Terlahir dengan kekuatan istimewa, akankah membuat hidup Angela jadi lebih bahagia? atau penuh dengan rintangan.
Mampukah Angela mengendalikan kekuatannya? ataukah kekuatan itu akan menghancurkan dirinya?
Ikuti terus kisah Angela hingga akhir ya ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Ternyata ucapanku bener-benar menjadi kenyataan." batin Angela disertai senyuman yang mengembang di bibir pink alaminya. Angela tak pernah menyangka jika dirinya memiliki kemampuan yang begitu istimewa.
"Angela? ayo cepat nak, kita sudah mau pulang." teriakan Emily membuyarkan lamunan singkat Angela.
"Iya mah, sebentar." jawab Angela tanpa beranjak dari tempatnya berdiri.
Angela merasa enggan untuk pulang, gadis itu tak ingin berpisah dengan Kenan yang bersikap begitu manis malam ini. Tapi apalah daya karna ia harus segera pulang.
"Kenan, aku pulang dulu ya." pamit gadis cantik itu sembari melambaikan tangannya ke arah Kenan.
"Tunggu Angela!" Langkah Angela terhenti kala mendengar Kenan memanggil namanya.
"Simpen no kamu di HP aku ya!" Kenan memberikan ponselnya pada Angela, tanpa ragu gadis itupun menyimpan no ponselnya di kontak ponsel milik pria tampan itu.
***
***
Sepanjang perjalanan pulang, tak henti-hentinya senyum terus mengembang di bibir ranum Angela. Gadis itu bertingkah selayaknya orang yang tengah kasmaran.
Tanpa Angela sadari, Sedari tadi Emily memperhatikan tingkah dirinya dengan perasaan cemas. Ibu dua anak itu seakan tahu apa alasan di balik senyum sang putri.
Sedikit banyak Emily sempat mendengar percakapan antara Angela dan Kenan, tapi ibu 2 anak itu tetap bersikap seakan tak tahu apa-apa. Lebih tepatnya tak ingin membahasnya sekarang karna Angela sedang sakit.
"Pasti kak Edward akan marah jika tahu putrinya sudah mulai jatuh cinta dan memiliki teman dekat." Batin Emily. Edward tak akan mengizinkan anak-anaknya menjalin hubungan dengan lawan jenis sebelum mereka lulus kuliah.
"Anak mama cepat sekali besarnya, sudah mulai jatuh cinta lagi. Rasanya baru kemarin mama mengganti popok kamu nak." batin Emily lagi sembari menatap lekat ke arah putri kecilnya yang kini telah beranjak dewasa.
***
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 10 menit, kini Emily dan Angela telah tiba di rumah keluarga Anderson. Emily segera masuk ke dalam rumah untuk menemui Jacob. Sedangkan Angela masih betah berlama-lama di luar, menghirup udara malam yang entah kenapa malam ini terasa begitu menyegarkan.
Langkah Angela terasa melayang, hati gadis itu terasa seperti ditumbuhi ribuan bunga yang bermekaran.
"Ternyata seperti ini ya rasanya jatuh cinta." gumam Angela sembari membayangkan sosok Kenan yang tampan dan mampu membuat kaum hawa jatuh cinta termasuk dirinya.
"Jacob, kamu kenapa nak?!"
Suara teriak Emily dari dalam rumah membuat Angela tersadar dari lamunannya tentang pria bernama Kenan Abimana.
"Mama?" panik gadis itu sembari berlari ke arah rumah. Angela ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Jacob hingga membuat sang mama berteriak.
"Pasti si Jacob dikerjain si Junior lagi." Angela terkekeh sembari membayangkan wajah Jacob yang sedang ketakutan.
"Pergi! Pergi! Jangan dekat-dekat!" pekik Jacob saat melihat Angela berjalan ke arahnya.
"Apaan sih? Berani kamu ngusir kakakmu sendiri?!" sentak Angel pada bocah lelaki berusia 12 tahun itu.
"Jacob istigfar sayang, kamu kenapa nak?" panik Emily sembari memeluk erat sang putra.
Sejak pulang dari rumah dokter Hadi, Emily sudah mendapati Jacob dalam keadaan seperti ini.
"Tadi aku lihat kak Angela pake baju aneh mah, terus dia nari-nari gak jelas...ihhhh....serem!!!" Beritahu Jacob sembari memeluk sang mama dengan tubuhnya yang gemetar karna ketakutan.
"Ihhh gak jelas deh, orang dari tadi kakak gak ada di rumah juga, kakak abis dari rumah dokter Hadi sama mama!" beritahu Angela sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kakak kamu benar nak. Lagian sejak kapan kakakmu bisa nari? Ikut senam kesehatan saja gerakannya kaku." Emily menambahkan.
"Mama!" Pekik Angela dengan matanya yang membelalak.
"Terus yang tadi nari-nari pake selendang hijau siapa mah?" tanya Jacob.
"Mana mama tahu." Emily hanya bisa mengangkat kedua bahunya saja.
"Kakak kamu habis berobat ke rumah dokter Hadi sama mama. Jadi gak mungkin kakak kamu ada di dua tempat dalam waktu yang sama." ujar Emily panjang lebar.
"Kok kalian tega ninggalin aku sendirian di rumah?" rengek Jacob dengan netranya yang sudah berkaca-kaca.
"Tadi mama udah tanya kamu mau ikut atau tidak? Tapi kamu bilang gak mau ikut? Jadi kita tinggal deh." Balas Emily.
"Kapan tanyanya si mah? orang dari abis magrib tadi aku langsung tidur. Aku kebangun Karna dengar suara berisik saat Kak Angela nari-nari gak jelas, pake musik suara gamelan segala lagi." Jacob menjelaskan dengan tubuhnya yang masih gemetar ketakutan.
"Kayaknya kamu cuma mimpi deh. Makanya jangan tidur sehabis magrib. pamali tahu!" Beritahu Angela dengan nada meledek.
"Huu...sok tahu!" Balas Jacob.
"Sudah! sudah! Ini sudah malam. Jacob ayo kembali ke kamar kamu dan lanjut tidurmu!" Emily melerai perdebatan diantara kedua kakak beradik itu.
"Kamu juga Angela, minum obatnya dan langsung tidur ya!" Perintah Emily dan langsung dibalas dengan anggukan kepala oleh gadis bermata biru itu.
Angela berlalu meninggalkan sang mama yang masih sibuk menenangkan Jacob yang masih saja ketakutan.
"Aku gak mau tidur sendiri mah, aku mau tidur di kamar mama dan papa saja." Rengek Jacob. Jacob yang selalu ceria kini berubah jadi Jacob si penakut.
"Ck, dasar anak manja!" Angela berdecak kesal, melihat tingkah sang adik yang menurutnya berlebihan.
***
"Ahh...memang tempat ternyaman di dunia itu adalah di atas tempat tidur milik sendiri." Ucap Angela sembari merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjang.
Gadis itu mencoba memejamkan matanya karna ia sudah mulai merasa mengantuk akibat epek obat yang baru saja diminumnya.
Drrrd...drrrd...drrrd...
Namun baru sejenak Angela memejamkan mata, terdengar suara ponselnya yang bergetar.
"Siapa lagi yang nelpon malam-malam begini?" gumam Angela sembari meraih ponselnya yang semula ia letakan di atas nakas.
"No siapa ini?" Angela menerima sebuah panggilan dari no yang tak dikenal.
"Hallo...?" Karna merasa penasaran gadis itu menjawab telepon tersebut.
"Hallo Angela, ini aku Kenan."
Deg!
Angela langsung terduduk di atas ranjangnya, rasa kantuk dan lelah yang semula Ia rasakan mendadak hilang entah kemana saat ia mendengar suara pria yang dicintainya itu.
"Kenan?" Seru Angela dengan wajah sumringahnya.
"Iya Kenan, yang tadi ketemu di klinik dokter Hadi, masih inget aku kan?" Tanya Kenan dari ujung telepon.
"Oh iya, inget Kok." Balas Angela. Mana mungkin Angela bisa lupa, karna sejak tadi sosok Kenan selalu hadir dalam angannya.
"Kamu belum tidur?" Tanya kenan lagi.
"Tadinya sih aku udah mau tidur, tapi keburu ada telepon dari kamu." Jawab Angela dengan wajah yang bersemu merah.
"Sorry ya, berarti aku ganggu dong?"
"G-gak kok, gak ganggu sama sekali" Tepis Angela, sejujurnya Angela lebih memilih telponan dengan Kenan sepanjang malam daripada harus tidur.
Ceklek
Mendengar suara pintu dibuka, bergegas gadis itu menyembunyikan ponselnya dibalik bantal.
"Angela kamu belum tidur?" tanya Edward yang sudah berdiri di ambang pintu kamar Angela dan menatap tajam ke arah gadis itu penuh selidik.
Bersambung.