3
Daffa Alfano Dirgantara, laki laki matang berusia 28 tahun. Di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, ia sama sekali belum berkeinginan untuk mencari pendamping hidup. Semua ini terjadi karena ibunya meninggal saat dulu melahirkan dirinya dan saudara kembarnya ke dunia ini.
Setelah ibunya meninggal, ia diasuh oleh ayahnya, tapi setelah ia dan saudara kembarnya berusia tiga tahun, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang Daffa tahu berasal dari masa lalu ayahnya. Daffa sangat membenci wanita itu, bahkan jika bisa Daffa ingin menyingkirkan wanita itu, karena ia yakin wanita seperti ibu sambungnya itu hanya ingin mengincar harta kekayaan keluarganya. Hingga akhirnya ditengah kebenciannya yang kian memuncak pada ibu sambungnya itu, ayahnya justru meminta dirinya untuk menikah dengan wanita pilihan mereka, dan hal ini justru membuat Daffa semakin tidak menyukai ibu sambungnya, karena wanita yang akan di jodohkan dengannya, merupakan keponakan jauh dari ibu sambungnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Daffa mengerjabkan matanya, menyesuaikan dengan pencahayaan kamarnya pagi ini. Ia membuka matanya perlahan, dan sepersekian detik matanya bersitatap dengan mata hitam milik istrinya yang kini sedang menatapnya. Daffa diam, dunianya seakan berhenti, ini adalah pertama kalinya ia melihat wajah seorang wanita dengan jarak se-dekat ini
"Aaaa..."
Daffa dan Sekar berteriak bersamaan. Jika Daffa berteriak karena kaget saat menyadari Sekar berada satu ranjang dengannya. Maka Sekar kaget karena mendengar Daffa berteriak. Keduanya lekas bangun dari posisi baringnya.
"Kau... Sedang apa kau di ranjangku?" tanya Daffa
Sekar yang terlanjur kaget, memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Daffa, dan ia lebih memilih pergi menuju kamar mandi. Ia akan kembali menyegarkan pikirannya, agar bisa terus kuat menjalani peran istri yang kini sudah ia sandang. Beberapa menit berlalu, akhirnya Sekar memutuskan untuk menyudahi ritual mandinya, ia segera keluar dari kamar mandi, dengan kimono yang membungkus tubuhnya
"Selesai berpakaian aku ingin bicara denganmu" ucap Daffa saat melihat Sekar keluar dari kamar mandi
"Kenapa tidak sekarang saja?" tanya Sekar, dan langsung berjalan menuju Daffa
"Stop! Jangan berani melangkahi batasanmu" ancam Daffa. Setelah itu Daffa meraih handuk miliknya dan segera melesat menuju kamar mandi.
Sekar hanya tersenyum kecil melihat bagaimana reaksi suaminya saat ia mendekatinya hanya dengan menggunakan kimono. Tidak berapa lama, akhirnya Daffa keluar dari kamar mandi, tentunya dengan pakaian yang sudah melekat ditubuhnya. Ia masih memiliki kewarasan penuh dengan tidak mempertontonkan dada bidangnya pada Sekar, sang istri agresif-nya. Setelah selesai, Daffa duduk bersama Sekar yang sudah menunggunya di sofa. Sebelum duduk, ia mengambil satu buah map dari dalam laci, dan melemparnya keatas meja
"Baca dan fahami" ucap Daffa
Sekar segera membaca isi dari map yang dilemparkan Daffa. Baru membaca baris pertama, ia sudah dapat menyimpulkan isi keseluruhan dari kertas yang ada di tangannya. Ia lantas merobek kertas itu menjadi dua bagian, dan hal itu membuat Daffa begitu geram
"Kontrak pernikahan?" tanya Sekar dengan menaikkan sebelah alisnya. Namun tidak dijawab oleh Daffa "Kalau aku menikah kontrak denganmu, itu artinya aku tidak bisa menguasai seluruh harta keluargamu. Bukankah kau mengatakan bahwa aku hanya menginginkan harta keluargamu, jadi biar aku wujudkan keinginanmu" ucap Sekar
"Kau..."
"Kenapa? Apa yang aku katakan benar bukan? Kau selalu mengatakan bahwa Tante Carissa hanya menginginkan harta kekayaan keluargamu, dan dia memintaku untuk menikah denganmu hanya untuk melancarkan jalannya untuk mengambil harta kalian bukan, jadi mari jalani pernikahan ini sampai aku berhasil mendapatkan harta keluargamu. Ini adalah tantangan dariku"
"Akan aku pastikan bahwa kau dan Tante mu tidak akan mendapatkan sepeser pun bagian dari harta keluargaku" Daffa keluar dari kamar meninggalkan Sekar. Ia tidak menyangka wanita yang ia nikahi itu bisa secara terang terangan mengatakan tentang tujuannya menikah dengan dirinya.
Sedangkan Sekar hanya duduk diam didalam kamarnya. Ia memejamkan matanya, mengingat kata yang sudah ia ucapkan pada Daffa, suaminya. Ia tidak menyangka bisa mengucapkan kata kata itu, kata kata yang ia tahu sangat dibenci oleh suaminya. Namun ia bisa apa, memberi tantangan kepada suaminya untuk membiarkannya tetap menjadi istrinya adalah salah satu cara agar ia bisa tetap berada disamping laki laki itu, mengingat permintaan Daddy Riko dan Tante Carissa waktu itu
Flashback
Saat itu, pagi sekali mobil mewah terparkir di depan kediamannya. Tidak lama muncullah Tantenya bersama seorang laki laki yang Sekar tahu merupakan suami dari Tantenya. Ia lantas mempersilahkan kedua orang itu untuk masuk, dan mereka mengobrol layaknya keluarga, sedangkan Mbok Iyem pergi ke pasar saat itu, dan disinilah kesepakatan itu bermula
"Om ingin agar kamu menikah dengan putra Om" ucap Riko mengutarakan keinginannya, mendengar itu Sekar begitu terkejut. Namun keterkejutannya terjawab saat mendengar penuturan dari tantenya
"Daffa tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun, dan anak itu kurang bisa memahami isi hatinya sendiri. Tante rasa, kamu bisa menaklukkan dia, dan membuat hatinya melembut untuk menerima cinta. Hatinya terlalu batu untuk sekedar di nasehati, tapi dengan cinta dia pasti akan luluh"
"Tapi aku tidak mencintai anak Tante. Bahkan aku sama sekali tidak mengenal laki laki itu" ucap Sekar
Tante Carissa mengeluarkan foto dari dalam tasnya, dan menggesernya kehadapan Sekar "Itu adalah anak sambung Tante, namanya Daffa"
Sekar terpaku saat menatap wajah tampan yang ada dalam foto tersebut. Wajah tampan dengan alis tebal dan hidungnya yang mancung, dia adalah laki laki idaman semua wanita, dan Sekar akan menjadi wanita paling beruntung di dunia ini hanya dengan mengatakan persetujuan. Sekar menatap Om Riko dan Tante Carissa yang masih meantapnya penuh harap, dan tanpa pertimbangan akhirnya Sekar menganggukan kepalanya