Enggak dapet anaknya, Ayahnya pun jadi.
Begitu pula Isvara Kinandari Heksatama, gadis cantik patah hati karena pujaan hatinya menikah dengan wanita lain. Isvara atau yang kerap disapa Isva melakukan hal yang diluar nalar yaitu menikahi Ayah dari pria yang cintai yaitu Javas Daviandra Bimantara.
Keputusan terburu-buru yang diambil Isva tentu saja, membuat semua orang terkejut. Tidak terkecuali sang adik yaitu Ineisha Nafthania Heksatama, bagaimana tidak. Pria yang dinikai oleh Kakaknya adalah Ayah mertuanya sendiri, Ayah dari Archio Davion Bimantara.
Pria yang Isvara cintai memang menikah dengan adiknya sendiri, tentu hal itu membuatnya sangat sakit hati karena yang dekat dengan Archio adalah dirinya. Namun, Archio secara tiba-tiba malah menikahi Ineisha bukannya Isvara.
Demi menghancurkan pernikahan Ineisha dan Archio, Isvara harus tinggal bersama mereka. Salah satu caranya yaitu menikah dengan salah satu keluarga Archio, sedangkan yang bisa ia nikahi hanyalah Javas seorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7 | Pacar?
Teman tongkrongan mereka memang tahu mereka dekat, tetapi tidak tahu bahwa mereka ternyata memiliki hubungan spesial bukan hanya teman biasa.
Setelah mendapatkan jawaban yang sebenarnya, tidak diinginkan oleh Isvara. Gadis cantik itu tidak lagi mengajak kedua orang itu untuk berbicara, ia lebih memilih bermain ponsel.
Isvara membuka aplikasi berwarna hijau yang ada di ponselnya, yang tidak lain adalah aplikasi WhatSApp. Setelah itu, ia membuka ikon grup. Gadis itu memang memiliki grup sahabat terbaik yang berisi ia dengan ketiga sahabatnya.
Sahabat Terbaik
Amara: Kangen nih.
Friska : Sama
Isvara :2
Dion :3
Friska : Malah ngitung lagi kalian, gimana kalo kita ketemuan. Itu juga kalo kalian nggak sibuk. Apalagi @Isvara, sibuk enggak kamu?
Isvara tersenyum membaca pesan terakhir yang dikirimkan oleh sang sahabat, tidak ingin membuat sahabatnya menunggu lama balasannya. Isvara langsung buru-buru mengetik balasan.
Isvara : Sibuk sih, cuma bisalah diatur. Kan udah beberapa hari kita enggak ketemu juga. Gue juga lagi suntuk banget, butuh cerita sama kalian. Emang mau ketemuan di mana?
Dion : Di mana enaknya aja, gue ngikut kalian. Gue sih free.
Amara : Lo ada kelas enggak hari ini, Isva.
Isvara : Ada nih, padahal aslinya males banget ngampus.
Friska : Gue juga ada nih, mau gue jemput enggak nih? Biar kita bisa bareng. Masih adalah waktu buat jemput lo, Isva.
Isvara : Enggak usah, Fris. Gue udah berangkat kok ini. Andai aja lo nawarin jemput gue dari tadi, pasti gue akan sangat berterima kasih sama lo.
Dion : Kalo lo minta jemput, tanpa kita nawarin. Kita pasti dengan senang hati jemput lo, Isva. Iya 'kan guys?
Amara : Nah, bener tuh kata Dion. Kalo lo bilang minta jemput, apa kita bakal nolak. Nggak bakal, Isvara. Lo kayak sama siapa aja sih.
Friska : Terus lo berangkatnya naik apa sekarang, Isva? Naik taksi online? Atau nyetir sendiri.
Isvara : Enggak kedua-dua.
Dion : Lo bareng sama si Ineisha?
Isvara : Lo bener, tapi nggak seratus persen bener, Yon.
Amara : Maksudnya gimana?
Isvara : Gue emang berangkat sama Nei, tapi enggak berangkat cuma berdua.
Friska : Sama siapa dong?
Amara : Iya, sama siapa jangan buat gue makin kepo terus video call lo deh, Va.
Tanpa sadar, Isvara tersenyum setelah membaca chat Amara. Gadis itu sangat tahu bahwa sahabatnya itu orang yang nekad, jika ia berkata akan video call pasti akan melakukannya.
Kebetulan sedang Ineisha menoleh ke belakang, jadi ia bisa melihat sang Kakak sedang tersenyum. Adik Isvara itu penasaran, kenapa sang Kakak sedang senyum-senyum tidak jelas. Padahal di dalam mobil tidak ada yang lucu, tetapi tidak tahu di dalam ponsel Kakaknya.
"Lagi chatting sama siapa tuh? Sampai senyum-senyum nggak jelas gitu," ledeknya pada sang Kakak.
"Apaan sih, Nei," balas Isvara dengan wajar datarnya.
"Jangan-jangan Kak Isva habis chattingan sama pacar Kakak ya? Kakak punya pacar? Kalo punya kenalin dong ke aku sama Kak Chio. Aku kan juga pengen tahu siapa cowok yang bisa menaklukan Kakakku yang cantik ini," godanya.
Chio yang sejak tadi mendengarkan Ineisha menggoda Isvara, merasa terkejut sampai membuatnya mengerem mobilnya mendadak.
Isvara dan Ineisha jelas terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Chio, mereka berdua penasaran apa yang membuat laki-laki itu mengerem secara mendadak.
"Bisa nyetir nggak sih, Chio. Pake ngerem mendadak, bahaya tau nggak sih," sewot Isvara pada Chio, karena gara-gara pria itu mengerem mendadak membuat ponsel Isvara jatuh.
Mungkin, jika hal ini terjadi ketika Isvara belum tahu bahwa Chio memiliki hubungan dengan adiknya bahkan mereka akan segera menikah. Gadis itu tidak akan marah-marah pada kekasih adiknya itu.
Isvara langsung mengambil ponselnya, ia memeriksa ponsel miliknya ada kerusakan apa tidak. Untungnya tidak rusak, hanya mati saja. Tentu Isvara langsung menyalakannya segera.
"Kamu habis liat apa emangnya kok ngerem mendadak, nggak biasanya kamu kayak gini nyetirnya?" Jika Isvara menegur memakai nada tinggi, berbeda dengan Ineisha yang menegur kekasihnya menggunakan nada yang lembut.
"Nggak ada apa-apa kok, cuma nggak tau aja tadi aku tiba-tiba jadi nggak fokus," lirih Chio.
"Kamu mau minum nggak, yang? Siapa tau kamu butuh minum makanya jadi kurang fokus," ucap Ineisha sambil menyodorkan botol minumnya.
"Enggak usah, yang. Aku udah nggak papa kok."
"Yaudah kalo gitu, kalo kamu ngerasa sakit atau nggak fokus lagi, bilang aja. Biar aku yang gantiin kamu nyetir." Chio sedikit terenyuh dengan perhatian yang diberikan oleh kekasihnya.
"Ehemm..."
Suara deheman Isvara membuat pasangan kekasih itu sadar bahwa yang berada di mobil bukan hanya mereka berdua saja, tetapi ada Isvara juga.
"Maafin gue Isva, karena gue kurang fokus sampe akhirnya ngerem mendadak. Sampai buat ponsel lo jatuh," sesalnya.
"Ya, asal jangan diulangi aja," jawab Isvara singkat.
Merasa sudah bisa fokus kembali, Chio mulai mengendarai mobilnya dengan pelan dan berhati-hati. Chio memperhatikan Isvara dari kaca mobilnya, terlihat Isvara sedang asyik memainkan ponsel.
"Lo beneran punya pacar, Isva?" Entah keberanian dari mana Chio bertanya seperti itu pada calon Kakak iparnya.
Dengan wajah jutek Isvara menjawab, "Emang ada gitu gue bilang kalo punya pacar."
"Tadi Ineisha bilang lo lagi chattingan sama pacar, soalnya lo tiba-tiba senyum-senyum sendiri. Kali aja yang di bilang Ineisha bener."
"Enggak ada yang punya pacar, emang nggak boleh apa senyum-senyum sendiri. Lagian gue lagi chatting sama sahabat-sahabat gue di grup," balas Isvara dengan kesal.
"Gimana mau punya pacar, lo aja nggak pernah deket sama cowok selain gue sama yang namanya Dion-Dion itu. Apa jangan-jangan Dion itu pacar lo," ledeknya yang sontak membuat Isvara jadi semakin kesal pada pria itu.
Sebenarnya apa yang Chio katakan adalah fakta, di kampus laki-laki yang dekat dengan Isvara hanya Chio dan Dion. Gadis itu memang sengaja menjaga jarak dengan laki-laki lain, karena tidak begitu penting dekat dengan banyak laki-laki. Ia hanya cukup dekat dengan sahabatnya yaitu Dion dan Chio sebagai pria yang Isvara cinta.
"Kamu kenal Bang Dion, yang. Bang Dion itu sahabat Kak Isva sejak kecil," beritahu Ineisha.
"Enggak kenal banget sih, cuma tau doang. Oh sahabat, kirain pacar soalnya keliatan deket banget."
"Iya, sahabat dari kecil. Jadi mereka berdua emang deket banget."
"Udah deh, kalian. Ngapain juga bahas aku, terus sekarang bahas Dion. Kayak nggak ada bahasan lain aja!" marah Isvara.
Ineisha dan Chio saling pandang, mereka tidak menyangka reaksi Isvara akan seperti itu.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, akhirnya mereka bertiga sampai di kampus tempat mereka menimba ilmu.
Isvara langsung turun duluan ketika mobil sudah terparkir di parkiran kampus. "Makasih," ujarnya setelah itu meninggalkan pasangan kekasih yang masih mematung di dalam mobil.
***
