MISTERI RUMAH TUA

"Jiwa wanita tua ini adalah inang nya, dia yg pertama kali memulai perjanjian itu, dia yg pertama kali memakai susuk perindu itu, dia yg pertama kali bersekutu dengan nyai Gendis itu, semua misteri yg ada di rumah ini, datang nya dari dia, semua yg terjadi pada nyonya marini itu berasal dari nya, dia telah mengorbankan banyak wanita-wanita cantik, untuk nyai gendis, ia menjual jiwa -jia itu untuk di jadikan budak nya, untuk di jadikan makanan nya, mungkin juga dia sudah banyak membunuh orang untuk, mewujud kan ke inginan nya, dia suda menumbalkan jiwa -jiwa wanita muda yg berparas cantik, untuk kecantikan nya sendiri.. Aku sudah menaruh curiga pada nya, sejak awal, kau memperkenal kan nya pada ku. Tidak ada kehidupan di tatapan mata nya, tidak ada kehangatan di diri nya, tubuh itu, sudah di kuasai oleh nyai gendis seutuh nya, dia bukan lagi manusia, di dalam tubuh nya, ada iblis yg bersemayam, dan bersembunyi di sana. Aku tahu, dia tertarik pada ku, sejak saat ia mulai bercerita tentang nyonya marini, dia terus memperhatikan ku,, aku menyadari nya, dan saat tiba - tiba dia menunjukan kamar terlarang itu, ia terus mengincar ku, menjadi tumbal nya, jadi apa..? Apa yg kau ingin kan dari ku..? Kecantikan ku? Wajah ku yg terlihat muda? Atau apa..? Bu Arini, tidak semua yg ada di dunia ini, bisa kau miliki. Hanya karena seorang pria, kau visa setega itu pada kembaran mu sendiri.. Kau membuat nya menderita dengan mengirimkan penyakit, yg membuat wajah nya menjadi seperti itu..! Untuk apa..? Apa tuan Yofi, akan berpaling pada mu, jika membuat nyonya marini seperti itu..?" ucap Angel tidak percaya.

Wanita paru baya itu hanya terdiam, ia masih menatap tajam pada Angelica yg mulai bisa menggerak kan tubuh nya. Gadis itu kini menghampiri nya.

"aku akan mengakhiri nya di sini, semua perbuatan mu itu, merugikan dan menyusahkan orang lain, bu Arini. dengan kau menyekutukan Tuhan mu saja itu sudah salah, itu sudah dsa yg sangat besar, kau sudah mendua kan pencipta mu, hanya demi sebuah kecantikan..! Hanya untuk merebut hati pria yg kau cintai..! Kau bisa menduakan Tuhan yg mencipta kan mu.. Ckckck.. Bu Arini,.. Bu Arini.. Apa kau tidak ingat..! Jika kau mati nanti, semua kecantikan itu tidak ada arti nya, kau bahkan mungkin tidak akan di terima di dunia mana pun, kau akan sendirian, dan kesepian seperti sekarang.. Saat nyawa mu, sudah Tuhan ambil, semua yg kau lakukan di sini, tidak ada arti nya lagi.." ucap Angel, ia menatap sedih pada wanita itu.

Bu Arini hanya bisa terdiam.. Ia tidak menjawab nya. Angel kini beranjak dari tempat nya.. Ia hendak meninggalkan Arini sendiri di ruangan itu.

"lalu kau..? Aku dan diri mu, memiliki kisah yg sama, pria yg kau cintai pun, menikahi wanita lain... Kau pun sama -sama tidak bisa memiliki nya, aku hanya membantu mu, unuk bisa memiliki nya kembali.. Seperti aku, yg ingin memiliki dan merebut mas yofi kembali dari wanita sialan itu, aku hanya ingin bisa bahagia bersama pria itu.. Dan, aku juga bisa melihat itu.. Aku bisa melihat ke inginan yg sama seperti aku, dari sorot mata mu,.. Nduk, kita itu sama.. Sama -sama ingin memiliki pria yg sudah di miliki orang lain. Yg membuat mu beda dari ku, hanyalah kau tidak melakukan apa -apa untuk mendapat kan nya, sementara aku..! Aku akan melakukan segala cara untuk bisa hidup bersama mas Yofi, sekali pun akur haru besekutu dengan nyai Gendis, dan menduakan Tuhan ku.. Seperti yg kau ucapan tadi.." ucap bu Arini..

Angel tersenyum mendengar nya.. "lalu..? Apa setelah kau melakukan itu, kau bisa memliki nya? Tidak bukan? Kau tidak bisa memiliki tuan yofi,..! Tuan yofi, masih sangat setia dan mencintai nyonya marini, walau pun keadaan nya seperti itu,. Apa yg tidak di takdirkan untuk mu, tidak akan pernah bisa menjadi milik mu, bu Arini..! Lalu kau..? Kau dapat apa? Apa hasill nya..! Tidak ada..! Kau juga tidak bisa memiliki tuan Yofi.." jawab Angel. Ia pergi meinggalkan bu Arini di sana..

"aghh... Tidak, kau salah... Aku pasti akan bisa memiliki laki - laki itu.. Aku bisa menikahi nya, aku bisa.." teriak nya, namun angel menghiraukan nya, ia tida mendengar suara teriakan itu. Angel kini berjalan menyusuri rumah itu, ia ingin mencari tahu sendiri tentang rumah itu.

terlihat sandy dan juga Ryan yg tertidur di sana, ia tidak berani membangunkan mereka, ia juga tahu, jika mereka berdua uga sangat keelahan, karena semalam, menunggui nya dan juga Rizal.

Gadis itu terus menyusuri rumah itu, ia membuka ruang demi ruang yg ada di rumah itu, ia tidak mengetahui jika ada satu ruang rahasia yg di temukan oleh Ryan dan juga sandy semalam..

Rizal ikut mendampingi nya, ia berjalan di belakang gadis itu.. "kau sedang mencari apa..? Kau mencari sesuatu yg berhubungan dengan nyai gendis itu..?" tanya nya.

Angel mengangguk.. "ya, kau bear, malam ini adalah bulan purnama sempurna, yg ke dua.. Kita harus bisa mengalahkan mahluk itu, kita juga harus memusnakan inang nya, jadi, aku harus mencari tahu, semua nya.. Tuan yofi, mungkin tidak tahu apa -apa, tentang bu Arini, mungkin saja, ia juga termakan cerita yg di ucap kan bu Arini, tentang istri nya, kita harus menyelesaikan ini bukan.." jawab nya.

Rizal mengangguk.. "kau harus masuk ke dalam kamar itu juga fan, mungkin saja kita bisa dapat petunjuk di sana.." ucap Rizal.. Angel mengangguk. Ia kini berjalan bersaa Rizal ke kamar itu.

"jadi, kau bertapa di sini semalam? Untuk datang menjemput ku..? Apa yg kau rasakan berdiam diri sini semalaman, dan apa yg kau lakukan di sini..?" tanya nya.

Rizal terdiam.. Ia bingung harus menjawab apa.. "kenapa kau diam zal..? apa yg kau lakukan di sini,? Dan kenapa kau bisa meraga sukma dan menyusul ku ke dunia penari itu.." tanya Angel penasaran.

"aku disuruh membayang kan mu Fan, membayangkan kita berdua, jika kita menjadi suami istri.. Termasuk melakukan... Itu...!" jawab nya Ragu..

Angel memicingkan mata nya.. "dan kau mau melakukan itu..? membayankan kta bercinta seperti suami istri? Dasar kau mesum..!" jawab Angel, ia menggelengkan kepala nya tidak percaya..

"aku terpaksa fan, sungguh, aku terpaksa melakukan nya, aku ingin segera menyelematkan mu.." jawab nya.. Angel hanya terdiam.

Bersambung.