Xiao Yuen sang putra mahkota kerajaan Hindipura, yang dianggap sampah lantaran memiliki Dantian yang cacat semenjak lahir, setiap saat, mendapat hinaan dan siksaan dari pangeran Gumantri saudara tiri nya.
Hingga pada suatu hari, seorang pertapa tua mengajak nya pergi ke Negeri seberang untuk mencari keberadaan ayah nya.
Bertemulah dia dengan ayah nya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pusaka Peninggalan Delapan Dewa.
Selanjut nya Xiao Yuen berlutut di depan dua kerangka manusia di sisi sebelah Utara.
"Dewa utara!, hamba Xiao Yuen berlutut untuk kemuliaan Dewa Utara!" ucap Xiao Yuen sambil berlutut tiga kali.
Selanjutnya Xiao Yuen menghadap dua kerangka yang berada di sisi barat ruang bawah tanah itu.
"Dewa barat!, hamba Xiao Yuen berlutut untuk kemuliaan Dewa barat!" ucap Xiao Yuen sambil berlutut tiga kali pula.
Terakhir Xiao Yuen menghadap kearah dua kerangka di sisi sebelah selatan ruang bawah tanah itu.
"Dewa selatan!, hamba Xiao Yuen berlutut untuk kemuliaan Dewa selatan!" ujar Xiao Yuen sambil berlutut tiga kali pula.
Sebagai pangeran putra mahkota, tentu saja dia sedari kecil diajarkan tentang adat istiadat dan tata krama.
Setelah berlutut di sisi selatan, tiba tiba secara ajaib, tutup atas meja altar batu yang berada di tengah tengah bergeser kesamping, dan menampakan sebuah ruang di dalam meja altar itu.
Didalam ruang altar itu ada dua buah kitab tebal terbuat dari kulit kijang yang di buat tipis.
Kembali sebuah gulungan kulit kijang terdapat di atas dia buah kitab itu.
"Ambilah dua kitab ini beserta semua cincin ruang kami, lalu kumpul kan jasad kami semua di dalam peti ini, dan tugas mu selesai" begitulah isi tulisan yang ada di atas kulit kijang itu.
Tanpa berpikir panjang, Xiao Yuen segera mengangkat kerangka kerangka itu, setelah terlebih dahulu mengambil semua cincin ruang yang terselip di jari kerangka itu, lalu memindahkan nya kedalam peti satu persatu, sesuai urutan nya tadi.
Secara ajaib, tutup meja altar batu itu menutup kembali seperti semula.
Xiao Yuen menatap kearah dua buah kitab tebal itu.
Yang paling atas bertuliskan "Pat Sian Bu Sut" (ilmu silat delapan Dewa) yang berisi delapan jilid kitab yang di tumpuk menjadi satu.
Adapun yang kedua bernama "Pat Sian Kiam Sut" (ilmu pedang delapan Dewa) yang juga berisi delapan jilid kitab yang di tumpuk menjadi satu.
Antara kitab ilmu silat dan kitab ilmu pedang, dibatasi dengan sebuah belati putih terbuat dari baja perak.
Xiao Yuen segera mulai membuka lembaran pertama dari jilid pertama kitab Pat Sian Bu Sut.
Seharian penuh Xiao Yuen habiskan hanya untuk membaca isi kandungan kitab Pat Sian Bu Sut itu saja secara berulang ulang.
Malam hari nya dia habiskan untuk bersiulian (bersemedi) berkultivasi mengumpulkan Qi murni. Setelah pagi hari dia mulai melakukan gerakan silat seperti yang tertulis di kitab pertama.
Begitulah terus menerus karena dia tidak tahu kapan siang dan kapan malam, maka dia hanya berpatokan kepada diri nya sendiri, kapan waktu latihan, dan kapan waktu istirahat.
Sebagai makanan nya, Xiao Yuen memakan lumut basah yang banyak terdapat di ruangan itu.
Entah berapa purnama sudah berlalu, akhirnya Xiao Yuen bisa menamatkan kitab Pat Sian Bu Sut dan Pat Sian Kiam Sut secara sempurna.
Ternyata kitab itu, lembar demi lembar harus dikuasai terlebih dahulu, baru bisa membuka lembar berikut nya, tidak bisa sembarang buka tanpa menguasai nya secara berurutan.
Pada lembaran terakhir setelah menguasai kitab Pat Sian Kiam Sut, tiba tiba muncul cahaya putih dari lembaran terakhir itu.
Cahaya putih itu melesat keatas langit langit ruangan, tepat di ujung tangga, di tempat meja altar batu itu berada.
Setelah menyimpan kedua kitab itu di dalam cupu manik pemberian ibunda nya, Xiao Yuen segera naik keatas.
Saat sudah berada diatas, meja altar batu itupun berderak, bergeser kembali ketempat nya, menutupi pusara Delapan Dewa.
Xiao Yuen lega, karena kini dia kembali ke ruang atas kuil emas itu lagi, tidak terkurung didalam ruang bawah tanah nya.
Xiao Yuen segera berjalan menuju kearah telaga, karena sangat lama dia tidak mandi.
Tanpa pikir panjang, setelah melepaskan pakaian nya, Xiao Yuen segera terjun ke dalam air.
Xiao Yuen keluar dari dalam air, mengambil beberapa butir batu kerikil sebesar ibu jari, lalu melemparkan nya kearah ikan ikan yang sedang berenang didalam air.
"Sret!" ....
"Sret!" ....
"Pluk!" ....
"Pluk!" ....
Dua butir batu kerikil melesat kedalam air dalam waktu yang bersamaan.
Dua ekor ikan besar mati di dalam air dengan kepala tertembus batu kerikil.
Segera Xiao Yuen menyelam, mengambil ikan yang sudah dia bunuh tadi.
Sebentar kemudian, harum aroma ikan panggang, menyebar ke sekitar tempat itu.
Selesai makan daging ikan, Xiao Yuen kembali membuka buka kitab Pat Sian Bu Sut, meneliti tulisan dan gambar gambar serta keterangan nya satu persatu, lalu kembali mempraktekan jurus jurus yang memang sudah dia kuasai dengan sempurna.
"Aku hanya tinggal melatih kekuatan dan kecepatan gerakan ku saja lagi, tetapi di bab terakhir kitab Pat Sian Bu Sut ini ada kitab tipis seperti sisipan yang berisi hanya empat halaman, apa isi kitab sisipan ini?" pikir Xiao Yuen bingung sambil meneliti kitab itu.
Dari kulit sampul nya tertulis "Gin Khang Sut" (ilmu meringankan tubuh).
Xiao Yuen membuka lembaran pertama, isi nya keterangan tentang apa itu ilmu Gin Khang Sut ini, lalu lembar kedua dan seterusnya adalah tata cara melatih dan mempraktekkan nya.
Gin Khang Sut (ilmu meringankan tubuh) adalah ilmu untuk meringankan tubuh agar bisa bergerak lincah dan gesit, melompat tinggi dan jauh, serta pada tahap sempurna, orang akan bisa melayang diudara alias terbang seperti layak nya se ekor burung.
"Kumpulkan Qi murni dari pusat Dantian, lalu salurkan pada kedua kaki, dan mulailah bergerak" tulisan di lembaran kitab Gin Khang Sut itu.
Xiao Yuen segera melakukan apa yang tertulis di kitab Gin Khang Sut itu, namun tidak membuahkan hasil apa apa.
Sekali lagi Xiao Yuen meneliti isi kitab tipis itu berulang ulang, lalu mencoba nya, namun hasil nya tetap sama.
Akhirnya Xiao Yuen menutup kitab itu dengan perasaan kecewa, namun di sampul luar paling belakang, terlihat tulisan kecil, "berlatihlah terus menerus, jika gagal juga, perhatikan saat kau menyalurkan energi Qi murni, mungkin ada kesalahan, saat menyalurkan energi Qi murni, pastikan kedua kaki mu terasa menghangat, itu karena aliran energi yang berjalan menuju ke arah kaki" bunyi tulisan kecil itu.
Sekali lagi Xiao Yuen berkonsentrasi untuk menyalurkan energi Qi murni kearah kaki nya.
Beberapa saat, Xiao Yuen merasa ada aliran energi bergerak di pusat Dantian nya. lalu energi itu dia salurkan kearah kedua kaki nya hingga kedua kaki nya terasa menghangat, barulah dia bergerak melompat keatas.
"Hyap!" ....
"Tap!" ....
Ternyata dengan mudah nya dia melompat keatas batu tempat patung emas Dewi Laut Timur berdiri.
Siang itu, Xiao Yuen spesial melatih ilmu meringankan tubuh nya saja.
Setelah selesai latihan ilmu meringankan tubuh, Xiao Yuen duduk di teras depan kuil emas itu sambil mengeluarkan salah satu cincin yang dia dapat dari Delapan Dewa.
Ternyata cincin itu kepunyaan Ong Yok Sian Wu (Raja obat Tabib Dewa) yang berisi beberapa puluh botol pil dan aneka ragam sumber daya, berupa tumbuhan dan barang barang langka, seperti Ginseng ribuan tahun yang sudah di keringkan, Jamur Dewa, Jamur emas, Damar wangi, Pir Dewa, lumut iblis, Teratai hitam, Air mata Phoenix, Darah naga, pisau kecil, jarum emas dan jarum perak, cawan emas dan cawan perak, serta beberapa tembikar untuk memasak obat dan juga kitab Thi Thien (Langit Bumi) yang di tulis oleh Ong Yok Sian Wu, maha guru nya para Sian Wu (Tabib Dewa) dan Yok Sian (Dewa obat).
Semua kitab pengobatan yang ada sekarang, di tulis dan di susun oleh para Sian Wu dan Yok Sian, karena kitab Thi Thien yang asli, sebagai patokan, raib entah kemana, bersama lenyap nya Ong Yok Sian Wu.
Diantara sekian banyak botol kecil kecil itu, ada sebuah botol yang sangat menarik perhatian Xiao Yuen, yaitu sebuah botol berisi pil berwarna biru terang seperti batu Giok biru, yang bertuliskan "Tan Lam Thien" (Pil Langit Biru).
Dari kitab Thi Thien, Xiao Yuen mengetahui jika Tan Lam Thien ini adalah pil langka, berkualitas bintang sembilan yang bisa meningkatkan energi luar biasa dan kekuatan yang sangat besar.
Cukup lama Xiao Yuen mengamati botol berisi pil sebesar biji lada berwarna biru terang seperti batu giok biru itu.
...****************...