ketika membaca beberapa kata, seperti 'sayang,hony,dan sejenisnya.karena tidak ingin salah faham, gadis itu menajamkan penglihatannya membaca nama siapa orang yang sedang bertukar pesan dengan Raga. Untuk kedua kalinya, Redyna dibuat terkejut setelah melihat nama yang tertera disana.
Sejak kapan Abang nya ini menyukai wanita? Redyna tidak yakin jika Raga telah memiliki kekasih. Baru kali ini ia melihat Abang nya bertukar pesan dengan seorang wanita dan tidak membahas tentang tugas perkuliahan.
Raga ini pria yang paling malas berurusan dengan kaum betina, menurut nya kaum itu membuat nya risih dan pening, apalagi jika mereka sedang merajuk, membuat Raga mengangkat tangan nya.
Tidak sanggup untuk membujuk wanita yang sedang merajuk seperti yang dilakukan teman-teman nya ketika kekasih temannya itu sedang merajuk atau apalah.
Oleh sebab itu Redyna benar-benar tidak yakin akan hal itu, lantas ia pun berbisik pada Abang nya untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang terus bermunculan diotak genius nya." Bang chat-an sama mbak pacar?"
Raga mengangguk kan kepalanya secara otomatis, padahal pria itu mengangguk karena membenarkan kalimat yang telah diketik oleh sang kekasih. Lain hal nya dengan Redyna, gadis itu mengartikan anggukan Raga sebagai jawaban dari pertanyaan nya tadi.
Tidak ingin mendapatkan berita bahagia seorang diri, Redyna mendekati kedua orang tuanya yang duduk disofa yang berada disebelah nya,ia berdiri dibelakang Shaka dan Mira, merangkul bahu kedua orang tuanya itu dan membisikkan sesuatu.
"Mah,Pah,mau tahu nggak? Bang Raga kita ternyata sudah punya pacar loh,"bisik nya.
Shaka yang tidak percaya mulai berdecak,"CK,papa nggak percaya Na, emang ada gitu, cewek yang mau sama Abang mu yang kayak orang gila sifatnya?"
"anak sendiri kok dikatain mirip kayak orang gila." Mira mencubit pinggang suami nya dengan gemas.
"mama nggak merhatiin atau gimana?"anak sulung mu itu loh, kelakuan nya diluar jangkauan,"bisik Shaka yang hanya mampu didengar oleh Mira dan Redyna.
Sedangkan orang yang mereka bicarakan tengah asyik dengan ponsel nya yang ada di genggaman pria itu. Redyna melihat Raga yang sesekali tersenyum bahkan hampir tertawa. Abang nya itu menutup mulut nya dengan tangan agar tawa nya tidak meledak saat itu juga.
"Dikira Bang Raga itu sinyal! kalau papa dan mama nggak percaya sama yang Dyna bisikin tadi,sok atuh dirampas hp orang gila itu."
"Raga terkesiap ketika ponsel nya ditarik secara paksa oleh papa nya. Ingin mengambil kembali ponsel nya, tapi sebuah tangan menahan pergerakan nya , siapa lagi jika bukan Redyna pelaku nya.
"Abang diem aja,hp nya cuma diperiksa sama papa kok,mau mastiin doang,hp Abang masih bagus atau udah rusak.
Mama,Papa,mau patung-patungan buat beli yang baru.
"Heh!hp gue masih bagus ya! Baru beli seminggu yang lalu itu pun pake uang jajan yang gue sisihin buat ditabung".
Redyna tersenyum menatap Abangnya dengan bangga. Bagus ini, buat masa depan nanti.
Seketika tawa Shaka menggelegar diruangan itu, mengejutkan Raga dan Redyna yang sedang terlibat perkelahian kecil.
"Isinya apaan pah? jangan dibaca sendirian aja dong,"tanya Mira dengan rasa penasaran yang tinggi.
Redyna melihat wajah Raga dan meleletkan lidah nya mengejek pria itu. Raga membalas dengan mengucapkan 'awas Lo ya nanti ',Tampa suara.
Shaka mulai membacakan isi pesan sang putra dengan suara yang sengaja ia keras kan.
"Pagi sayang, lagi apa? Jawab dong, honey. Nanti malam kita malming yuk,?
dah segitu saja, masih banyak lagi,papa malas baca nya, kebanyakan."
"Uuuuu,"ledek Redyna, setelah nya pecah tawa milik Shaka, Mira,dan Redyna.
"Alay banget kamu bang, katanya kamu nggak mau punya pacar?
eh lihat sekarang? Chat-an nya malah kayak orang yang pernah pacaran aja", ejek Mira.
"Lah , emang ia, Bang Raga kan baru punya pacar, Mah."
kembali Redyna meledek Raga.